Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saprilidoAvatar border
TS
saprilido
Cakung...
"Cakung… "

Cakung...

Apa yang terbersit dibenak anda setelah mendengar kata itu? macet, pabrik, kontainer, debu, chaos, bekasi coret, dll.. Tulis komentar anda dibawah ini (hahahaa.. tidak begitu yaa). Beragam persepsi, beragam kata, bahkan bisa beragam sumpah serapah yang keluar ketika mendengar nama salah satu kecamatan di Jakarta Timur tersebut. Akhhh.. semoga tidak sampai sebegitunya.

Berdasarkan Wikipedia yang telah disunting 4 bulan lalu, Cakung adalah sebuah kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Timur dengan luas 4.248,08 ha dan jumlah penduduk sebanyak 212.044 jiwa. Sebuah kecamatan dengan jalan utama yaitu Jalan Raya Bekasi yang cukup strategis karena menghubungkan dengan Kelapa Gading, Pulo Gadung, Bekasi dan Tanjung Priuk dan lainnya.

Begitulah informasi umum mengenai Kecamatan Cakung, tapi bukan itu yang menjadi point dari tulisan ini. Tapi sebuah suara tidak formal tanpa dasar hokum, data valid, maupun lembaga apapun dari salah satu warganya yang telah lama berkutat di Kecamatan ini. 20 tahun bahkan lebih, bahkan banyak yang lebih lama dari saya yang telah berkutat dengan tempat ini, sebuah tempat yang sarat akan industrinya namun kental dengan kebudayaan Betawinya.

Saya tidak tahu dan saya belum mencari data maupun fakta mengenai site plan atau apapun mengenai progress Cakung untuk beberapa tahun kedepan, namun saya yakin, bukan hanya saya yang merasakan bahwa Cakung (terutama Jalan Raya Bekasi) makin sangat terasa tidak bersahabat. Beberapa progress yang saya dapatkan 10 tahun terakhir hanya pengecoran jalan dan masuknya akses Bus Transjakarta di Jalan Raya Bekasi ini. Bukannya meng-underestimate-kan keberadaan Bus Transjakarta ini, namun tidak banyak perubahan yang saya dapati dengan masuknya Bus ini. Bukan saya menolak, tidak.. , Pengecoran jalan dan masuknya Bus ini sangat bermanfaat dan akan menjadi solusi. Tapi tidak begitu tersasa dalam 5 tahun terakhir ini. Pertama, keinginan warga Cakung terlihat tidak tergugah dengan masuknya Bus ini, bagaimana tidak, masuknya Bus Transjakarta tidak disertai dengan pengurangan angkutan umum lainnya, justru yang terlihat malah penambahan jumlah moda transportasi di Jalan Raya Bekasi ini dan adanya dualisasi jalur antara jalur umum dan jalur Bus Transjakarta walau untungnya disana tidak dibuat restricted area.

Kedua, pengecoran jalan secara total di Jalan Raya Bekasi yang telah dilakukan sebelum Bus Transjakarta masuk beberapa tahun lalu. 3 tahun, 4 bahkan 5 tahun, kondisi jalan di Jalan Raya Bekasi ini pasti akan lebih cepat usang dibanding dengan jalan-jalan lainnya. Kenapa, semua warga Cakung pasti tahu, Kontainer besar, truk-truk besar yang bermuatan melebihi kapasitas melibas jalur ini tanpa ampun. Melebihi kapasitas? ya, banyak yang seperti itu di tempat ini, apalagi dengan adanya track record kecelakaan yang disebabkan oleh terbaliknya kendaraan-kendaraan besar di Jalan Raya Bekasi ini karena kelebihan muatan. Bagaimana tidak, kendaraan besar dengan muatan seperti itu berjalan beriringan dan saling berebut waktu dengan puluhan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat lainnya yang juga tengah berjuang menggapai tiap centimeter untuk melalui mereka di kemacetan dan di jalanan yang berombak dan sarat dengan retakan-retakan jalan.

Belum lagi asap-asap pabrik dari julukan kecil "Cakung, Kota Industri" ini. Saya tidak mengerti regulasi Pemerintah mengenai ini, apakah sudah memenuhi batas ambang cerobong asap pabrik tersebut atau belum. Menurut saya belum, karena tidak sedikit juga pabrik-pabrik disini yang terlihat menggunakan cerobong asap dengan intensitas asap yang cukup pekat namun belum mencapai ketinggian tertentu. Ada lagi pabrik dengan besi-besi antah berantah yang menggunung menjulang tinggi. Kemudian ditambah dengan asap bus-bus dalam kota maupun antar kota yang melewati Jalan Raya Bekasi ini yang luar biasa mengepul dahsyatnya, ditambah dengan debu-debu dari pedestrian jalan yang sudah tidak terurus… akkhhhh..

Kita semua tahu layaknya sebuah rahasia umum yang entah karena memang tidak peduli atau merasa tidak “perlu” peduli atau merasa lelah dengan mengumpat. Entah apa program Pemerintah untuk Jalan Raya Bekasi ini, entah apa yang bisa menjadi harapan saya untuk kota kecil ini kedepannya. Tidak, saya tidak merindukan kota kecil dengan dua gunung yang dibelah jalan desa dengan persawahan hijau disekitarnya yang seperti biasa kita gambarkan ketika kita belajar menggambar, tidak perlu semainstream itu. Apalagi kota yang sarat dengan tekhnologi tinggi dan bangunan-bangunan kekinian yang lengkap dengan café maupun tempat-tempat bisnis yang Metropolis. Tidak.

Coba dihitung, dilakukan riset sederhana, korelasi lebar jalan dengan kapasitas kendaraan sebanyak ini, belum lagi adanya penyempitan jalan dibeberapa titik di Jalan Raya Bekasi ini, saya rasa itu sudah cukup untuk melakukan sesuatu terhadap Jalan Raya Bekasi ini. Bukan bermaksud menggurui atau apapun, saya juga tidak terlalu pintar dan memiliki background yang amazing jika dibandingkan dengan penghuni-penghuni Cakung lainnya. Tidak ada data dan riset ilmiah yang jadi latar belakang saya menulis ini, hanya pengalaman sehari-hari yang saya dapat dari beberapa belas bahkan puluh tahun melintasi Jalan Raya Bekasi ini. Dan mungkin yang lainnya juga merasakan hal yang sama.

PR Pemda setempat? tidak, ini PR kita semua, namun dengan adanya pemantik perubahan dari Pemerintah setempat, kita pasti akan bisa jadi lebih baik, bukan hanya kita, tapi generasi berikutnya, generasi PR kita. Saya adalah generasi yang merasakan kepenatan ini, bersyukur generasi diatas saya sudah sedang duduk dirumah tanpa harus merasakan sekelumit apa yang saya tulis. Saya berharap kita tidak terlena, kita tidak lupa dengan keadaan Cakung dengan ketidakpedulian kita yang mungkin karena sudah lelah menghadapinya.

Semoga sedikit tulisan saya dapat bermanfaat untuk teman-teman semua. Tanpa bermaksud menjatuhkan maupun menyudutkan pihak-pihak tertentu.

Bukan "Ayo Berubah" yang saya jadikan tagline disini, tapi "Kapan Berubah" dan "Jangan Lupa Berubah"

#CKGKapanBerubah #CKGJanganLupaBerubah


Cakung, 19 Oktober 2016.

Sebuah tulisan kecil, ditambah dengan berbagai sumber, ditambah image yang dipinjam dari shutterstock.com, tanpa provokasi.
Diubah oleh saprilido 19-10-2016 08:48
0
2.6K
44
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.