guratan cerita lama masih tertulis dilembar kertas ini. ratusan tanda koma menyuruhku selalu berhenti. kembali menelusuri puing-puing gudang tua kita. ditempat inilah aku selalu menemukan kita yang dulu bercanda, meski kadang tergelincir dalam dosa namun bahagia yg kita capai masih mengeja dalam benak tanpa jeda.
dijam-jam malam aku selalu mengulang jaya. pergi kelembah asa, mengulang lara duka.
sejenak lupa dan kadang terpana perihal mimpi dan janji bukanlah tolak ukur setia.
aku ingin memulainya dengan referensial kata waktu. sewaktu, ketika swmua merujuk kewaktu. entah mengapa terkadang aku menyelami waktu-waktu bersamamu.
jejak telusur yang kita buat mungkin ada mungkin tidak.
cinta...
hanya buaian dan nyayian para pujangga.
kata-kata tanpa ketidak tegasan
hanya bualan kosong dari mulut pengangguran