World Bank (Bank Dunia) dalam laporan terbarunya telah merilis data
proyeksi pertumbuhan ekonomikawasan regional Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia. Dalam laporannya, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia secara konsisten akan tumbuh secara konsisten hingga akhir 2018.
Kepala Ekonom Bank Dunia di Kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty mengatakan, pertumbuhan ekonomi diproyeksi akan berada pada level 5,5 persen pada tahun 2018. Konsistensi pertumbuhan ekonomi ini dapat tercapai apabila membaiknya pertumbuhan investasi di Indonesia.
"Di Indonesia, pertumbuhan akan naik secara stabil, dari 4,8 persen pada tahun 2015 menjadi 5,5 persen di tahun 2018 tergantung ada tidaknya kenaikan investasi publik dan suksesnya perbaikan iklim investasi serta kenaikan penerimaan," ujarnya melalui video conference di Singapura, Rabu (5/10/2016).
Namun, Indonesia diminta untuk tidak terlalu terpaku dengan ekspor bahan komoditas untuk mencapai asumsi pertumbuhan ekonomi ini. Sebab, anjloknya harga komoditas masih dapat mengancam ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
"Secara general menang selama ini ekonomi Indonesia bergantung di komoditi. Tapi sejak harga minyak anjlok 2014 lalu cukup terkena dampak. Ekonomi Indonesia harus tidak bergantung pada sektor komoditas pada masa yang akan datang," tutupnya.
Tax Amnesty di Indonesia terbilang sukses gan sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Badan Anggaran telah menetapkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen. Keputusan ini lebih rendah dari target sebelumnya sebesar 5,3 persen.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara, hal ini memang akan berdampak pada kemungkinan adanya ekstra effort sekira 4 persen. Untuk itu, pemerintah akan melakukan peningkatan penerapan program pengampunan pajak hingga Maret 2017 mendatang.
"Ya pasti ada pengaruhnya tetapi temen-temen di pajak dan Bea Cukai sudah komit bahwa akan melakukan semua yang dimungkinkanlah. Kan udah ada
tax amnesty, kita kuatkan lagi, basis pajaknya kan naik, kata dia gitu kan," jelasnya di Ruang Rapat Badan Anggaran, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Tak hanya itu, pemerintah juga akan melakukan peningkatan pada penerimaan cukai. Untuk itu, Ditjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai akan bersinergi untuk mencapai target penerimaan pajak tahun depan.
"Jadi pertumbuhan 13-14 persen (penerimaan) itu masih bisa dicapai. Tapi kan pertumbuhannya kalo berbasiskan outlook tahun ini masih reasonable," tutupnya.