Yusril: Ahok Sudah Minta Maaf, tapi Tidak Tulus
01 November 2016 - 17:47 WIB






JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menurut Yusril Ihza Mahendra aksi demo 4 November dalam rangka menuntut penegakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama sebenarnya tidak perlu ada. Pakar Hukum Tata Negara itu mengatakan, hal itu bisa terjadi jika negara menegakkan hukum dengan keadilan dan kepastian.

Pasalnya, kata Yusril, rencana demo itu sendiri lantaran ucapan Gubernur DKI yang dianggap umat Islam sebagai penistaan terhadap Islam, sebagaimana dikuatkan oleh MUI. "Karena aparat penegak hukum kurang sigap, bahkan dianggap cenderung melindungi Ahok, maka timbullah tekanan agar Ahok segera diperiksa, bahkan ditangkap," ujar Yusril melalui keterangan tertulisnya, Selasa (1/11/2016).

Hanya saja, tambahnya, Ahok malah datang ke Bareskrim bukan karena dipanggil untuk diperiksa, melainkan atas inisiatifnya sendiri untuk memberi klarifikasi, yang menurutnya, tak dikenal dalam hukum acara. Di sisi lain, Yusril menyebut penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok, menjelang kampanye Pilkada DKI, merupakan akumulasi ketersinggungan dan kemarahan sebagian umat Islam.

Sebab, lanjutnya, Ahok sebelumnya juga sering menyinggung agama secara tidak pada tempatnya. Maka dari itu, kata dia, akumulasi kemarahan itu kemudian memang dapat dimanfaatkan untuk beragam kepentingan politik sesaat yang berada di luar agenda kepentingan umat Islam.

Namun, Yusril beranggapan bahwa permintaan maaf mantan Ahok tidak tulus. "Ahok memang sudah minta maaf. Tapi dengan gaya bahasa Ahok yang khas, permohonan maafnya dinilai kurang tulus. Seperti dikatakannya, Ahok minta maaf karena ucapannya menimbulkan kegaduhan, bukan mengaku salah dan menyesal atas ucapannya. Permintaan maaf seperti itu tidak meredakan kejengkelan. Eskalasi kejengkelan malah makin besar," tandasnya. (fat)




http://www.riaupos.co/133029-berita-...l#.WBi7ny194dU




Horeee... Akhirnya Bang Ucril Exist lagi...