Bagian Pertama

"Kisah ini secara turun temurun disampaikan untuk anak kecil yang suka bermain saat hari menjelang malam atau matahari telah tenggelam sepenuhnya."

Dan beginilah ceritanya. Pada saat itu, ada sekumpulan anak kecil yang sedang bermain petak umpet di tengah hutan yang mereka sering bermain disana. Namun waktu itu, hari ingin berganti malam, yang bertanda matahari akan menghilang atau tenggelam menuju malam.
Namun di tengah hutan sana ada sekelompok anak, yaitu 3 anak perempuan dan 5 anak laki-laki, yang sedang asik bermain hingga mereka lupa untuk pulang kerumah mereka masing-masing. Saat itu kita mengetahui ada seorang anak perempuan yang akan menghilang diculik oleh sang penunggu hutan tersebut, yang bernama Dowo. Anak perempuan tersebut bernama Ratih yang berumur 10 tahun. Saat itu ratih lah yang menjadi penjaga dalam permainan petak umpet.

Karena keasikan, ratih berlari kesana dan kemari melewati setiap ranting yang mengahalangi pandangannya. Ratih tidak tahu bahwa ia semakin jauh dari keberadaan teman-temannya. Namun ratih percaya mereka ada disekitarnya.
Dirasa lelah, ratih pun beristirahat dan melihat sekeliling pandangannya jika ada pergerakan yang mencurigakan. Tak menunggu lama, dalam gelapnya hutan, saat itu ratih melihat ranting yang bergerak, lalu dengan segera ia pun pergi kesana. Namun saat dilihat, ratih tidak menemukan siapa pun. Hingga hari semakin malam dan hutan semakin gelap, saat itu ratih kelelahan dan secara tak langsung ia berpikir bahwa ia telah berpisah jauh dengan teman-temannya. Saat itu ratih merasa ketakutan, namun ratih tak ingin menyerah, ia segera kembali ketempat asal ia bermain bersama teman-temannya.

Semakin ia berlari, semakin ia merasa bahwa ia telah tersesat karena gelapnya malam dan hutan saat itu. Semakin ia melihat sekelilingnya, semakin ia tak bisa melihat apa-apa bahkan sinar cahaya bulan diatas langit pun ia tak bisa melihatnya, saat itu tanpa disadari ratih telah diculik oleh sang penunggu hutan. Ratih diculik kedalam sarang dowo sang penunggu hutan.
Dalam ruang yang gelap, dan tak ada apapun disekitarnya, ratih menangis dan berkata meminta tolong. Namun tak ada yang mengetahui bahwa ratih sudah berada di dalam sarang dowo sang penunggu hutan.

Dalam gelap nya ruang tersebut, tak lama ratih melihat setitik cahaya dikejauhan yang mulai membesar, disana ratih juga melihat sesosok bayangan hitam besar di balik cahaya yang menuju ke arahnya. Semakin diperhatikan, bayangan tersebut semakin mendekat dan membesar, hingga ratih melihat jelas sesosok makhluk yang di sebut dowo sang penunggu hutan. Pada fisiknya, dowo terlihat memiliki bulu hitam yang amat lebat dengan pergelangan tangan yang memanjang hingga ke tanah. Dari wajahnya, dowo terlihat sangat bersahabat, ia memiliki mulut yang sangat lebar, dan ia terlihat selalu tertawa lebar dengan mata yang besar. Sebesar bola baseball.
Tak disangka dowo memberi ratih makanan. Saat ratih melihat isi makanan tersebut, ternyata isi makanan tersebut adalah sekumpulan cacing dan serangga yang dilihatnya amat menjijikan. Ratih pun muntah dan menjauh dari dowo. Namun dowo tak memaksa ratih, sehingga tak lama dowo meninggalkan ratih, lalu ruangan kembali gelap.

Ratih terus menerus menangis sampai berjam-jam lamanya. hingga dowo sering kembali yang tak terasa sudah belasan kali dowo menemui ratih. Hingga setelah lama didalam sarang yang gelap, ratih berkata kepada dowo saat dowo ada dihadapannya bahwa ia ingin pulang dan kembalikan ia ketempat asalnya. Saat itu Dowo mengerti perkataan ratih, namun dowo tak bisa berbicara seperti apa yang dikatakan ratih. Dan dowo pun mengangkat ratih kepundaknya, dan saat duduk dipundaknya ratih tertutupi bulu dowo yang sangat amat lebat.
Sedikit senang ratih saat itu bahwa ia akan keluar dari ruangan yang gelap tersebut. Setelah melewati cahaya pada ruangan yang gelap, akhirnya ratih melihat dunia luar. Namun, tak disangka bahwa diluar sana adalah dunia dowo berasal. Disana terdapat makhluk yang mirip dowo, namun mereka lebih kecil daripada dowo. Mungkin, dowo adalah pemimpin mereka.

Ratih melihat ke sekelilingnya yang dimana makhluk seperti dowo ada berjumlah sangat banyak yang bergelantung disetiap dahan pohon dan berteriak seperti para kera. Ratih tidak tahu akan dibawa kemana dia. Tak lama tiba-tiba dowo berlari amat kencangnya secepat angin yang mengerakan setiap ranting dan daun hingga bertebaran. Saat itu ratih merasa takjub dengan dowo, ia melihat sekelilingnya, ternyata ia berada di sebuah bukit dan saat itu dowo akan menuju ke sebuah bangunan tua entah ada apa disana.
Sesampainya disana, ratih diturunkan dowo dan ia melihat pada pintu bangunan tersebut ada seorang kakek tua yang memiliki pakaian serba putih bahkan kulit dan rambutnya pun putih kecuali matannya yang semuanya berwarna hitam. Kakek itu menyambut ratih dengan bahasa yang dimengerti oleh ratih.

Kakek itu berkata bahwa ratih harus bersabar untuk kembali ke dunianya, dan juga dia harus melakukan beberapa persyaratan agar ia bisa pergi dari dunia ini secepatnya. Jika tidak bisa, akan dipastikan tubuhnya akan hancur hingga rohnya tertahan di alam dimana ia saat ini berada. Saat itu ratih sangat ketakutan, namun kakek tersebut menyuruh ratih untuk tenang. Karena ia dapat memulangkannya jika menuruti perintahnya. Tak lama kakek tersebut pun menyuruh ratih dan dowo untuk masuk kerumah si kakek tersebut. Ratih pun menurutinya. Saat masuk ke dalam bangun si kakek tersebut, ratih merasa tertegun bahwa yang ia lihat adalah disana banyak makhluk yang berukuran kecil sedang membersihkan seluruh ruangan si kakek tersebut.

Hingga saat itu, rasa penasaran ratih membuatnya ingin mengelilingi setiap ruangan rumah kakek tersebut. Pada ukuran bangunan, sangat berbeda dengan ukuran ruangan didalamnya. Didalam ruangan ini terlihat sangat luas seperti ruang istana. Puas dan lelah menjadi satu saat ratih berkeliling rumah kakek tersebut, tak lama sang kakek dan dowo menemui ratih dan menyuruhnya untuk makan bersama.
Mendengar kata makan, ia teringat akan makanan yang sebelumnya diberikan dowo. Seketika itu ia merasa ingin muntah, namun saat di meja makan ia terkejut setelah melihat makanan yang dihidangkan oleh para makhluk kecil tersebut, adalah makan terlezat yang dilihatnya. Ratih tampak senang dan bergairah bahwa makanan yang dihadapannya adalah makanan istimewa yang terbuat dari bahan yang mahal, seperti daging sapi maupun tumbuhan yang dirasanya sangat lezat. Ratih sangat senang. Dengan penuh gairah ia pun menghabiskan makanan tersebut tanpa rasa malu, memang sebelumnya sudah beberapa jam lamanya, ratih belum makan sejak kejadian semalam.
Si kakek tersenyum melihat ratih. Dan ia pun berkata bahwa setelah ini, kakek tersebut akan menjelaskan persyaratan untuk kembali ke dunianya. Sontak ratih terlihat semakin senang dan penasaran akan persyaratan tersebut.

Lalu setelah waktu makan selesai, kakek tersebut menjelaskan persyaratannya. Kakek tersebut mengakatakan bahwa ada 3 persyaratan, yaitu:

PertamaRatih harus menemukan daun semadi yang berada di puncak gunung. Gunung tersebut terlihat didepan bangunan kakek tersebut yang dijaga oleh makhluk naga legenda yang bernama tedu semadi.

Kedua Ratih harus menemui empu ni’tantu yang diketahui bahwa ia sahabat dari kakek tersebut.

Ketiga Ratih harus menikahi penguasa di wilayah tersebut yang bernama Sengsana Rejo. Konon Sengsana Rejo memiliki kuasa untuk mengembalikan siapapun manusia yang terjebak di alamnya.

Namun kakek tersebut berkata bahwa ratih bisa mengacak setiap pilihannya. Namun kemungkinan jika ia memilih untuk menikahi sang penguasa, mungkin ia akan cepat pulang ke dunianya. Namun apapun itu, menurut ratih hal tersebut adalah pilihan terburuk baginya. Mengingat umurnya yang masih muda.