Jakarta, Prodaya.com – Sosok Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati (SMI) menjadi figur yang digadang-gadang dalam keberhasilan tax amnesty (TA). Pasalnya, baru berjala dua bulan, TA sudah meraup dana repatriasi sebesar Rp3540 triiun.

Sungguh fantastis, peran mantan Direktur Operasional Bank Dunia ini dalam memperbaiki karut marutnya perekonomian bangsa akibat mengalami defisit APBN pada awal Agustus 2016 lalu.

Menurut pengamat ekonomi dari Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Teddy Lesmana, saat ini fokus perhatian kita lebih kepada TA, sementara target penerimaan pajak kita sampai hari ini masih sekitar 55 persenan dan diperkirakan hingga akhir tahun hanya akan mencapai sekitar 86 persenan.

“Ini akan membukukan shortfall penerimaan pajak selama dua tahun berturut-turut. Lalu sekalipun nantinya dana tebusan TA mencapai 165 T, masih tinggi defisit yang kita alami,” ujar Teddy.

SMI dua hari yang lalu mengatakan jika target pajak kita 1.700 T maka yang terealisasi kemungkinan 1500 T. Sementara APBN direncanakan 2000 T.

Sambung Tedy, TA ini sebetulnya lebih kepada perbaikan basis data perpajakan sekaligus upaya meningkatkan tax ratio.

“Kita memang masih terbilang rendah event di lingkungan ASEAN kurang lebih sekitar 13 persen,” tambahnya.

Pria lulusan Magister Mangement dari Australian National University ini menyatakan bahwa TA juga diharapkan sebagai langkah reformasi perpajakan kita termasuk barangkali nantinya Ditjen Pajak akan berdiri sendiri seperti Internal Revenue Service (IRS) di Amerika Serikat.

Maka dari itu, Teddy menilai prestasi SMI sejak 2 bulan kedatangannya dari AS membawa pengaruh positif bagi perekonomian nasional. Bisa jadi secara politis ini akan semakin melambungkan namanya dalam perhelatan Pilpres 2019 mendatang.

“Sedikit melebar, ada semacam kebiasaan di Prancis dimana Menteri Keuangan yang berhasil biasanya akan menapaki jenjang karir politik yang lebih tinggi yakni menjadi Presiden. Di Malaysia, menteri pendidikan yang berhasil biasanya akan menjadi Perdana Menteri,” seloroh dia.

Baca: 2017 Tarif Cukai Rokok Naik 13,46%
Sehingga hal itu tidak menutup kemungkinan Jokowi akan menggandeng SMI pada Pilpres 2019. Syarat adanya popularitas kini telah dimiliki oleh SMI.

“Akankah kita saksikan di 2019, Jokowi-SMI or even SMI to overtake? Cause SMI once said, “I’ll be back” like Arnold Schwarzenegger famous words,” pungkasnya. (an)

Sumber
http://prodaya.com/keberhasilan-tax-...pasangan-2019/

Sepertinya tanda-tanda untuk jadi Capres Cawapres sudah terlihat.. klo kinerjanya bagus kenapa tidak