Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

victim.of.jeepAvatar border
TS
victim.of.jeep
Mesir Disebut Minta Pinjaman 500 Juta Dollar AS dari Indonesia, Pertanda Apa?
Mesir Disebut Minta Pinjaman 500 Juta Dollar AS dari Indonesia, Pertanda Apa?

KAIRO, KOMPAS.com - Dalam upaya mengatasi defisit anggaran, Pemerintah Mesir dikabarkan mendekati Indonesia, agar bisa mendapat pinjaman dana sebesar 500 juta dollar AS, pada akhir tahun 2017 mendatang.

Informasi ini diungkapkan sumber di Kementerian Keuangan Mesir, yang enggan diungkapkan identitasnya, seperti dilansir laman Daily News Egypt, Minggu (13/11/2016).

Di sisi lain, di Indonesia pun belum ada pihak yang bisa dimintai konfirmasi terkait kabar ini.

Mantan Dekan Ilmu Ekonomi dan Politik di Universitas Kairo, Mesir, Alia El-Mahdy menilai, kabar tersebut menunjukkan, Mesir mulai mengalihkan harapan soal bantuan keuangan dari negara-negara teluk.

Sebelum ini, Mesir telah menerima utang milyaran dollar AS dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Bahrain, sejak 3 Juli 2013.

Menurut Alia, indikasi ini pun sekaligus bisa menunjukkan bahwa negara-negara teluk tak lagi menyokong sisi finansial Mesir.

Tentu, sambung perempuan itu, setiap uang memiliki konsekuensi berupa pembayaran kembali, tingkat bunga, atau pun klausul tertentu yang harus ditaati. Dia pun meyakini Mesir mengetahui hal tersebut.

Alia menyebut, hingga saat ini Arab Saudi adalah negara di kawasan teluk yang memiliki kekuatan finansial paling besar.

Menurut dia, terlepas dari ketegangan antara Riyadh dan Kairo, negara-negara lain di teluk memang bersimpati kepada Kerajaan Arab Saudi. Imbasnya, mereka pun berhenti memberi berbagai bentuk dukungan ke Mesir.

Di lain pihak, hubungan dengan Kuwait pun masih menghangat. Dukungan Mesir untuk menyokong resolusi Rusia di Dewan Keamanan PBB memicu perang dingin Arab Saudi dan Mesir.

Beberapa hari setelah rampungnya voting di DK PBB, perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco membekukan pasokan minyak ke Mesir.

Sebagai dampaiknya, Menteri Pertambangan Mesir Tarek El Molla mengunjungi Iran pada 6 November lalu.

Molla mencoba menawarkan kesekapatan baru tentang minyak dengan Iran, setelah pembatalan perjanjian dengan Arab Saudi yang terjadi bulan lalu tersebut. 

Terkait pemungutan suara di DK PBB, Utusan Khusus Arab Saudi untuk PBB menyebut keputusan Mesir sangat menyakitkan.

Negosiator Arab Saudi yang berkedudukan di Washington, Salman Al-Ansari juga mengecam keputusan Mesir itu.

Nah, terkait pengajuan pinjaman dari Indonesia, Alia mengatakan, Mesir sudah masuk dalam kondisi kritis dengan membengkaknya utang luar negeri.

Ia menggambarkan tingkat Mesir utang Mesir sebagai gelombang besar, yang kemungkinan tak dapat dilunasi. 

Nilainya telah mencapai lebih dari 55 milyar dollar AS, dan menjadi beban yang sangat berat bagi Mesir. 

Alia pun meyakini negara-negara teluk memiliki simpanan di the Central Bank of Egypt (CBE). namun, tentu kini tak ada jaminan berapa lama negara-negara teluk itu akan membiarkan dana mereka berada di bawah otoritas Mesir, dalam kondisi seperti saat ini.

Dia memandang, Pemerintah Nesir harus melihat bahwa mereka tidak memiliki sumber untuk mata uang asing dan harus berhenti pinjaman.

CBE harus membayar pinjaman sebesar tiga miliar dollar AS yang merupakan warisan pemerintahan Presiden Mohamed Morsi.

Alia menegaskan, kecuali tingkat PDB menunjukkan tingkat pertumbuhan ekstrim hingga 5-6 persen, maka sangat sulit bagi Mesir untuk membayar semua utangnya. 

http://internasional.kompas.com/read....pertanda.apa.
0
13.9K
139
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.