Tak ada orang yang mau diremehkan. Hampir setiap manusia ingin ‘dianggap’. Eksistensi dan aktualisasi diri adalah perwujudannya. Baik di depan kawan maupun lawan.
Di era kekinian, wujud upaya memunculkan eksistensi diri menjadi budaya di sosial media. Segala hal mau dipamerkan.
Berkunjung ke tempat wisata, diumumkan ke seantero penduduk Facebook dengan update status sembari menggunakan geolocation. Lagi nongkrong di gerai kopi waralaba asal Amerika, foto makanan dan minuman wajib hukumnya diposting di Instagram.
Umat manusia terbuai bangga, ingin terlihat hidup kaya dan mewah. Maka tiap minggu selalu berwisata, tujuan utamanya bukan menikmati spot wisata yang indah. Tapi buat dipamerkan ke senatero jagad sosial media.
Tiap hari nongkorng di café ternama agar terlihat gaul. Padahal, ketika di café ia tidak berdialog dan bersosialisasi dengan siapa-siapa. Sibuk dengan dirinya sendiri yang tersedot layar smartphone.
Apa lacur, gaya hidup kadung membius. Wisata, traveling, nongkrong, shopping dan aktivitas konsumtif lainnya jadi candu. Tagihan kartu kredit kian menumpuk. Akhirnya hati tidak tenang dan kesehatan jiwa serta raga terganggu.
Begitulah, gaya hidup (life style) yang dituruti. Tidak ada habisnya. Ia bahkan menjadi penjajah yang jumawa.
Life style memang menggoda dan nampak indah memesona. Tapi yakinlah, ada yang lebih penting dari life style, yaitu wealth style dan health style. Kendalikan life style sekarang juga, dan mulailah menerepkan wealth style dan helath style untuk masa depanmu.
Quote:
Wealth style merupakan upaya untuk menerapkan habit atau kebiasaan hidup sesuai dengan kebutuhan sembari merencanakan masa depan. Meskipun belum sepopular life style, istilah wealth style sudah cukup lama dikenalkan oleh para perencana keuangan.
Spirit utama dari wealth style adalah perilaku konsumsi yang terukur dan terkontrol. Ada tiga langkah praktis menerapkan wealth style.
Quote:
Quote:
Pertama, Esensi di Atas Eksistensi
Mempraktikkan wealth style bukan berarti kamu harus hidup sangat sangat ketinggalan zaman dan terkurung. Tidak. Wealth style tak melarang kamu memiliki gadget baru, shopping atau traveling.
Akan tetapi, bgaimana hal-hal yang lebih menonjolkan gaya hidup tersebut punya dampak nyata dalam pencapaian keuangan (produktivitas) kamu. Dalam berpenampilan, kamu kudu mengutamakan esensi.
Misalnya, ketika kamu membeli gadget anyar yang berlogo buah bekas digigit sebagian, kamu harus mengkalkulasi dan memastika bahwa gadget tersebut memang bisa mendongkrak produktivitasmu berpuluh-puluh kali lipat yang berdampak langsung pada income. Tentu akan akan lebih baik jika kamu bertahan dengan gadget lama sampai betul-betul tidak bisa dipakai lagi dengan tetap bisa produktif.
Quote:
Quote:
Mengetahui kemampuan diri sendiri merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Termasuk dalam menerapkan wealth style.
Ketika kamu sudah memutuskan untuk memiliki standar penampilan dan citra diri, maka pilihlah produk penunjang yang memang cocok dengan kekuatan finansialmu. Bukan sekadar mengenakan produk branded untuk pamer. Pastikan produk yang kamu beli bukan karena gengsi dan pada saat bersamaan membuat dompetmu ngos-ngosan.
Quote:
Quote:
Ketiga, Rencanakan Masa Depan
Ada satu kebiasaan orang kaya yang mulai saat ini kudu kamu adopsi. Yaitu tidak menghabiskan seluruh uang untuk kebutuhan saat ini. Sisihkanlah sebagian dari penghasilanmu untuk hari esok guna mengantisipasi keadaan yang tidak terduga.
Perencanaan tersebut disusun berdasarkan skala prioritas. Pertama tentu saja kamu harus memiliki hunian permanen, lalu siapkan pula dana pendidikan anak serta dana untuk kesehatan.
Sebagai simulasi, praktik wealth style untuk memiliki hunian juga harus terukur. Jika kamu baru berkeluarga, tak ada salahnya beli apartemen (nanti bisa dijual kembali). Harganya pasti lebih pas di kantongmu ketimbang beli rumah tapak yang harganya suah gila-gilaan.
Saat ini sudah ada apartemen yang masuk program sejuta rumah yang digagas pemerintah. Harganya di bawah 200 juta seperti Podomoro Golf View di Cimanggis (jalur strategis perbatasan Depok-Jakarta-Bogor). Tersedia akses ke transportasi umum LRT dan berbagai fasilitas untuk meghemat pengeluaranmu. Ini lebih pas, ringan dan tidak membenani praktik wealth style yang kamu terapkan.
Bagusnya properti, selain untuk kamu tinggali juga bernilai investasi. Harganya pasti naik setiap tahun. Ketika kamu sudah memiliki dana untuk beli rumah tapak, apartemen tersebut bisa kamu jual.
Persiapan matang untuk masa depan seperti ini harus kamu adopsi untuk menerapkan gaya hidup ala Wealth Style. Persiapan dan perhitungan seperti inilah yang menjadikan banyak orang kaya lebih mapan dari segi keuangan. Karena mereka sudah mengatur dan mempersiapkan semuanya secara matang.
Quote:
Oke, kita sudah membahas wealth style. Sekarang kita beralih ke health style, yaitu praktik gaya hidup sehat. Seperti kamu ketahui, kesehatan adalah salah satu kekayaan terbesar. Tanpa kesehatan, hal lain yang kamu miliki seolah tidak ada artinya. Karena itu, kamu harus merawat kesehatan dengan wealth style.
Quote:
Quote:
Pertama, Kendalikan yang Masuk ke Tubuhmu
Kunci kesehatan fisik sebetulnya hanya ada tiga : makanan, istirahat dan olahraga. Yang Maha Pencipta sudah membuat mekanisme sempurna untuk tubuh manusia. Yang membuat sakit adalah apa yang datang dari luar (makanan dan minuman).Soal makanan dan minuman, kamu harus kendalikan apa yang boleh masuk ke tubuhmu.
Quote:
Quote:
Kedua, Istirahat (Tidur) yang Cukup
Ada banyak teori tentang batas waktu minimal berapa lama manusia harus tidur. Ada yang bilang 8 jam, pendapat lain mengatakan 6 jam ada pula yang mempraktikkan cukup dengan tidur 3-4 jam dalam sehari. Kebutuhan tidur tentu sesuai dengan tingkat kelelahan dan aktivits masing-masing. Yang pasti, terlalu banyak tidur itu tidak baik.
Quote:
Quote:
Untuk menyempurnakan wealth style yang kamu terapkan maka olahraga satu keharusan. Olahraga merupakan medium memacu metabolisme, membakar kalori agar tidak menumpuk serta melatih kekuatan otot-otot (fisik). Olahraga yang teratur, bahkan berpengaruh signifikan pada kinerja dan performamu secara lahir dan batin.