Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jakarta.warriorAvatar border
TS
jakarta.warrior
2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK Survei SMRC: 61,4 Persen Warga Puas
Minggu 23 Oct 2016, 15:53 WIB

Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei terhadap kinerja 2 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Hasilnya, mayoritas warga puas dengan kinerja keduanya dalam memimpin Indonesia.

"Tingkat kepuasan publik sama dengan posisi Pak SBY di Juli 2014, ada di angka 69 persen," kata Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas saat menyampaikan hasil survei di Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2016).

Angka 69 persen berasal dari 61,4 persen warga puas, ditambah dengan 7,4 persen merasa sangat puas. Sebanyak 26,3 persen merasa belum puas, dan 3 persen merasa tidak puas sama sekali.

Survei dilakukan pada 13-17 Oktober 2016 dengan metode multistage random sampling. Dipilih secara random 1.220 responden dan diwawancara dengan cara tatap muka. Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 9,5 persen.

"Perbaikan dirasakan warga baik pada kondisi ekonomi rumah tangga maupun kondisi ekonomi nasional. Sekitar 45% warga merasa kondisi ekonomi rumah tangganya lebih baik dibanding tahun lalu. Sebesar 23 persen merasa lebih buruk," jelas Sirojudin.

Selain itu, mayoritas warga juga optimis bahwa kondisi ekonomj rumah tangganya setahun ke depan akan lebih baik atau jauh lebih baik dari sekarang.

"Selain itu warga yang merasa ekonomi nasional sekarang lebih baik (40 persen) lebih banyak ketimbang yang merasa lebih buruk (20 persen) atau jauh lebih buruk (32 persen)," tutur Sirojudin.

Hadir pula dalam pemaparan survei ini yakni politikus PDIP Maruarar Sirait, Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin, dan politikus Partai Gerindra Ahmda Riza Patria. (rna/rvk)

Sumber :

https://m.detik.com/news/berita/d-3327396/survei-smrc-614-persen-warga-puas-dengan-kinerja-jokowi-jk

Ternyata menurut survey ini juga

Survei SMRC: Elektabilitas Ahok 44,4%, Agus Yudhoyono Salip Anies
Jakarta - Saiful Mujani Research Center (SMRC) mengadakan survei elektabilitas bakal cagub dan cawagub DKI menjelang penetapan calon. Hasilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih unggul dan elektabilitas Agus Yudhoyono terus meningkat dan menyalip Anies Baswedan.

"Bila pemilihan dilakukan saat ini, 44,4% warga Jakarta menyatakan akan memilih Ahok sebagai Gubernur DKI. Suara dukungan terhadap Agus Harimurti Yudhoyono baru mencapai 22,3%, atau berselisih tipis dengan dukungan terhadap Anies Baswedan yang baru mencapai 19,9%. Sementara 13,4% lainnya menyatakan tidak tahu atau rahasia," kata Direktur SMRC, Sirojudin Abbas.

Hal ini disampaikan dalam rilis Survei SMRC di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2016). Penelitian dilakukan pada 1-9 Oktober 2016.

Populasi survei adalah warga DKI yang sudah berusia di atas 17 tahun. Dalam survei ini, jumlah sampel acak sebanyak 810 orang yang dipilih secara multistage random sampling. Responden diwawancara secara tatap muka dan margin of error sebesar 3,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Quality control dilakukan secara random ke 20% secara random terhadap total sampel. Dalam quality control, tak ditemukan kesalahan berarti.

Dari hasil survei, 70% warga menyatakan kemungkinan besar tidak akan mengubah pilihannya pada Pilkada nanti. Hanya sekitar 29% orang yang mengaku mungkin akan mengubah pilihan. "Tantangan bagi Agus dan Anies untuk mengejar ketertinggalan menjadi sulit," ujar Sirojudin.

Sumber :
http://news.detik.com/berita/d-33253...no-salip-anies

Eh ternyata lembaga surveynya

Persepi: Saiful Mujani Telah Dikeluarkan dari Keanggotaan Dewan Etik
Thursday, 17 July 2014 | 18:22 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Anggota Dewan Etik Perhimpunan Lembaga Survei dan Opini Publik (Persepi), Hamdi Muluk, menjamin netralitas dan integritas anggota dewan etik. Hal ini sekaligus menepis tudingan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) yang menilai Dewan Etik Persepi tidak objektif karena ada Direktur Utama Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjadi anggota Dewan Etik.

“Mereka melihat dewan etik Persepi tidak independen berdasar struktur keanggotaan. Padahal orang seperti Saiful Mujani telah dikeluarkan dari keanggotaan dewan etik,” kata Hamdi Muluk dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (17/7).

Menurutnya, anggota dewan etik yang merangkap pelaku survei harus keluar dari dewan etik jika lembaga milik mereka sedang diperiksa oleh dewan etik. Dia menambahkan, anggota Persepi sebagai pelaku hitung cepat atau quick count harus bersedia diaudit. “Ini telah dilakukan terhadap 5 lembaga yang memenangkan Jokowi-JK dalam 2 hari maraton audit dan hasil quick count mereka dapat dipertanggungjawabkan terhadap Persepi,” ujar Hamdi.

Namun, kata dia, Persepi hanya dapat mengaudit anggotanya. Sedangkan, lanjut Hamdi, Puskaptis dan Jaringan Suara Indonesia (JSI) tidak dapat dipanggil karena mereka menolak diaudit.

Bahkan, lanjut Hamdi, Puskaptis yang memanangkan Prabowo-Hatta menantang agar lembaga survei yang tidak sesuai hasil KPU lebih baik bubar pascapenetapan hasil pilpres oleh KPU pada 22 Juli. “Bubar tidaknya menurut mereka harus didasarkan hasil dan bukan metodologi,” ujar Hamdi.

Padahal, lanjut Hamdi, Persepi lebih mempermasalahkan metodologi dan bukan hasil karena metodologi quick count beberapa lembaga survei tidak jelas . “Metodologi tersebut harus dibuat clear,” ujarnya.

Hamdi menjelaskan, quick count berbeda dengan survei, jajak pendapat, atau polling. “Quick count bisa dipercaya sebagai patokan,” ujarnya.
Asosiasi lembaga survei, seperti Persepi, lanjurnya, perlu lebih diberdayakan. “Lembaga-lembaga survei harus dipayungi institusi sehingga dalam masa krisis seperti saat ini, ada pihak yang mampu dimintai pertanggungjawaban,” kata dia.

Red: Muhammad Fakhruddin
Sumber :

http://m.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/17/n8usya-persepi-saiful-mujani-telah-dikeluarkan-dari-keanggotaan-dewan-etik

Siapakah itu Saiful Mujani ?

Yusril: Saiful Mujani Masih Satu Grup dengan Cyrus Network
Tuesday, 26 July 2016 | 20:44 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) beberapa waktu lalu menunjukkan, elektabilitas pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat ini masih menempati urutan teratas di bursa Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Namun, bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra mengaku tidak terpengaruh oleh angka yang dirilis lembaga tersebut.

Mantan menteri hukum dan HAM secara tersirat menuding SMRC tidak independen dalam melakukan penelitiannya. "Saiful Mujani itu kan masih satu grup, sama kaya Cyrus Network. Jadi kalau (yang disurvei itu) teman, angkanya dia upgrade 10 persen, sedangkan untuk lawannya dia downgrade 10 persen," kata Yusril kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/7).

Hasil survei semiterbuka yang dirilis oleh SMRC beberapa waktu lalu menunjukkan, elektabilitas Ahok saat ini berada di urutan teratas dengan perolehan angka 53,4 persen suara. Sementara, Yusril berada di posisi kedua dengan raihan 10,4 persen suara.



Rep: Ahmad Islamy Jamil / Red: Ilham
Sumber :
http://m.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/07/26/oaxctl361-yusril-saiful-mujani-masih-satu-grup-dengan-cyrus-network

Lalu bagaimana dengan cyrus net

Minggu, 20/03/2016 15:58
Teman Ahok, Cyrus Network dan Sang Pemodal Hasan Nasbi
Reporter: Aulia Bintang, CNN Indonesia


Jakarta, CNN Indonesia -- Teman Ahok semakin mencuat semenjak klaim nyaris 800 ribu dukungan telah diberikan kepada Basuki Tjahaja Purnama untuk kembali menjadi Gubenur Jakarta di 2017.

Sebuah formula mengemuka dan saling topang yang menjadikan komunitas Teman Ahok layak diperhitungkan partai-partai pengusung di Pilkada 2017 untuk menjadi Gubernur Jakarta. Ada komunitas rentang usia 19-25 tahun yang menjadi sumber daya manusia, dukungan finansial dan jaringan pengetahuan.

Dukungan finansial Teman Ahok diakui langsung diberikan oleh Hasan Hasbi, Chief Executife Officer Cyrus Network, dan jaringan pengetahuan disokong langsung oleh orang-orang yang terkait dengan lingkaran Cyrus Network itu sendiri.

"Kami belajar dari bang Hasan, kami belajar dari Cyrus Network. Kalaupun bang Hasan bantu, ya kami tidak nolak. Apakah itu salah?" kata salah satu pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas kepada CNN Indonesia, kemarin (19/3).

Meski diakui Teman Ahok terkait dengan Cyrus Network, Amalia mengaku garis perbedaan keduanya sangat jelas, termasuk soal pengambilan keputusan. Menyoal dana keuangan pun, meski diakui mendapat bantuan Hasan, Teman Ahok berusaha transparan dan menganggap bantuan tersebut selayaknya bantuan yang wajar yang bisa disumbangkan para penyumbang.

"Set up nya memang bang Hasan yang bantu dari teman-temannya, kami ga tutup-tutup itu. Kalau ditutup pun sudah jelas kantor Cyrus di sebelah kantor Teman Ahok."

Sokongan operasional Teman Ahok pun diberikan langsung oleh Hasan untuk Teman Ahok, termasuk menyewakan tempat.

"Ini gratis, bang Hasan yang sewa rumah ini dalam jangka panjang, daripada tempat ini tidak terpakai," ujar Amalia.

Hasan, jelas Amalia, bisa jadi selain disebut donatur juga merupakan perantara bagi para penyuntik dana bagi Teman Ahok. Namun, Amalia menegaskan, pihaknya tidak bisa membuka langsung siapa-siapa saja, tanpa sepengetahuan Hasan, dengan alasan etika.

"Tanya langsung ke bang Hasan. Ia sudah konfirmasi itu sumbangan bukan atas nama lembaga. Tapi bang Hasan bantu untuk itu, karena sebagian besar relawan itu adalah relawan Jakarta Baru yang dulu mengusung Jokowi dan Ahok."

Sementara itu Hasan mengakui apa yang disampaikan Amalia, ia nmenjelaskan bahwa dirinyalah yang menyediakan markas Teman Ahok itu. Markas itu terletak di Graha Pejaten IV Nomor 3, Jakarta Selatan, alias mepet dengan rumah Hasan Nasbi.

"Ya betul (perumahan Graha Pejatan memang milik Pemda DKI). Tapi kan Pemda kasih pengelolaannya ke pihak swasta. Kami semua yang sewa di sana bayar ke perusahaan pengelola," tutur Hasan.

Hasan sudah lama menempati rumah di Graha Pejaten sebagai hunian, sejak 2011 saat DKI dipimpin Gubernur Fauzi Bowo. Saat itu, perumahan Graha Pejaten banyak diisi perkantoran.

"Waktu Pilpres 2014, saya sewa satu bangunan lagi untuk gudang logistik. Tapi pengelola minta sewanya dua tahun. Ya sudah, sehabis Pilpres itu bangunan tak terpakai," kata Hasan.

Sumber :
http://m.cnnindonesia.com/politik/20160320155812-32-118566/teman-ahok-cyrus-network-dan-sang-pemodal-hasan-nasbi/

Ya Tuham kini terang benderanglah jalan yang envkau tunjukkan. Semoga dapat mencerahkan

Dari dua tahun yang lalu lho. Mulai terendus. Yah beginilah otaknya nastak, pendek ingatan. Kalo kata kundera "perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan melawan lupa". Eh ini malah beneran lupa. Wajar aja pengen melanggengkan kekuasaan

Onani yang sesungguhnya emoticon-Wakaka
Diubah oleh jakarta.warrior 23-10-2016 15:10
0
1K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.