Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kortikalAvatar border
TS
kortikal
Tujuh Jam Hanya untuk Mengurus Foto e-KTP di Kelurahan
JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti hari-hari lainnya, Kelurahan Sukapura, Jakarta Utara, saat itu dipadati oleh warga yang hendak mendapatkan pelayanan. Bermacam-macam pelayanan yang diinginkan warga, mulai dari perizinan hingga pelayanan administrasi seperti pembuatan Kartu Keluarga, dan pembuatan e-KTP.

Warga pun berharap pelayanan akan lebih cepat didapat jika datang sejak pagi. Oleh karena itu, seorang ibu yang juga pedagang, sebut saja Rosita, datang sejak pukul 09.00 WIB.

Ketika Rosita datang, pelayanan di ruang pelayanan terpadu itu sudah ramai oleh warga lainnya. Rosita pun langsung mengutarakan niatnya mendapatkan pelayanan, ia ingin melakukan perekaman data e-KTP.

Namun, betapa kagetnya dia, saat melihat sudah ada tumpukan formulir untuk perekaman KTP untuk warga yang lain. Padahal, ia termasuk yang datang cukup pagi.

Dia dan beberapa warga lainnya kemudian menunggu karena warga lain berniat sama seperti dirinya dan melakukan hal yang sama, datang lebih pagi. Mereka pun mengantre, sesuai dengan nomor urutnya.

Selang beberapa jam, namanya tak juga dipanggil. Di sisi lain, ia melihat ada orang yang lalu-lalang masuk ke ruang pemotretan untuk foto e-KTP, tanpa mengantre. Ia pun menyatakan kekecewaannya.

"Gimana ini, saya datang duluan tapi ada yang nyelonong maen masuk aja," keluh Rosita.

Warga lainnya pun menyambut ucapan Rosita. "Kalau kemarin-kemarin sampai disorakin tuh Bu," seru warga lainnya.

Setelah jam menunjukkan pukul 12.00 WIB, pelayanan pun ditutup untuk istirahat, ia dan warga lainnya tetap menunggu.

Loket kembali dibuka pukul 13.00 WIB. Namun, Rosita tidak juga dipanggil namanya. Ia pun mengutarakan kekecewaannya.

"Saya kan dijadwalkan hari ini untuk foto, bulan lalu daftar, hari ini foto saja. Tapi, kok lama sekali ya untuk foto saja," ucap Rosita.

Rosita tidak sendirian, beberapa warga lain pun menyuarakan hal senada soal waktu perekaman e-KTP. "Saya sampai minta izin ke kantor udah 3 kali untuk urus e-KTP, sampai sekarang belum jadi-jadi. Kan enggak enak izin terus," kata Suhadri.

Suhadri merupakan karyawan di sebuah perusahaan. Dia menilai, seharusnya pengurusan e-KTP tidak membuang waktu warga dan menyulitkan.

"Ini kan kita datang karena kesadaran, kok malah dibuat susah begini," keluhnya.

Memasuki sore hari, menjelang pelayanan ditutup, staf kelurahan mencoba mempercepat pelayanan warga yang ingin mengurus e-KTP. Mereka pun langsung memanggil satu-satu nama agar langsung menempati antrean di depan loket e-KTP. Butuh waktu sekitar 7 jam bagi Rosita untuk dilayani pembuatan e-KTP.


"Ini saja baru foto Mas, belum lagi katanya disuruh ambil resi 3 hari ke depan, lalu nanti ambil hasilnya beberapa hari lagi. Sampai kapan coba saya ngorbanin waktu untuk urus ginian," lanjut Rosita.

Dijelaskan Rosita, saat ia berada di ruang foto untuk e-KTP, hanya butuh sekitar 5 menit prosesnya. Oleh karena itu, ia heran kenapa ia antre dari pagi kenapa baru dilayani sore.

"Mungkin karena banyak warga yang nyelak (memotong antrean) tadi, jadinya numpuk dan lama," kata Rosita.

Rosita meluangkan waktunya untuk mengurus e-KTP dengan menutup toko kelontong miliknya. Jika tokonya ditutup maka pendapatan menyusut. Terlebih, tokonya tutup dalam waktu yang cukup lama.

"Dulu katanya kalau urus e-KTP cepat, cuma sehari, ini buktinya saya ngurus berkali-kali, bahkan dari bulan lalu. Gimana ini?" tutup Rosita. (Baca: Antre hingga Larut Malam demi E-KTP, Warga Kecewa Blangko Habis)

Tanggapan kelurahan

Kompas.com mencoba mengonfirmasi perihal lambatnya pelayanan e-KTP di Kelurahan Sukapura, namun lurah yang bersangkutan tidak berada di lokasi. Sekretaris Kelurahan Eko Cahyono yang bisa ditemui, mengakui pelayanan untuk e-KTP lamban.

"Sistem kami memang masih kurang, hanya ada satu komputer untuk e-KTP dan satu komputer untuk pembuatan Kartu Keluarga. Itu pun hanya diisi satu operator masing-masing komputer," kata Eko.

Meski begitu, ia menyebut ada cara agar warga tidak terbuang waktunya untuk mengurus e-KTP.

"Warga yang sibuk bisa lakukan janji atau appointment dengan petugas, nanti berkasnya bisa disusul ketika ada waktu yang lowong. Atau bisa di bus e-KTP yang mobile," ucap Eko, Senin (17/10/2016).

Upaya Eko dengan cara membuat appointment ini rupanya menjadi penyebab penumpukan berkas e-KTP. Dia pun mengakui hal tersebut. Namun, ia memastikan warga akan tetap terlayani meski ada berkas yang menumpuk. Dia berharap akan ada penambahan komputer dan operator untuk pelayanan e-KTP.

"Kalau cuma satu orang operator kan riskan, dulu pernah dia sampai meriang.Kalau enggak masuk nanti enggak ada yang gantiin, ini kan repot," kata Eko. (Baca: Pantauan Ombudsman, Sarana dan Prasarana Pembuatan E-KTP Tak Memadai)

Ia pun berharap Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta bersedia menambah jumlah CPU dan operator untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di wilayahnya yang memiliki populasi 67.000 orang itu.

"Dulu, September, pernah sampai mati komputernya, kepanasan. Waktu itu ada ratusan orang mengantre untuk e-KTP sampai larut malam," ujar Eko.LELET

Kabar angin yg digembar gemborkan, katanya pelayanan publik di Jakarta sdh berubah, ternyata masih busuk juga, 10+2+2 tahun yang penuh kesia2an emoticon-Tai emoticon-Tai
0
4.6K
59
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.