mukidi.kitaAvatar border
TS
mukidi.kita
Jaya Suprana Ikut Aksi Damai Warga Bukit Duri



Tokoh Museum Rekor Indonesia Jaya Suprana ada di tengah-tengah aksi damai gugatan masyarakat Bukit Duri, Jakarta Selatan. Jaya mengatakan kedatangannya sebagai bentuk simpati untuk warga Bukit Duri.

"Saya ke sini sebagai bentuk simpati, saya juga berteman baik dengan Sandyawan Sumardi," katanya, Rabu (28/9).

Jaya mengatakan keberadaanya di Bukit Duri juga sebagai permohonan kepada pemerintah untuk mengedepankan pemufakatan. Jaya menuturkan tanpa pemufakatan akan ada yang terus saling bertikai.

"Kalau tidak ada pemufakatan ya kita akan ribut terus, pemerintah merasa benar, rakyat merasa benar," ujarnya.

Menurut Jaya untuk menyelesaikan  persoalan penggusuran normalisasi Ciliwung di Bukit Duri hanya dapat diselesaikan lewat jalur hukum. Pemerintah seharusnya sabar sampai seluruh jalur hukum selesai.

"Hukum, satu-satu dengan jalur hukum, lagi sudah sidang ke sembilan, sebentar lagi," kata Jaya.

http://m.republika.co.id/berita/nasi...rga-bukit-duri

Ini gue nanya sopan ama pendukung Ahok ya. Bukan ke antek dan penjilatnya. Menurut loe kalo masih sengketa di PTUN, boleh ngga main gusur?


BERITA LAINNYA :

"Terima Kasih Pak Ahok, Warga Tak Jadi Digusur"


Warga RW 02, Kelurahan Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat, berterima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena telah menegur Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi terkait keterlibatan Pemerintah Kota Jakbar dalam rencana penggusuran permukiman mereka.

Ahok meminta Pemkot Jakarta Barat untuk tidak mencampuri konflik lahan di sana karena lahan tersebut bukan milik Pemprov DKI.

"Terima kasih Pak Ahok, udah banyak bantu kami, warga enggak jadi digusur," kata salah satu warga, Amey (63), saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (26/8/2016).

Pemkot Jakarta Barat telah menangguhkan penggusuran rumah warga. Amey pun kini merasa lebih tenang.

"Lumayan legaan dikit. Wali Kota enggak berani turun tangan udah bagus. Dari SP-3 sampai sekarang udah enggak ada lagi (yang datang untuk menggusur)," kata dia.

Hal serupa diucapkan warga lainnya, Liana (70). Dia bersyukur karena Pemkot tidak jadi menggusur rumah yang dia huni selama puluhan tahun itu.

"Kami bersyukur sama Tuhan. Tuhan enggak akan meninggalkan kami," ucap Liana.

Selain berterima kasih kepada Ahok, warga juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Marsudi dan anggota Komisi II DPR RI, Arif Wibowo, karena telah membantu mereka juga.

Prasetio dan Arif telah mengunjungi permukiman warga pada Senin laluuntuk meninjau langsung kondisi di sana. Keduanya pun meminta Pemkot Jakarta Barat tidak ikut campur.

"Saya terima masih sama Pak Ahok, Ketua DPRD Pak Prasetio, terima kasih udah bantu kami. Dia bantu kami tanpa pamrih, terutama Pak Arif," tutur warga lainnya, Nugroho (61).

Warga berharap Ahok dan Prasetio dapat membantu mereka lagi sehingga mereka bisa mendapatkan sertifikat hak milik (SHM).

Mereka sudah tinggal puluhan tahun di sana. Warga merujuk pada pasal 60 Peraturan Menteri Agraria Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Pasal itu menyebutkan warga dapat mengajukan SHM apabila sudah tinggal lebih dari 20 tahun di sebuah lahan.

"Mudah-mudahan Pak Ahok bisa bantu kami seterusnya, jangan sampe ada mafia-mafia tanah lagi. Kalau bisa sampe dibikinin sertifikat soalnya sudah puluhan tahun. Jadi biar lebih aman lagi," kata Amey.

Pemkot Jakarta Barat sebelumnya menerbitkan SP-1 hingga SP-3 atas permohonan pemilik SHM tanah tersebut.

http://megapolitan.kompas.com/read/2...k.jadi.digusur
Diubah oleh mukidi.kita 28-09-2016 02:38
0
4.7K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.