Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Penelitian autofagi bawa ilmuwan Jepang raih Nobel Kedokteran
Penelitian autofagi bawa ilmuwan Jepang raih Nobel Kedokteran
Ilmuwan Jepang Yoshinori Ohsumi berpose di kampus Tokyo Institute of Technology, Yokohama, Jepang.
Yoshinori Ohsumi tak pernah menyangka penelitian dasar soal ragi yang dilakukannya sejak awal 1990-an membawa pada Nobel Fisiologi atau Kedokteran yang diidamkan banyak ilmuwan.

Pada Senin (3/10/2016) Dewan Nobel di Institut Karolinka mengumumkan bahwa profesor biologi sel berusia 71 tahun ini memenangi Nobel untuk penemuan soal autofagi dalam penelitian yang telah dilakukannya sejak dua dekade lalu.

Para juri Nobel sudah biasa memberikan penghargaan tersebut kepada penemuan yang telah dilakukan beberapa tahun, bahkan dekade, lalu. Mereka ingin terlebih dahulu melihat dan yakin bahwa riset yang dilakukan itu valid dan kegunaannya terbukti seiring jalannya waktu.

Oleh karena itu tak heran jika, seperti cerita Sekretaris Komite Nobel Thomas Perlmann yang dikutip Associated Press (3/10), Ohsumi terkejut saat diberi tahu bahwa ia mendapatkan Nobel untuk penelitian yang dilakukannya saat berusia 43 tahun itu.

"Kata pertamanya adalah 'ahhh.' Ia sangat, sangat gembira," ujar Perlmann.

Ohsumi membenarkan dirinya sangat terkejut karena tak pernah berharap untuk mendapatkan Nobel dengan mengamati ragi melalui mikroskop selama bertahun-tahun.

"Saat kanak-kanak, mendapatkan Nobel adalah sebuah impian. Tetapi setelah memulai penelitian, saya tak pernah memikirkannya lagi," kata pria kelahiran Fukuoka itu, seperti dikutip Independent Online.

"Saya merasa tidak nyaman berkompetisi dengan banyak orang, sebaliknya saya merasa senang melakukan sesuatu yang tidak dilakukan orang lain. Itulah arti ilmu pengetahuan, kebahagiaan menemukan sesuatu yang menginspirasi saya."

Atas prestasinya itu, Ohsumi, orang ke-25 dari Jepang yang mendapatkan Nobel, meraih hadiah uang 8 juta kronor Swedia, sekitar Rp12 miliar.
Apa itu autofagi?
Autofagi berasal dari bahasa Yunani yang berarti memakan diri sendiri. Term itu digunakan untuk menyebut proses saat sel memperbarui dirinya sendiri.

Dipaparkan situs The New York Times, autofagi adalah proses yang sangat krusial. Saat kelaparan, sel mengurai protein dan komponen-komponen yang tidak diperlukan dalam tubuh, mengubah mereka menjadi tenaga.

Sel juga menggunakan autofagi untuk menyerang virus dan bakteri yang menyerang, lalu mendaur ulangnya. Ia juga menyingkirkan struktur-struktur yang rusak.

Proses ini diperkirakan bisa menjadi awal untuk menemukan pengobatan atas kanker, penyakit menular, penyakit kekebalan tubuh, dan kelainan neurodegenerative.

Penelitian autofagi, dituturkan CNN Indonesia (4/10), pertama kali dilakukan pada era 1960-an ketika ditemukan fakta bahwa sel dapat menghancurkan dirinya sendiri melalui lisosom.

Kata autofagi itu sendiri dimunculkan pada 1963 oleh peneliti asal Belgia, Christian de Duve, peraih Nobel Kedokteran pada 1974 setelah menemukan struktur dan organisasi sel.

Tetapi sebelum Ohsumi memulai risetnya pada 1988, para ilmuwan tidak mengetahui fungsinya, apa yang dikontrolnya, dan apa yang relevan dengannya. Demikian dituturkan David Rubinsztein, deputy director of the Institute for Medical Research di University of Cambridge.

Riset Ohsumi, kemudian eksperimen-eksperimen yang dibimbing oleh hasil risetnya, membuat peran autophagy dalam mengontrol fungsi fisiologis vital menjadi lebih bisa dimengerti dan membuka kemungkinan penggunaannya untuk terapi.

Proses yang ditelitinya sangat penting untuk mengetahui cara sel untuk bertahan hidup dan tetap sehat.

"Karya Ohsumi telah membawa seberkas cahaya kepada para penderita penyakit yang sulit disembuhkan seperti kanker dan Parkinson," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dikutip Japan Today.
Penelitian autofagi bawa ilmuwan Jepang raih Nobel Kedokteran


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...bel-kedokteran

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Penelitian autofagi bawa ilmuwan Jepang raih Nobel Kedokteran Otak pembunuhan sadis siswi SMP Bengkulu divonis mati

- Penelitian autofagi bawa ilmuwan Jepang raih Nobel Kedokteran Sadisnya Dimas Kanjeng menghabisi bekas muridnya

- Penelitian autofagi bawa ilmuwan Jepang raih Nobel Kedokteran Jessica digoda atau tergoda oleh trik penyidikan?

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.4K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread743Anggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.