(Koridor XXX_1jam arah Tebet)

“Selamat malam, saya diutus menjemput bapak !”. Suara tegap dan armylook sudah seperti dugaan saya, ini terlalu formil dalam situasi darurat. Tapi negara ini memang harus teratur dan tak bisa saya harap seperti gaya yang saya suka dan mau.

“ Perintah ?!”
Saya mengawasi seksama sandi didepan saya, ujung matanya nampak mengikuti serombongan penumpang yang melintas disebelah kami. Ada keraguan nampaknya, artinya pemula.

Saya tersenyum dan menepuk pundak kokohnya, saya rasa saya bisa menyukainya untuk menjadi pemandu beberapa waktu kedepan. Saya berbalik dan meninggalkannya. Suara langkah sepatu begitu kaku terdengar dilantai koridor, saya rasa ini langkah saya pula ketika muda dulu. Gagah dan khas, hehe.

Saya jadi ingin menguji sejauh mana kemampuannya. Dipintu keluar saya sengaja meninggalkan keramaian deru kendaraan dan jeritan klaksonnya menuju taman kecil disudut bangunan.

Saya melambatkan langkah dan menjulurkan tangan meminta. Tergopoh prajurit sandi itu menjajari langkah saya dan saya tak salah, dia mulai belajar benar menunaikan tugas yang diembannya. Sebuah kamera dan handphone disodorkannya.

Saya membuka kamera digital dan search data. Beberapa foto prajurit dan salah satu saya kenali sebagai penjemput saya ini. Saya temukan foto foto dan nama sandera berikut koordinat yang harus saya tuju. Jam bandul saya berdetik lebih jelas ketika saya putar jarum pengatur dan menandai beberapa koordinat yang tercatat.......

----------------------------------------