Seperti dirimu seperti kisahmu seperti masa lalu,
Datang membawa begitu banyak kebahagiaan disekitarnya lalu pergi meninggalkan luka menganga,
Seperti dirimu seperti kisahmu seperti masa lalu,
Tersenyum malu menerima cintaku lalu ucapkan maaf harus meninggalkanku,
Seperti dirimu seperti kisahmu seperti masa lalu,
6 tahun yang akan kukenang untuk 1000 tahun kedepan,
Seperti dirimu seperti kisahmu seperti masa lalu,
Berikan senyuman untuk kupikirkan sampai ajal memintaku pulang,
Seperti dirimu seperti kisahmu seperti masa lalu,
Seperti aku seperti kisahku seperti rasa rindu,
Seperti kita seperti kisah kita seperti mengingat senja saat malam gelap tiba

~senja untuk semesta hati~




Aku tak bernyawa ditanah ini,
Jiwa sudah lebih dulu kugadaikan untuk memberi makan hawa nafsu dan keinginan,
Sebelumnya Kepalaku putus ditebas gengsi setelah Otakku berceceran terbentur iri dengki.
Kini kulihat awan berarak menertawakan, sambil bergunjing saling berbisik berkata kasihan, yang ku tahu itu bukan karena iba hanya bersukur mereka tak bernasib sama sepertiku.
aku marah tapi menyadari, dan berakhir sumpah serapah pada diri sendiri

~senja untuk semesta hati~



Sebelumnya kau hanya terduduk dan tengadahkan wajah.
Apa yang kau lakukan, apakah sedang berbicara dengan Tuhan?
Lalu di antara terik siang ini kau mulai berdiri.
Apa yg kau lakukan, apakah kau akan pulang?
Kemudian kau seka keringat nampak lelah.
Kau ini siapa, dari mana, sedang apa?
Tapi lihat, kau mendekat lalu tersenyum, dan sayangnya terus berlalu.
Baju lusuhmu seperti gambaran akan sesuatu, tapi apa itu aku tak pernah tahu.
Bagaimana syair ini bisa menjelaskan sedangkan tak satupun kau dan aku pertanyakan

~senja untuk semesta hati~



Gitar tak bernada, tetap indah bila dalam pangkuanmu, lahar panas dengan keraknya, tetap ingin ku kunjungi bila engkaulah tujuannya, pusat badai yang bergemuruh akan ku lalui bila engkaulah setelahnya.
betapa tak pedulinya aku dengan sekitar bila senyumu sudah terpancar

~senja untuk semesta hati~


Hi senja di barat, senang rasanya mengetahui kau baik-baik saja.
Semoga kau tetap hangat dan masih menenangkan setiap pandangan, semoga berkah Illahi selalu menyelimuti.
Sewaktu-waktu berkunjunglah ke lubuk hati ini, pasti ku sambut dengan sejuta senyuman.
kan ku buatkan lagu tentang bagaimana aku mengangumi mu, pasti ku ceritakan tentang malam dan pagi, tempatku menunggumu

~senja untuk semesta hati~



Remember when we were together, everything so perfect in my mind, i just really need you forever, tomorrow i hope better than now.
Tonight is the longest night alone, my friends is full of our memory, i have the same feeling every night, wait beside you to walk together.
But it's hard to believe, yes it's hard to believe, this time is not right again.
everything will be change it's not like when you were here, should i shoot my head and gone.
Tonight running away to hide, tonight i hope got some dream, tomorrow perhaps to say, this time i need you so

~senja untuk semesta hati~
[url]https://S E N S O Rym-malik/when-nights-come-vocal-kiki[/url]


Pagi bersama sepucuk harapan, sejuknya membawa seuntai senyum.
terdiam dan masih melamun.
belum rasanya harus ku rayakan, sebelum senja benar-benar datang bawa pergi haru muram

~senja untuk semesta hati~


Selamat malam bungaku, apa kabarmu,Bagaimana harimu tanpaku disisimu?
Tahukah kau setiap lukisan bunga indah yang kulihat, mengingatkanku pada tawa manismu.
Bungaku apakah kau rindu cerita hari-hariku, yang biasanya menjadi pengantar tidurmu.
Apakah kau rindu nyanyian pagiku yang dulu selalu bangunkanmu dari mimpi indahmu.
Masih ingatkah kau bagaimana hangatnya kecupanku dikeningmu, tahukah kau, setiap senja tiba aku masih bisa mendengar langkah kakimu yang dulu selalu menyambutku.
Ku harap hatimu tetap terjaga untuk ku karena hatikupun tetap milikmu, kuharap harimu masih penuh dengan cerita-cerita kita, karena akupun selalu merasa cerita kita begitu sempurna

~senja untuk semesta hati~
[url]https://S E N S O Rym-malik/surat-untuk-bunga-vocal-kiki[/url]


tidak perlu kita resahkan.
saat ini Kita masih mewarnai senja yang sama, hanya dengan warna yang berbeda dan kita masih saling berbagi cerita maupun impian,
dengan doa saat malam

~senja untuk semesta hati~


Aku adalah nelayan di perahu yang pulang tanpa ikan,yang sakitnya terasa menggelitik saat teringat yang kulontarkan berjuta sarkastik, sehingga saat kepedihan dan rasa malu mengajaku bernyanyi bersama lagu yang terik, kusambut dengan alunan nada yang pasrah dan tak berkutik.
karena kepedihan mempunyai lautan untuk perahu tanpa tujuan, dan perahuku mencari lautan untuk nelayan yang kehilangan harapan

~senja untuk semesta hati~


Dengan berjubahkan kasih sayang, cinta turun dari singgasana mulianya untuk bersujud menghadap kita yang tengah menjamah nafsu dan menuangkan anggur hitam, dan kita rampas kesuciannya dengan menuduh segala keserakahan kita, tercipta atas namanya

~senja untuk semesta hati~


Seperti pilar hasrat dari aphrodite dan hangat selimut bulu lembu dari hera, seperti itulah belenggu pemikat milikmu di sudut terdalam setiap jiwa yang mendekatinya.
Selantang ares meneriaki tentara yunani, sekuat poseidon membuat gelombang, dan sesombong hades mengikat arwah para pendosa.
seperti itulah pemikatmu, saat menjawab pertanyaan jiwa-jiwa yang dahaga meminta anggur liur desah mulutmu, dan aroma keringat memabukan yang menjanjikan kenikmatan hasrat setiap kepuasan

~senja untuk semesta hati~


Jauh tak teraba, lengan di ujung musim dingin yang tua, coba gapai kenangan di musim semi.
Sungguh, singgasanaku dan tempat tidurmu, terpisahkan palung seluas hati seluruh Nabi.
Kehangatan tubuhmu adalah sehelai daun musim gugur yang tertiup angin dan tak terdengar lagi.
Bagiku inilah waktu memurnikan hati dengan nyala kesepian dan kemuliaan cahaya suluh cinta suci

~senja untuk semesta hati~


Pernahkah mendengar takdir tuhan? aku tidak percaya itu.
Lihatlah kepedihan yang terjadi karena bodoh memutuskan, aku tidak peduli.
Atau api yang selalu padam oleh air? Aku tetap memilih meniupnya meskipun berkobar lah akibatnya.
Bagaimana dengan senja yang kukagumi,namun selalu disambut malam setelahnya? akan ku cari cara menghentikan siklusnya.
kalian tau siapa aku? Aku adalah seseorang yang tengah terjebak hasrat cinta dan tak mampu meninggalkannya

~senja untuk semesta hati~


Senja yang agung, temani kami para pengagummu lebih lama.
sungguh, indahmu telah membutakan kami bahkan pada siapa yang melukiskannya, maaf kami mengagungkanmu, maaf kami acuhkan panggilan penciptamu untuk menikmatimu, dan mendapat sensasi erotis orgasme seorang putri raja yang di cumbu pejantannya.
senja yang agung, izinkan kami bercinta lebih lama dengan indigo milikmu di antara pilar-pilar pantheon dengan berkah dewi hera

~senja untuk semesta hati~


Sebagai Sebatang pohon yang disirami mata air murni dan dipupuk melodi cakrawala suci, dialah sosok sang dewi hadiah dari Illahi.
bukan, bukan karena kecantikannya, bukan indah lekuk tubuhnya tapi hati merdu diselimuti cinta lah sebabnya.
Tidak, dia tidak minta kita selalu ada, yang diharapkan sang dewi adalah kita menjadi seindah senja,sekuat bima dan sebijak alam semesta.
Maka bersabda lah Tuhan dan seluruh alamnya "wahai anak Adam, panggilah dia Ibu sesungguhnya bahagia dan surga, ada dibawah telapak kaki dan restunya"

~senja untuk semesta hati~


Jangan lari, hadapi.!
Jangan sembunyi, temuilah.!
Jangan terisak, teriak saja.!
Keputusan bukan mainan yang setelah diambil lalu bisa di acuhkan, pertanggung jawabkan.!

~senja untuk semesta hati~


Masih tidak bisa terlelap, bahkan setelah hujan membasuh luka di lubuk hati.
Masih teringat riang, seakan baru senja tadi kau peluk aku dengan kasih sayang.
kini tenggelam, menyisakan kenangan yang membunuhku perlahan

~senja untuk semesta hati~


Antapani, ahmad yani disitu kami dilahirkan, taman bunga tempat kami dipertemukan, kawah putih menjadi saksi awal mula perjalanan panjang, dan cartil tempat pertanyaan centil di jawab indah bibir manis mungil.
tapi disini, ku tulis kembali kenangan, kenangan yang indah dimana bahkan sakit mengingatnya tapi tidak akan kubuang.
Kan ku ukir di awan agar selama hujan masih mendapat izin Tuhan, maka saat itu ku ungkit kembali semua prasasti hati

~senja untuk semesta hati~


Sudah ku coba berteriak namun tetap tidak merasa lantang, lalu ku coba menangis masih belum bisa menjadi gambaran perasaan.
sampai akhirnya ku lihat pena di ujung meja dan semuanya terbuka, semua terungkap, dengan menuliskan semuanya, jelas sudah ku ekspresikan setiap paragraf dalam jiwa

~senja untuk semesta hati~


Kau tahu begitu dalam, kau tahu begitu luas, kau tahu begitu berwarna.
Seperti apa yang ada di ujung pandang dan di celah bumi, risauku bukan betapa semua yang ku cipta hanya menguap tak tersisa.
Kau tak perlu menangis bila melihat haru di mataku, cukup tahu ketakutanku bahagia tidak bersamamu.
Kau tak perlu lamunkan lubuk hatiku, cukup tahu semua isinya dalam genggamanmu

~senja untuk semesta hati~



Hati ini sudah larut dalam reaksi tak terjelaskan, sudah menghilang di antara keheningan, keheningan yang tanpa campur tangan kedamaian.
Mata ini berhenti melihat, melihat apa yang harusnya ku lakukan.
Pikiran juga nampak pergi, pergi meninggalkan ujung bayang dari harapan.
Entah sudah berapa lama aku menghakimi diri sendiri, menyimpulkan bahwa ini semua harus ku hadapi seorang diri.
Entah kapan harus kuakhiri, sedangkan rasa malu mengejarku tanpa jeda.
Entah apa hukuman yang harus ku temui, sedangkan berpikir mati aku tidak berani

~senja untuk semesta hati~



Dan kau menghilang ditengah ratapan, ditelan tatapan kau terdiam.
Seakan mengerti arti kepedihan, dan kau pun nikmati jalan kebencian.
Rasakan semua arti kebencian, dan pergilah dengannya disana lalui semua dan bebaskan jiwa
Rasakan semua kebencian, menghilang.
Pergilah dengan kebusukan, hancurkan.
Kami tak akan lupa kebusukanmu, kami tak akan lupa keserakahanmu, Kau lupa diri, dan kau mengembil semua milik kami.
Kami disini akan terus melawan orang beringas sepertimu, kematianmu akan dibayangi api pemberontakan dari setiap kemarahan, terimalah rasa sakit dari kami

~senja untuk semesta hati~
[url]https://S E N S O Rym-malik/eulogyvocalkiki-m-ikbalandri-h-guitaryusuf-m-malik-bassandri-h-drumrizwan-falah[/url]



Terbanglah bersama burung unta, bermainlah di atas awan, menangislah dengan terbahak-bahak, tunggulah pagi tanpa diiringi mentari, campurkan minyak dan air, carilah beragam keadilan dan kebebasan yang selalu diserukan amerika dan negara-negara eropa untuk anak-anak palestina.
seni tidak melarang kita berada diluar logika

~senja untuk semesta hati~



Sekitar matamu yang tak lagi berbinar, mengatupkan bibir menandakan dalam terpapar rasa hambar.
diantara jarimu terselip rasa malu, terkenang pagi yang kini kau rindu.
Sekitar jiwamu yang apinya mulai redup, habis tersiram air ilusi hidup.
Diantara kakimu yang mulai bergetar, tak mampu menopang penyesalan yang terus menjalar

~senja untuk semesta hati~



Apa urusannya lentik bulu matamu dengan getar hatiku?
Apa urusannya coklat tua kulitmu dengan suasana hariku?
Kukira hanya Tuhan yang bisa melukis langit senja, tapi kenapa ada senyumu di tengahnya?
Kau ini tidak sopan sekali, kau baru kenal aku tapi sudah mempermainkan pikiranku.
Pergilah, menjauh dari jarak pandangku! aku tidak suka dengan orang yang tetap masuk pikiran bahkan setelah tak ku izinkan, tidak lagi!

~senja untuk semesta hati~

kita tak terlalu menjauh dari langit ataupun bumi,
tapi kita tak berbicara semudah mahluk bumi lainnya
kita mendekatkan masa tua dengan meninggalkan rasa yang hampir berbunga namun terinjak injak kaki waktu
kita mengangkat lembaran uang dengan menjatuhkan kasih sayang,
kita pernah tertawa, menangis, dan makan bersama dimeja seadanya namun bahagia karenanya,
kita pernah saling mengingatkan, memahami, bahkan menyalahkan dan selalu tumbuh rasa cinta setelahnya
kita kini merasa itu sia-sia dan harus dihentikan, tapi untukku itu menghentikan semua tujuan untuk apa aku hidup, entahlah untukmu

~senja untuk semesta hati~