Menurut saya penting untuk membahas masalah ideologi yang dimas kanjeng punya. Karena, selama keyakinan itu merupakan paham yang tidak merugikan / membahayakan orang lain itu bukan merupakan masalah yang perlu untuk di perdebatkan. Tetapi, pada kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang memiliki cukup banyak pengikut dan santri hal ini penting mengingat bukan jumlah sedikit orang yang mengikuti paham Dimas Kanjeng hingga seorang akademisi S3 lulusan Washington DC Marwah Daud Ibrahim pun percaya dan memiliki argumen nya sendiri kenapa dia percaya kepada Dimas Kanjeng yang sebenarnya pada awalnya dia tidak percaya karena tidak dapat dinalar oleh logika yang masuk akal hingga akhirnya dia percaya. Tidak bermaksud untuk membahas unsur pidana yang ada pada Dimas Kanjeng tetapi ideologi yang dipunyai Dimas Kanjeng menurut saya cukup menarik untuk di pelajari oleh masyarakat Indonesia yang sebenarnya kebanyakan orang pun di Indonesia menganggap bahwa ajaran Dimas Kanjeng adalah sesat tetapi buktinya orang-orang yang mengenal Dimas Kanjeng banyak juga yang akhirnya mengikuti dia. Di Indonesia ini banyak ajaran / aliran agama yang merupakan denominasi dari agama-agama besar di Indonesia, sebut saja Islam dan Kristen seperti yang di ajarkan Dimas Kanjeng tentang Islam tapi tidak sama keseluruhannya seperti ajaran agama islam pada umumnya hingga dia pernah mengeluarkan buku yang isinya tentang ajaran nya dan Dimas Kanjeng bukan merupakan orang pertama yang memiliki ajaran-ajaran yang di anggap sesat / menyimpang dari ajaran agama pada umumnya. Jawaban yang perlu di temukan di sini adalah apakah ideologi yang dimiliki oleh Dimas Kanjeng dapat berdampak pada penyelewengan Ideologi dasar Negara ini yaitu Pancasila dan apakah dapat menciptakan penyelewengan tindakan pengikutnya hingga melawan hukum, dan bila iya maka Negara ini perlu mencari tahu kenapa sejumlah masyarakat masih percaya akan hal yang sesat dan lupa akan Ideologi besar Negara kita Indonesia dan mencari solusi nya agar Negara ini masyarakat nya dapat memahami makna Pancasila yang sebenarnya memiliki nilai-nilai yang baik dan berjiwa kebijaksanaan .

Dalam Demokrasi masyarakat berhak untuk mewudjudkan hidup dan penghidupannya secara bebas dan merdeka, mengisi alamnya serta menetapkan langkah lakunya menurut kodrat dan kepentingannya sendiri-sendiri, berkumpul dan berserikat, yang pada intinya dalam demokrasi masyarakat memiliki hak dan kebebasan nya dalam berkehidupan tetapi harus memenuhi syarat-syarat hidup peri kemanusiaan, Pancasila, dan tidak boleh menyimpang dari hukum yang ada. Dan menurut Ki Hadjar Dewantara dalam demokrasi perlu adanya kebijaksanaan yakni nilai kebatinan didalam hidup manusia yang mengandung unsur-unsur : benar dan adil. Yang pertama adalah memang dari sisi Dimas Kanjeng bukanlah hal yang salah jika dia memiliki padepokan dan memiliki ajarannya yang dia anggap benar karena Indonesia adalah Negara Demokrasi, tetapi perlu di ingat bahwa ajaran yang dimiliki Dimas Kanjeng perlu di pertanyakan apakah paham yang ia memiliki menjiwai hal-hal yang menuju kepada kebaikan yang tidak menentang/berkebalikan dari Ideologi Pancasila.
Yang kedua, menurut Ki Hadjar Dewantara dan bukunya Demokrasi dan Leadership dalam hidup ber-Negara perlu adanya toleransi atau sikap murah hati kepada sesama, yang artinya membiarkan orang menurut kehendaknya sendiri. Dan menurut Sri Soemantri memang Demokrasi Pancasila memiliki unsur penting yang salah satunya adalah juga mengatakan dalam kehidupan bermasyarakat/bernegara harus ada toleransi, konsensi, dan saling “beri-memberi”. Jadi, memang apa yang di lakukan Dimas Kanjeng tidaklah salah dalam hal bermasyarakat dan bahkan banyak membantu warga sekitar karena Demokrasi menjunjung kehidupan yang bebas dan masyarakat yang mempunya toleransi karena Indonesia merupakan Negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam latar belakang masyarakat yang berbeda-beda, selama tidak merugikan orang lain apalagi hingga melanggar hukum di Indonesia itu sendiri. Tetapi yang perlu di pertanyakan apakah benar Ideologi yang di miliki Dimas Kanjeng sepaham / tidak menyimpang dari Pancasila.