Warga Sukabumi digegerkan dengan beredarnya video mesum yang beredar di media sosial beberapa hari terakhir. Diduga pemeran dalam video itu dilakukan oleh pelajar salah satu SMP di Kota Sukabumi.
Video berdurasi 56 detik itu memperlihatkan saat warga berhasil mengamankan kedua remaja tersebut dan menginterogasinya dalam kondisi tanpa busana. Sesekali, tampak si pemeran perempuan yang tengah duduk menangis.
Sedangkan laki-lakinya tampak duduk sesekali menjawab pertanyaan warga. Penelusuran Radar Sukabumi (Jawa Pos Group), video yang beredar di media sosial itu ada dua bagian adegan. Namun yang diposting hanya satu bagian adegan.
“Asyiknya main di kuburan gak pakai bayar, gak pakai tiket,” ucap salah seorang warga yang saat itu sedang menginterogasi kedua remaja tersebut.
Terkait beredarnya video tersebut, Ketua PGRI Kota Sukabumi Dudung Koswara menyayangkan aksi tersebut terjadi di kalangan pelajar. Hanya, ia tidak bisa menyalahkan siapa pun, baik orang tua maupun sekolah.
“Namun hal ini harus jadi pekerjaan rumah kita bersama, terutama orang tua, sekolah dan guru,” paparnya saat hubungi Radar Sukabumi, Rabu (9/11).
Warga Sukabumi digegerkan dengan beredarnya video mesum yang beredar di media sosial beberapa hari terakhir. Diduga pemeran dalam video itu dilakukan oleh pelajar salah satu SMP di Kota Sukabumi.
Video berdurasi 56 detik itu memperlihatkan saat warga berhasil mengamankan kedua remaja tersebut dan menginterogasinya dalam kondisi tanpa busana. Sesekali, tampak si pemeran perempuan yang tengah duduk menangis.
Sedangkan laki-lakinya tampak duduk sesekali menjawab pertanyaan warga. Penelusuran Radar Sukabumi (Jawa Pos Group), video yang beredar di media sosial itu ada dua bagian adegan. Namun yang diposting hanya satu bagian adegan.
“Asyiknya main di kuburan gak pakai bayar, gak pakai tiket,” ucap salah seorang warga yang saat itu sedang menginterogasi kedua remaja tersebut.
Terkait beredarnya video tersebut, Ketua PGRI Kota Sukabumi Dudung Koswara menyayangkan aksi tersebut terjadi di kalangan pelajar. Hanya, ia tidak bisa menyalahkan siapa pun, baik orang tua maupun sekolah.
“Namun hal ini harus jadi pekerjaan rumah kita bersama, terutama orang tua, sekolah dan guru,” paparnya saat hubungi Radar Sukabumi, Rabu (9/11).
SUMBER