Di tengah tergelincirnya Ahok yang masih disibukan dengan masalah dugaan penistaan agama, kedua pasangan kandidat lain terus berkampanye dalam upaya menarik simpati publik. Sebagai salah satu klub terbesar di Indonesia, Persija yang merupakan tim sepakbola Ibukota dengan basis suporter yang jumlahnya hingga puluhan ribu.

The Jakmania, sebutan suporter Persija, memiliki ribuan massa yang tersebar di seluruh pelosok Jakarta dan berpotensi menghasilkan banyak suara pada Pilkada DKI 2017. Hal ini menjadikan Persija adalah target bagi para kandidat peserta Pilkada 2017 untuk menarik hati para pemilih dari kalangan fans maupun pecinta olahraga.

Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjanjikan pembangunan stadion baru bertaraf internasional untuk Persija. Hal tersebut diungkapkan oleh kata calon Wagub DKI Jakarta nomor urut tiga, Sandiaga Uno, ketika bertemu dengan Jakmania. Pada acara launching rencana kerja di lapangan Prestasi Futsal Penggilingan, Jakarta Timur, Sandiaga Uno menyatakan keprihatinannya terhadap Persija yang kini tidak lagi memiliki markas. Dia kemudian berjanji untuk membangun stadion sekelas Old Trafforddi Manchaster dan menjadikannya stadion paling modern di Asia Tenggara.

Sementara itu pada pihak Agus-Sylvi berjanji akan meningkatkan kualitas dan prestasi olahraga di Jakarta apabila terpilih sebagai gubernur. Agus juga menyayangkan taring olahraga DKI Jakarta yang mulai tumpul di kancah nasional. “Karena seperti kita tahu prestasi olahraga Jakarta sudah jauh turun, kita punya anggaran besar tapi tidak punya stadion (khusus untuk Persija). Di PON juga prestasi kita tidak begitu baik,” imbuhnya. Untuk itu Agus-Sylvi memiliki program khususuntuk meningkatkan prestasi Persija yaitu dengan beasiswa kepada pemain berbakat serta pendidikan bagi para pelatih.

Jika dilihat kedua calon ini memiliki visi yang tidak jauh berbeda yaitu untuk memajukan klub sepakbola Ibukota, Persija. Seperti diketahui, bahwa Persija Jakarta memang tidak memilki stadion sendiri lagi setelah terakhir bermarkas di Stadion Lebak Bulus. Pembangunan stadion bertaraf internasional yang akan dilakukan, apalagi sekelas stadion Old Trafford, tentu akan menghabiskan biaya yang sangat besar. Hal ini tentu bukan pilihan terbaik pada kondisi persepakbolaan Indonesia yang sedang berbenah setelah carut marutnya organisasi PSSI. Liga utama juga baru kembali bergulir setelah sempat ditiadakan beberapa musim akibat konflik PSSI dan Menpora.

Pembangunan stadion menjadi hal yang kurang realistis jika dilihat dari masa jabatan Gubernur yang hanya selama 5 tahun. Pembangunan stadion akan riskan tersendat dan menjadi proyek mangkrak. Belum lagi dengan anggaran sebesar itu tidak menutup kemungkinan menjadi ladang untuk korupsi. Ditambah sedikitnya lahan yang tersisa di Jakarta, mau dibangun dimana stadion tersebut nantinya? Menggusur taman kota? Program stadion baru ini juga tidak akan berdampak langsung pada upaya memajukan prestasi Persija.

Lain halnya bila program yang dilakukan adalah beasiswa dan pembinaan pemain berbakat usia muda. Hal tersebut merupakan program berkelanjutan dan berdampak langsung pada regenerasi tim. Pemain Persija nantinya akan merupakan bakat-bakat asli penduduk Jakarta yang telah dibina melalui program beasiswa tersebut. Pendidikan bagi pelatih juga baik untuk menghasilkan kualitas pelatih yang bersertifikasi sehingga dapat memajukan tim menuju level yang lebih tinggi.

Bila dibandingkan program dari kedua kandidat diatas, dengan anggaran yang sangat besar untuk membangun stadion, akan lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk pembinaan pemain muda dan mensejahterakan atlet sepakbola Jakarta.