fajarbupatiAvatar border
TS
fajarbupati
Pengalaman Ane Pake Pertamax Turbo
ijin share gan, ini soal pengalaman ane pake Pertamax Turbo produk Pertamina gan.

Dua hari lalu, tepatnya Sabtu tanggal 1 Oktober 2016, ane iseng-iseng isi mobil ane pake Pertamax Turbo gan... Mobil Nissan Juke tahun 2015.
Spek Juke itu dari pabriknya cukup pake RON 90 aja gan, alis cukup pake Pertalite juga gak ada masalah. asal jangan premium gan...

Nah karena ane penasaran sama promosinya Pertamina yg negluarin Pertamax Turbo dengan RON 98, Agustus lalu, ane kepengen coba...

saat diisi, tangki ane emang sdh ampir abis gan alias sudah strip paling bawah, tapi belum nyala indikator bensin kurangnya...

oh ya, ane ngisi di POM bensin dekat Pondok Indah... di jl sultan iskandar muda sekitar jam 23.15 an.. which is.. udah malem dan agak sepi,..

ane isi 200 ribu gan... yang artinya ane dpt 22,9 liter dr pertamax turbo (rp8700) kalo gak salah/inget gan..

nah selepas itu ane langsung masuk ke tol n nyobaain ke arah bintaro serpong... cukup lah disitu buat ngetes boil ane ama si Turbo...
jujur gan, tarikan jadi enteng... gak pake lama buat naik ke 100/ kam/jam.... tapi ane cukup pake feeling aj ngetesnya gan... gak pake alat khusus...
nah pengalaman ane cukup senang pake tuh BBM... selain mobil jadi kenceng dan tarikan ringan, mobil jadi lebih irit (perasaa...) soalnya skrg belum abis tuh Turbo di tangki...

BTW, ini pengalaman menarik buat ngebuktiin kalo Turbo bisa mempengaruhi kita buat beli tuh BBM, apalagi RON yang ditawari 98, lebih gede dari V Power punya meneer Belanda yang cuma RON 95...

Gitu aj cerita ane gan... terserah mau nanggapainnya gimana, ane senang-senang aja... PERTAMAX gan!!!




BBM Berkualitas dari Pertamina Sukses Pengaruhi Penggunaan BBM

Beberapa varian bahan bakar minyak baru yang diproduksi PT Pertamina (Persero), sukses mempengaruhi pasar. Terbukti telah terjadi peningkatan permintaan atas BBM jenis baru itu, seperti Pertalite dan Pertamax Turbo.

Di sisi lain, permintaan atau konsumsi masyarakat terhadap BBM lama, seperti premium justru menurun. Pasar BBM dengan RON 88 itu mulai tersedot ke RON yang lebih tinggi. Pertalite mulai merangkak naik konsumsinya, begitu pula dengan Pertamax dan terakhir Pertamax Turbo.
Hal ini masih ditambah selisih harga antara beberapa jenis BBM tersebut yang tidak jauh. Apalagi sudah timbul kesadaran masyarakat terhadap kualitas BBM dan pengaruhnya terhadap kinerja mesin makin tinggi.

“Mesin-mesin baru memberi respons kinerja yang lebih baik pada gasoline beroktan lebih tinggi. Masyarakat memilih gasoline beroktan tinggi dipilih juga karena harganya yang tidak terlalu jauh dengan premium,” kata Ibrahim Hasyim, Komisoner Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).

Harga premium yang saat ini diatur pemerintah hingga akhir 2016 akan tetap dibanderol Rp 6.450-Rp 6.550 per liter untuk wilayah di luar Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Jamali. Kini harga premium tidak selisih jauh dengan pertalite yang dijual PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 6.900 per liter dan pertamax Rp 7.350 per liter.

Menurut Ibrahim, premium juga tidak lagi disubsidi pemerintah, sehingga tidak lagi berpengaruh terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika saat ini ada yang mengonsumsi premium, bisa jadi karena lebih murah.

“Bisa juga karena ketersediaannya yang lebih luas di seluruh NKRI. Di wilayah tertentu nelayan juga pakai premium,” kata dia.

Ibrahim menambahkan perilaku masyarakat kini tidak begitu lagi sensitif terhadap harga karena harga BBM memang lagi rendah. Masyarakat sekarang juga sudah concern terhadap mutu dan kinerja mesin. Ini bisa dilihat dari perilaku pengguna sepeda motor yang sudah menggunakan gasoline beroktan yang lebih tinggi, seperti pertamax dengan kadar oktan (research octane number/RON) 92, pertalite RON 90.

“Tuntutan teknologi ke depan secara perlahan akan mendorong masyarakat untuk memilih gasoline dengan RON 90, 92 dan 95 dan perlahan meninggalkan premium dengan RON 88,” ucap Ibrahim.

Berdasarkan data Pertamina hingga 20 September 2016 konsumsi premium makin menyusut. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, konsumsi premium tercatat turun 28,75 persen. Sebaliknya, konsumsi BBM berkualitas, seperti Pertalite, dan Pertamax Series makin membesar. Bahkan, konsumsi harian Pertalite dari 1 hingga 20 September 2016 telah melonjak 282 persen dibanding konsumsi pada semester I 2016.

Rata-rata konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium hingga 20 September 2016 tinggal 50 ribu kiloliter (KL) per hari, turun 28,75 persen dibanding rata-rata konsumsi sepanjang semester I 2016 sebesar 70.183 KL per hari.

Di sisi lain, Pertamax Series ( Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamax Turbo) konsumsinya terus meningkat. Jika pada pada semester I, konsumsi rata-rata Pertamax series 9.626 KL per hari, hingga 20 September rata-rata konsumsi naik jadi 15.682 KL perhari.

Pertamina meminta pemerintah untuk menentukan rencana konkret penyaluran premium yang konsumsinya terus turun. “Kami sudah memberi data kepada pemerintah. Harus jelas peruntukkan premium,” kata Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina.
Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komisi VII DPR, mengatakan tren penurunan premium merupakan positif karena produknya juga tidak disubsidi.

Pilihan masyarakat yang beralih mengonsumsi pertalite merupakan langkah bijak karena dengan kualitas yang lebih baik, bisa diperoleh dengan biaya yang berbeda tipis dengan premium.
“Secara perlahan premium memang harus dikurangi peredarannya, tapi itu memang perlu keputusan politis kendati sesungguhnya premium itu tidak lagi disubsidi, ” katanya.
0
12.9K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.