- Beranda
- Berita dan Politik
Omzet Penjaja Jasa Ketok Magic di Rawamangun Menurun Drastis
...
TS
infonitascom
Omzet Penjaja Jasa Ketok Magic di Rawamangun Menurun Drastis
RAWAMANGUN – Sejak proyek pembangunan pagar taman berlangsung, omzet sejumlah penjaja jasa ketok magic di sepanjang Jalan Alu-Alu dan Jalan Persahabatan, Ramangun, Jakarta Timur menurun drastis. Bahkan, bisa mencapai lebih dari 50 persen.
Menurut Sanusi, penjaja jasa ketok magic yang sudah berjualan 10 tahun di Jalan Alu-Alu, pendapatan dari usaha ini memang tidak menentu. Namun, dulu, paling tidak dapat Rp 50.000 hingga Rp 200.000 per hari.
“Kini, paling hanya setengahnya. Ngerjain 2 atau 3 mobil saja sudah sukur. Bahkan, pernah tidak ada sama sekali mobil yang masuk dalam sehari,” katanya.
Kondisi saat ini pun jauh berbeda. Dulu lahan parkir masih ada. “Sejak ada trotoar, parkir jadi susah. Ini aja kalo ada kerjaan, parkirnya harus minggir banget. Terpaksa, sebagian mobil harus naik trotoar biar engga makan jalan," tutur Sanusi.
Adi, rekan seprofesi Sanusi juga mengungkapkan hal sama. Pendapatan menurun drastis dibanding satu tahun lalu. “Tepatnya, setelah ada pemagaran trotoar. Sebelumnya mah engga usah di awe-awe pelanggan berhenti sendiri mba, karena tempatnya luas,” ucapnya.
"Saya berharap pemerintah bisa lebih peduli dengan kami dengan menyediakan tempat yang layak buat jualan. Bukan seperti sekarang, jualan aja harus numpang di depan rumah orang. Terlebih, saya kan cuma pekerja bukan pemilik ketok magic yang nyari makan dari pekerjaan ini," pungkas Fredi.
SUMBER
Menurut Sanusi, penjaja jasa ketok magic yang sudah berjualan 10 tahun di Jalan Alu-Alu, pendapatan dari usaha ini memang tidak menentu. Namun, dulu, paling tidak dapat Rp 50.000 hingga Rp 200.000 per hari.
“Kini, paling hanya setengahnya. Ngerjain 2 atau 3 mobil saja sudah sukur. Bahkan, pernah tidak ada sama sekali mobil yang masuk dalam sehari,” katanya.
Kondisi saat ini pun jauh berbeda. Dulu lahan parkir masih ada. “Sejak ada trotoar, parkir jadi susah. Ini aja kalo ada kerjaan, parkirnya harus minggir banget. Terpaksa, sebagian mobil harus naik trotoar biar engga makan jalan," tutur Sanusi.
Adi, rekan seprofesi Sanusi juga mengungkapkan hal sama. Pendapatan menurun drastis dibanding satu tahun lalu. “Tepatnya, setelah ada pemagaran trotoar. Sebelumnya mah engga usah di awe-awe pelanggan berhenti sendiri mba, karena tempatnya luas,” ucapnya.
"Saya berharap pemerintah bisa lebih peduli dengan kami dengan menyediakan tempat yang layak buat jualan. Bukan seperti sekarang, jualan aja harus numpang di depan rumah orang. Terlebih, saya kan cuma pekerja bukan pemilik ketok magic yang nyari makan dari pekerjaan ini," pungkas Fredi.
SUMBER
0
6.3K
40
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
681.3KThread•49.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya