Agus dalam programnya memaparkan anggaran luar biasa besar sebagai janji-janji jika saja nanti terpilih. Janji-janji ini cukup bermasalah mengingat banyaknya jumlah uang yang ia anggarkan dalam program-program yang dia namakan BLS, Neighbourhood Watch dan lain-lain.

Lihat: Janji Bagi-Bagi Uang ke RW Dikritik, Ini Kata Agus Yudhoyono

Anggaran dana dalam tiap program ini tidak diperinci dengan baik, kisaran yang Agus tawarkan mencapai 25 Triliun Rupiah, jumlah yang serius. Niatnya untuk mencari simpati justru mendatangkan kritikan pedas. Agus memang mengatakan ini ‘program’ bukan politik uang, dia mengatakan akan mengawasi dan memberlakukan sistem yang ketat dalam pengadaannya.

Lihat: Agus Bantah Dirinya Lakukan Politik Uang

Ketidakseriusan Agus dalam mengelola program jelas menunjukkan dia tidak serius dan layak dalam PILKADA DKI kali ini, bahkan PLT Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan program AHY tidak masuk akal dan berindikasi ‘bagi-bagi uang’ tanpa perencanaan yang jelas. Argumen Sumarsono adalah mengelola uang sebanyak itu akan mengganggu stabilitas APBD. Dana yang sudah dikucurkan tentu sudah memiliki kanal dan koridornya masing-masing dengan perincian dana yang jelas, kebijakan Agus ini akan menyebabkan ketimpangan dana APBD dan menyulitkan sektor infrastruktur dan anggaran pembangunan karena akan mendapat pemotongan.

Lihat: Agus Yudhoyono Jawab Plt Gubernur Dki soal Program 1 Miliar

Nada serupa disampaikan politisi Ruhut Sitompul, dia mengatakan bahwa program Agus tak masuk akal dan mengada-ada. Alasannya, putusan program Agus itu terkesan mengabaikan fungsi legislatif DPRD untuk mengaudit dan merevisi anggaran dana program yang diajukan oleh Pemprov.

Lihat: Kritik Pedas Ruhut Terhadap Program Agus

Ketidaklayakan dan ketidaksiapan Agus maju sebagai Cagub sungguh ironis, di saat Sumarsono yang tidak “niat” jadi Gubernur malah lebih paham situasi dan kondisi sebagai Gubernur ketimbang Agus yang ‘kebelet’ jadi Gubernur.