Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wartawan.bodrexAvatar border
TS
wartawan.bodrex
Mereka yang Gagal Maju pada Pilkada DKI 2017
Mereka yang Gagal Maju pada Pilkada DKI 2017

Proses pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017 telah resmi ditutup, Jumat (23/9/2016) malam. Ada tiga pasang calon yang mendaftar ke KPU DKI Jakarta.

Ketiga pasang calon itu adalah petahana Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, Golkar, dan Nasdem. Yang kedua adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Deputi Gubernur DKI Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.

Adapun yang ketiga adalah mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, dan politisi Gerindra, Sandiaga Uno, yang diusung Partai Gerindra dan PKS.

Di balik majunya tiga pasang calon tersebut, ada sejumlah nama yang gagal mewujudkan keinginannya untuk maju menjadi calon gubernur atau calon wakil gubernur pada Pilkada DKI 2017.

Mereka yang gagal maju adalah para tokoh yang sebenarnya sudah giat menyosialisasikan dirinya sejak jauh-jauh hari. Nama pertama adalah Adhyaksa Dault, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga. Rencana Adhyaksa untuk maju pada Pilkada DKI sudah muncul sejak September 2015, tepatnya dalam acara bertajuk "Sinergi Tokoh, Sinergi Umat Mendaulat Adhyaksa Dault sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2022", di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (20/9/2015).

Saat itu, ia didaulat oleh sejumlah tokoh untuk bisa maju pada Pilkada DKI 2017. Adhyaksa menyatakan siap untuk menjalankan amanat tersebut.

"Kalau saya diberi amanat, demi Allah tidak akan saya makan sepeser pun uang haram. Itu janji saya," kata Adhyaksa ketika itu.

Nama lain yang juga gagal maju pada Pilkada DKI 2017 adalah pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra. Rencana Yusril untuk maju pada Pilkada DKI muncul sejak awal 2016, tepatnya seusai kakaknya, Yuslih Ihza Mahendra, mampu mengalahkan Bupati Petahana Belitung Timur yang juga adik Ahok, Basuri Tjahaja Purnama, dalam Pilkada Belitung Timur 2015.

Usai kemenangan kakaknya di Belitung Timur, Yusril percaya diri bisa menjadi penantang Ahok. Ia pun mulai melontarkan berbagai gagasannya, salah satunya adalah melikuidasi Jakarta sebagai provinsi.

"Ke depan, Jakarta dilikuidasi. Tidak ada lagi gubernur. Tidak ada lagi DPRD. Yang ada adalah menteri urusan Ibu Kota, kemudian komisi urusan Ibu Kota, serta wali kota-wali kota saja," kata Yusril yang berdialog selama hampir tiga jam bersama Tribun, Warta Kota, Kompas TV, dan Kompas.com, Jumat (11/3/2016) sore.


Nama selanjutnya yang juga gagal mewujudkan keinginannya maju pada Pilkada DKI 2017 adalah Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana. Untuk merealisasikan keinginannya, Lulung sempat membentuk kelompok relawan yang diberi nama "Suka Haji Lulung", sekitar Maret 2016.

Menurut Lulung, ide pembentukan relawan ini berasal dari warga. Nama "Suka Haji Lulung" dipilih bukannya tanpa maksud. Ada makna yang tersimpan di balik nama itu. Lulung mengatakan bahwa nama kelompok relawannya itu merupakan sebuah singkatan.

"'Suka Haji Lulung' itu singkatan dari 'Suara Kami Haji Lulung'," kata Lulung, di Jakarta, Kamis (10/3/2016).

Selanjutnya, figur yang juga gagal maju pada Pilkada DKI 2017 adalah salah satu kader Partai Demokrat Hasnaeni Moein yang dikenal dengan nama "Wanita Emas".

Ia mulai menyosialisasikan diri sejak beberapa bulan silam, salah satunya dengan cara membagi-bagikan stiker kampanyenya ke warga dan menjanjikan hadiah umrah, seperti yang dilakukannya saat mengunjungi permukiman warga Jalan H Sidik, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (24/6/2016).

Dalam kunjungannya itu, Hasnaeni meminta stikernya ditempel di rumah warga agar bisa diundi dengan berbagai macam hadiah, seperti setrika, sepeda motor, kompor, kulkas, hingga umrah.

"Yang mau foto-foto ayo, tetapi kasih tahu masyarakat harus jadi timses saya, masyarakat harus tempel stiker di rumah untuk acara umrah bareng saya. Ini beneran, nggak bercanda, nanti diundi," kata Hasnaeni.

Nama terakhir yang juga gagal maju adalah Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Pangdam Jaya. Sjafrie sempat masuk dalam daftar cagub hasil penjaringan yang dilakukan Partai Gerindra.

Ia juga sempat menyebut adanya rencana untuk maju pada Pilkada DKI 2017 karena didorong Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dalam perkembangannya, Prabowo akhirnya lebih memilih Sandiaga Uno.

Namun, sebelum keputusan Prabowo memilih Sandiaga, Sjafrie sempat mulai muncul dan melakukan safari politik.

"Saya siap untuk bekerja keras dan siap untuk mengabdi dalam menjalankan misi apabila Allah SWT memberikan amanah kepada saya, dan warga masyarakat memberikan kepercayaan," ujar Sjafrie saat ditemui di rumahnya, di Jakarta, Selasa (5/7/2016).

Selain Adhyaksa, Yusril, Lulung, Hasnaeni, dan Sjafrie, masih ada nama-nama lain yang juga sempat menyatakan keinginannya maju pada Pilkada DKI 2017, di antaranya wartawan senior Teguh Santosa, pakar tata kota Marco Kusumawidjaja, kader PKS Muhammad Idris, musisi Ahmad Dhani, seorang dosen bernama Ahmad Taufik, dan pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy.

Untuk tiga pasang cagub-cawagub yang sudah mendaftar ke KPU DKI Jakarta, mereka akan menjalani tes kesehatan di RSAL Mintohardjo pada Sabtu (24/9/2016). Adapun penetapan calon secara resmi oleh KPU DKI Jakarta akan dilakukan pada 24 Oktober 2016.

http://megapolitan.kompas.com/read/2....2017?page=all

nasib lu tong emoticon-Wkwkwk
junjungan nasbung nyungsep semua emoticon-Wakaka
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
1.6K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.