- Beranda
- The Lounge
Trauma masa kecil bisa bikin cepat tua
...
TS
kangjati
Trauma masa kecil bisa bikin cepat tua
Selamat datang di thread kece bikinan ane
Quote:
Tidak semua orang mempunyai masa-masa yang indah pada saat masih kecil. Pengalaman-pengalaman traumatis mungkin saja terjadi dalam kehidupan mereka. Kejadian yang mengakibatkan stres biasanya disebabkan kekerasan secara fisik, verbal atau pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.
Selain itu, perasaan sebagai anak merasa terbuang (diabaikan) atau terancam bisa menghasilkan kerusakan emosi dan psikologis yang lama.
Ternyata, selain merusak mental anak, trauma masa kecil juga bisa membuat proses penuaan lebih cepat terjadi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan bahwa peristiwa yang mengerikan pada masa kecil secara signifikan bisa memprediksikan adanya perbedaan kromosomal yang berhubungan dengan penuaan ketika dia dewasa.
Artinya, jika seseorang mengalami peristiwa buruk saat masih kanak-kanak, tubuhnya ketika telah dewasa akan menunjukkan kerusakan struktur yang terjadi pada telomere.
Telomere adalah topi di akhir setiap untaian DNA yang melindungi kromosom kita. Saat orang bertambah dewasa, telomore mereka semakin pendek. Artinya, telomere yang panjang berhubungan dengan kesehatan dan masa muda; telomere yang pendek berhubungan dengan stres, depresi, penyakit dan masa tua.
Dr. Eli Puterman, seorang kinesiolog (ahli yang mempelajari gangguan berbagai fungsi organ atau sistem organ dalam tubuh manusia) dari University of British Columbia, bekerja sama dengan fisiolog, epidemiolog dan demografer menganalisis data yang berasal dari penelitian selama 16 tahun terhadap kesehatan para pensiunan di Amerika Serikat.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari studi itu, para ahli menghitung jumlah kesulitan pada masa kanak-kanak dan dewasa yang meliputi kesulitan keuangan sampai masalah hubungan sosial. Kemudian, jumlah itu dibandingkan dengan panjang telomere yang diambil dari sampel air liur.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bayang-bayang kekerasan pada masa kecil ternyata berpengaruh sampai masa dewasa lewat apa yang disebut penuaan selular.
Tim periset itu menguji jawaban pertanyaan dan sampel air liur sekitar 4.600 pensiunan di Amerika Serikat, kemudian mengelompokkan pengalaman hidup mereka ke dalam tujuh kategori kesulitan masa dewasa dan masa kanak-kanak.
Kesulitan masa dewasa misalnya kehilangan pekerjaan, putus cinta atau kehilangan anak. Cedera dalam peperangan dan selamat dari bencana alam juga masuk dalam kategori ini.
Sementara itu kesulitan masa kanak-kanak meliputi hidup bersama orang tua yang kecanduan alkohol atau obat terlarang, perundungan, kekurangan uang, kekerasan fisik, dan berurusan dengan pihak sekolah atau pihak berwajib karena masalah hukum.
Para peneliti mengelompokkan stres yang berhubungan dengan panjang-pendeknya telomere dengan membandingkan laporan para pensiunan dan sampel air liur. Kemudian hasilnya dianalisis menggunakan ilmu statistik.
Mereka mengungkapkan bahwa kekerasan tunggal cenderung tidak mempunyai hubungan dengan panjangnya telomere. Namun, kekerasan yang berulang selama masa kecil bisa memperbesar peluang mempunyai telomere yang pendek hingga 6 persen.
Empat jenis kekerasan pada masa kecil yang memengaruhi ukuran telomere pada saat orang itu beranjak dewasa adalah: mempunyai orang tua yang kecanduan alkohol atau obat terlarang; mengalami kekerasan fisik; tidak naik kelas; dan berurusan dengan polisi akibat masalah hukum.
"Karena stres yang dialaminya semasa kecil, telomere ini memendek sejak saat itu. Begitu sudah dewasa, dampaknya baru terlihat seperti risiko penyakit dan kematian dini," ungkap peneliti, Eli Puterman seperti dilaporkan CBS News.
Para responden yang mengalami kesulitan-kesulitan tertentu pada masa anak-anak ternyata mempunyai telomere yang lebih pendek daripada responden yang tidak mengalami kesulitan. Setiap kesulitan besar pada masa kecil bisa memprediksikan dengan benar hingga 11 persen kemungkinan mempunyai telomere yang lebih pendek.
Kesulitan-kesulitan itu, menurut para peneliti, terutama berhubungan dengan kejadian sosial dam kejadian traumatis, bukan masalah finansial. Kemiskinan pada masa kanak-kanak ternyata tidak berpengaruh buruk terhadap DNA.
"Kekerasan sosial pada masa kanak-kanak--bukan kondisi sosioekonomi seperti pendapatan, pendidikan dan pekerjaan orang tua--memberikan pengaruh paling menonjol terhadap kesehatan pada masa dewasa," ujar para peneliti.
Mengomentari hasil penelitian ini, Dr. Liron Sinvani, direktur Northwell Health's Geriatric Hospitalist Service di Manhasset, New York mengatakan kepada WebMD bahwa dia sering melihat pasien yang menderita akibat penyakit yang secara perlahan-lahan berkembang sejak dia masih kecil.
"Saya kira penelitian ini membangkitkan pemikiran bagaimana cara kita melindungi telomere. Telomere adalah harta berharga yang bisa melindungi kita dari penuaan dini, penyakit, pikun dan bahkan kematian. Inilah kunci yang perlu kita pelajari sekarang," ujar Sinvani.
Belum jelas apakah orang paruh baya yang pernah mengalami kekerasan fisik pada masa anak-anak bisa membalikkan dampak yang terjadi pada telomerenya. Olahraga, diet yang sehat dan pendidikan mungkin bisa membantu orang agar tetap sehat jiwa dan raga.
Namun, menurut Sinvani, sampai saat ini belum ada riset yang menunjukkan bahwa semua itu bisa menghambat proses pemendekan telomere.
Selain itu, perasaan sebagai anak merasa terbuang (diabaikan) atau terancam bisa menghasilkan kerusakan emosi dan psikologis yang lama.
Ternyata, selain merusak mental anak, trauma masa kecil juga bisa membuat proses penuaan lebih cepat terjadi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan bahwa peristiwa yang mengerikan pada masa kecil secara signifikan bisa memprediksikan adanya perbedaan kromosomal yang berhubungan dengan penuaan ketika dia dewasa.
Artinya, jika seseorang mengalami peristiwa buruk saat masih kanak-kanak, tubuhnya ketika telah dewasa akan menunjukkan kerusakan struktur yang terjadi pada telomere.
Telomere adalah topi di akhir setiap untaian DNA yang melindungi kromosom kita. Saat orang bertambah dewasa, telomore mereka semakin pendek. Artinya, telomere yang panjang berhubungan dengan kesehatan dan masa muda; telomere yang pendek berhubungan dengan stres, depresi, penyakit dan masa tua.
Dr. Eli Puterman, seorang kinesiolog (ahli yang mempelajari gangguan berbagai fungsi organ atau sistem organ dalam tubuh manusia) dari University of British Columbia, bekerja sama dengan fisiolog, epidemiolog dan demografer menganalisis data yang berasal dari penelitian selama 16 tahun terhadap kesehatan para pensiunan di Amerika Serikat.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari studi itu, para ahli menghitung jumlah kesulitan pada masa kanak-kanak dan dewasa yang meliputi kesulitan keuangan sampai masalah hubungan sosial. Kemudian, jumlah itu dibandingkan dengan panjang telomere yang diambil dari sampel air liur.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bayang-bayang kekerasan pada masa kecil ternyata berpengaruh sampai masa dewasa lewat apa yang disebut penuaan selular.
Tim periset itu menguji jawaban pertanyaan dan sampel air liur sekitar 4.600 pensiunan di Amerika Serikat, kemudian mengelompokkan pengalaman hidup mereka ke dalam tujuh kategori kesulitan masa dewasa dan masa kanak-kanak.
Kesulitan masa dewasa misalnya kehilangan pekerjaan, putus cinta atau kehilangan anak. Cedera dalam peperangan dan selamat dari bencana alam juga masuk dalam kategori ini.
Sementara itu kesulitan masa kanak-kanak meliputi hidup bersama orang tua yang kecanduan alkohol atau obat terlarang, perundungan, kekurangan uang, kekerasan fisik, dan berurusan dengan pihak sekolah atau pihak berwajib karena masalah hukum.
Para peneliti mengelompokkan stres yang berhubungan dengan panjang-pendeknya telomere dengan membandingkan laporan para pensiunan dan sampel air liur. Kemudian hasilnya dianalisis menggunakan ilmu statistik.
Mereka mengungkapkan bahwa kekerasan tunggal cenderung tidak mempunyai hubungan dengan panjangnya telomere. Namun, kekerasan yang berulang selama masa kecil bisa memperbesar peluang mempunyai telomere yang pendek hingga 6 persen.
Empat jenis kekerasan pada masa kecil yang memengaruhi ukuran telomere pada saat orang itu beranjak dewasa adalah: mempunyai orang tua yang kecanduan alkohol atau obat terlarang; mengalami kekerasan fisik; tidak naik kelas; dan berurusan dengan polisi akibat masalah hukum.
"Karena stres yang dialaminya semasa kecil, telomere ini memendek sejak saat itu. Begitu sudah dewasa, dampaknya baru terlihat seperti risiko penyakit dan kematian dini," ungkap peneliti, Eli Puterman seperti dilaporkan CBS News.
Para responden yang mengalami kesulitan-kesulitan tertentu pada masa anak-anak ternyata mempunyai telomere yang lebih pendek daripada responden yang tidak mengalami kesulitan. Setiap kesulitan besar pada masa kecil bisa memprediksikan dengan benar hingga 11 persen kemungkinan mempunyai telomere yang lebih pendek.
Kesulitan-kesulitan itu, menurut para peneliti, terutama berhubungan dengan kejadian sosial dam kejadian traumatis, bukan masalah finansial. Kemiskinan pada masa kanak-kanak ternyata tidak berpengaruh buruk terhadap DNA.
"Kekerasan sosial pada masa kanak-kanak--bukan kondisi sosioekonomi seperti pendapatan, pendidikan dan pekerjaan orang tua--memberikan pengaruh paling menonjol terhadap kesehatan pada masa dewasa," ujar para peneliti.
Mengomentari hasil penelitian ini, Dr. Liron Sinvani, direktur Northwell Health's Geriatric Hospitalist Service di Manhasset, New York mengatakan kepada WebMD bahwa dia sering melihat pasien yang menderita akibat penyakit yang secara perlahan-lahan berkembang sejak dia masih kecil.
"Saya kira penelitian ini membangkitkan pemikiran bagaimana cara kita melindungi telomere. Telomere adalah harta berharga yang bisa melindungi kita dari penuaan dini, penyakit, pikun dan bahkan kematian. Inilah kunci yang perlu kita pelajari sekarang," ujar Sinvani.
Belum jelas apakah orang paruh baya yang pernah mengalami kekerasan fisik pada masa anak-anak bisa membalikkan dampak yang terjadi pada telomerenya. Olahraga, diet yang sehat dan pendidikan mungkin bisa membantu orang agar tetap sehat jiwa dan raga.
Namun, menurut Sinvani, sampai saat ini belum ada riset yang menunjukkan bahwa semua itu bisa menghambat proses pemendekan telomere.
Semoga kejadian yang sudah sudah janganlah terjadi lagi, gan n sist buat ente nih! Jagain anak apa adek lo jangan sampe kek begitu ya kasian kalo dipikir-pikirkan . Jangan lupa share ke temen gan thread ini, rate bintang 5 pun boleh
Quote:
Buat liat infografik lengkapnya seperti yang di gambar utama bisa liat disini gan
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng deh
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng deh
Sumur:
Beritagar.id
Beritagar.id
Jangan lupa cek thread ane yang lain gan
Quote:
- 5 kata Bahasa Indonesia yang selama ini sering salah digunakan
- Menurut agan Setya Novanto perlu mundur atau nggak
- Terungkap, 5 provinsi di Indonesia yang suka BAB sembarangan. Cek gan!
- Yuk gan cari tahu sejarah lampu lalu lintas
- 4 Pertanyaan penting saat kencan pertama
- 5 es krim kekinian di Instagram yang wajib agan coba
- 6 tips liburan murah buat agan-agan
- Minum air gak harus 8 gelas sehari gan
- Kontes adu jelek di Zimbabwe ricuh karena yang menang masih dianggep ganteng (FOTO)
- Agan tipe anak kos yang kaya gimana?
- Jangan sekali-kali kabur dari razia polisi kalo gak mau kaya gini gan (FOTO)
- Sedih gan, orang-orang ini ga dikasih main Facebook gara-gara namanya
- Pemandangan sungai di Jakarta yang sempet bikin heboh nih gan! (FOTO)
- 5 tips hemat BBM
- Serba paling di Hari Film Nasional
- Salahkah jika perempuan bekerja dan laki-laki menjadi ayah rumah tangga?
- Keahlian khusus yang dicari perusahaan tahun 2021 nanti
- Cara mencegah obesitas sejak masih kecil
- Bincang eksklusif dengan Anies Baswedan: Saya tidak mengira akan diganti
- 8 fakta pacaran masa kini yang bisa bikin agan-agan kecewa /:(/
- Hati-hati, hal ini bisa bikin agan gak subur
0
2.4K
Kutip
31
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.2KThread•83.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru