UNTUNG saja Praka Suparto, 30, ini orangnya penyabar. Melihat bininya, Tatik, 28, dikeloni oknum polisi, senjata miliknya tak sampai bicara. Dia hanya menyerahkan kasus ini ke Polres Palopo dan dia pun siap menceraikan istrinya secara baik-baik. Agar bisa diambil alih Brigpol Hidayat, kalau mau.

Kisah polisi bentrok dengan anggota TNI sudah sering terdengar. Di Palopo Sulsel, hampir saja anggota TNI dan anggota polisi bentrok gara-gara wanita. Untungnya anggota TNI ini berjiwa penyabar, meski istrinya sudah habis diobok-obok oknum polisi, dia tak sampai naik pitam. Dia rupanya sadar, konflik bersenjata takkan menyelesaikan masalah. Bukankah Kantor Pegadaian sudah mengingatkan, mengatasi masalah tanpa masalah.

Lagi-lagi terjadi, kecantikan wanita menimbulkan masalah. Praka Suparto termasuk lelaki beruntung, karena istrinya sebagai anggota Persit lumayan cantik di kelasnya. Padahal banyak temannya yang memilih beristri yang standar saja, karena takut diganggu lelaki lain. Maklum anggota TNI kan sering ditugaskan ke mana-mana, tanpa istri boleh ikut. Jadi kata teman-teman Praka Suparto, meninggalkan istri cantik di rumah, bagaikan ninggal bayi di pinggiran dipan.

Suparto ingin mematahkan “takhayul” semacam itu. Istri cantik takkan menimbulkan masalah di kemudian hari. Ternyata tekadnya itu menemui kegagalan. Sebab Tatik istrinya tak bisa menjaga amanah suaminya untuk menjaga “aset” miliknya jangan sampai dikuasai asing. Sebetulnya Tatik sudah berusaha, sayangnya “investor” berusaha lebih daripada getol.

Oknum polisi Brigpol Hidayat, rupanya termasuk lelaki mata keranjang. Meski di rumah sudah ada juga istri, melihat penampilan Tatik langsung sedut-senut dadanya. Bini Suparto itu memang cantik, sedangkan isttrinya di rumah termasuk kategori yang standar itu. Ibarat mobil, asal menggelinding. Ban belum radial, pintu-pintu tanpa sentral lock.

Tak peduli Tatik ini sudah ada yang punya, dia berusaha mendekati. Lagaknya kayak jago Pilkada saja, katanya: satu putaran juga selesai, tanpa gunakan isyu SARA. Tapi ternyata Tatik ini susah ditaklukkan. Satu keuntungan yang dimiliki Hidayat, meski sering digoda Tatik sama sekali tak pernah mengadu pada suami.

Maka dengan segala resikonya, Brigpol Hidayat terus berjuang untuk mendapatkan Tatik. Ketika oknum polisi ini hampir menyerah, ternyata justru Tatik yang pasrah. Teleponnya mulai dibalas, bahkan diajak jalan berdua juga mau. Kalau sudah begitu ke mana lagi? Ke hotellah, dari koalisi dilanjutkan dengan eksekusi.

Selama beberapa bulan aksi mesum Tatik – Hidayat tak terendus. Praka Suparto mulai curiga ketika bini pamit ke rumah saudaranya di Palopo, ternyata dicek istrinya tak pernah ke sana. Mulailah dia curiga dan mencoba membuntuti dan memata-matai. Lain waktu dia melihat sepeda motor istrinya kok berada di Wisma Reza Jalan Jendral Sudirman. Dia segera kontak adik iparnya untuk menemani penggerebekan itu.

Ketika ditanyakam ke petugas resepsionis, memang benar ada nama Tatik di salah satu kamar, tapi bersama lelaki lain. Begitu kamar dibuka, ya ampuuuuun, Tatik – Hidayat ditemukan sedang tanpa busana bersama. Bau pemanasan ataukah sudah the end, tidak jelas. Yang pasti Suparto segera melapor ke Polres Palopo dan keduanya diperiksa. Tapi dia sudah bertekad untuk segera menceraikan Tatik ketimbang makan hati.

Kalau mobil pasti sudah diiklankan: jual cepat BU. (JPNN/Gunarso TS)

Pesan moral :
1. Janganlah selingkuh, hasilnya pasti merugikan dikemudian hari
2. Kalau tahu istri selingkuh, grebek dgn membawa saksi, jgn main hakim sendiri, intinya SABAAAAR



Sumber :
OM TAMPAN