JAKARTA - Ucapan petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) yang dianggap melecehkan ayat suci Alquran setelah mengatakan "rakyat dibohongi pakai Surah Al Maidah Ayat 51" menuai kritikan, salah satunya dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyebut secara tak langsung Ahok sedang menggalang simpati dari pendukungnya maupun calon pendukungnya dengan isu SARA.

"Ahok berkali-kali minta agar tidak menggunakan isu SARA dalam kampanye pilkada tapi dengan menyatakan bahwa orang dibodohi dengan politisasi Al Maidah 51 itu, dia sedang menggunakan isu SARA agar orang bersimpati kepadanya," ujar Yaqut saat dihubungi wartawan, Jumat (7/10/2016).

Diduga Nistakan Agama, Ahok Layak Diproses Hukum
Yaqut meminta mantan Bupati Belitung Timur itu lebih banyak menahan diri dari serangan-serangan lawannya selama perhelatan Pilkada ini. Bila terus ditanggapi, hal tersebut bakal merugikan dirinya sendiri.

"Sebaiknya Ahok lebih banyak menahan diri. Tidak perlu responsif, apalagi atas isu-isu SARA. Karena itu hanya akan menunjukkan bahwa dia sedang gelisah, khawatir atas elektabilitasnya yanh terus turun akibat blunder-blunder yang dia buat sendiri," tuturnya.

Sebelumnya desakan agar Ahok untuk meminta maaf kepada publik semakin menguat. Karena ucapannya ini Ahok bahkan dilaporkan ke Bareskrim Polri dengan tuduhan melakukan tindak pidana penghinaan terhadap agama Islam.

Ahok dilaporkan oleh Habib Novel Chaidir Hasan yang mengaku sebagai alim ulama dengan tanda bukti laporan TBL/705/X/2016 sebagaimana laporan Polisi LP/1010/X/2016. Ahok terancam melanggar Pasal 156 a KUHP Jo pasal 28 ayat (2) UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman lima tahun penjara

http://m.okezone.com/read/2016/10/07...lewat-isu-sara

ahok biang kerok sara.