Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Trump menang, Putin senang?

Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Saya tak mengenal Putin," ujar Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada debat terakhir calon Presiden AS bulan lalu. "Dia omong baik tentang saya. Kalau kami bisa beriringan, itu bakal bagus".

Pemilik nama yang disinggung oleh sang taipan properti bukan sosok biasa. Terlebih, Vladimir Putin menjadi bagian dari gelombang pertama pemimpin yang menyampaikan ucapan selamat atas sukses Trump dalam Pemilu Presiden yang berlangsung pada Selasa (8/11) waktu setempat.

Lewat layanan telegram--ya, kabar kawat, cara berkirim pesan yang sudah lama ditinggalkan--Presiden Rusia itu menyelamati Trump sekaligus berharap kedua pihak "dapat mewujudkan dialog yang membangun" beralaskan prinsip-prinsip "kesamaan dan saling menghormati".

Bukan Putin belaka yang bersuka atas kemenangan Trump. Partai-partai besar Rusia pun bereaksi seragam. Salah satunya, Partai Rusia Bersatu.

Sergey Zheleznyak, anggota partai dimaksud, dikutip Newsweek:

"Meski pelbagai intrik dan provokasi dari pemerintah AS mewarnai pencalonan Trump, rakyat (Amerika) mendukung niat (Trump) untuk menjangkau berbagai masalah serius yang telah bertumpuk di (AS), serta...bekerja sama dengan Rusia dan (negara-negara lain) di dunia. Saya harap,...(terpilihnya Trump) sebagai Presiden AS...akan memungkinkan hadirnya cukup kehendak politik serta kearifan demi solusi beradab atas sejumlah masalah".

Seorang deputi partai yang sama, Vyacheslav Nikonov, dilansir BBC, mengatakan bahwa para pemilih di AS "melawan kemapanan dan sikap tradisional Washington, pun segala kebohongan yang disebarkan semua stasiun televisi".

Menurutnya, Pemilihan Umum Presiden AS tahun ini adalah "sebentuk protes menentang cara lama dan melawan Gedung Putih".

Pemerintah AS menuding Rusia telah ikut campur dalam memanipulasi tanggukan suara dengan melancarkan serangan siber. Serangan itu dipandang melemahkan kampanye Hillary Clinton, calon Presiden AS dari Partai Demokrat.

Bahkan, bulan lalu Hillary sempat mendengus bahwa Trump hanya akan menjadi "boneka" Putin jika pemilik sejumlah kontes kecantikan itu melenggang ke Gedung Putih.

Dalam kolom opininya di The Washington Post, Michael McFaul menulis bahwa Putin memiliki sejumlah motif nan masuk akal untuk mengharapkan kemenangan Trump.

Menurutnya, Trump punya banyak usulan kebijakan yang disokong Putin. Salah satunya, berupaya mengakui bahwa Crimea adalah bagian dari Rusia.

Presiden Barack Obama dan nyaris seluruh anggota Kongres--baik dari kubu Republik maupun Demokrat--mengingkari gagasan demikian. Negara-negara yang mengakui aneksasi Rusia atas Crimea hanya Afghanistan, Kuba, Nikaragua, Korea Utara, Suriah, dan Venezuela.

Ini berbeda dari Hillary.

Perempuan yang telah berpuluh-puluh tahun makan asam garam dalam jagat politik AS itu takkan mau mengakui Crimea bagian dari Rusia.

Lebih lanjut, McFaul beranggapan bahwa Trump melecehkan persekutuan AS dengan banyak pihak, menuntut Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membayar upaya perlindungan dari AS, dan menodai persyarikatan dengan Asia.

Selama masa kampanye, Trump berkali-kali meragukan aliansi keamanan Barat yang telah lama ditentang Rusia karena memojokkan Kremlin--masalah-masalah seperti aneksasi Crimea dan perang sipil di Suriah.

Ia telah menyerukan persekutuan dengan Rusia demi memerangi ISIS. Ia pun menyiratkan untuk memberi keringanan sangsi atas Rusia menyusul krisis Crimea.

Pasar domestik pun menanggapi positif kemenangan Trump. Mata uang rubel dan pasar modal menghijau seiring proyeksi investor akan potensi maslahat ekonomi pengurangan sangsi.

Meski Putin menyebut bahwa hasil Pemilu AS takkan menyelesaikan "semua isu kontroversial antara Moskow dan Washington", tapi ia percaya bahwa pernyataan awal Trump "memberinya harapan bahwa langkah perbaikan hubungan" antara kedua negara "masih mungkin".

Hal yang tak Putin dapatkan dari pemerintahan sebelumnya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...g-putin-senang

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Pengakuan penjarah toko di Penjaringan

- Kenapa Ahok enggan mundur dari pencalonannya?

- Kenapa gelar perkara terbuka kasus Ahok dipersoalkan?

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
12.3K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread733Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.