PALU, MERCUSUAR – Para pemenang lomba lari marathon internasioanl kecewa dengan kebijakan panitia yang akan menyerahkan hadiah lomba dua minggu kedepan. Seharusnya, hadiah lomba berupa uang tunai diserahkan kepada pemenang usai kegiatan berlangsung.

Lomba yang salah satu tujuannya adalah untuk menggairahkan pariwisata di Sulteng khususnya Kota Palu dengan tema “ Membuka mata Dunia” ini agar menjadi tujuan wisata populer di Indonesia, justru membuat kesan tidak baik dimata para peserta lari marathon. Hal ini dibuktikan dengan tidak profesionalnya penyelenggara terhadap para pemenang lomba.

Pemenang lomba lari marathon jarak 42 K, Novi atlet marathon asal Jombang, Jawa Tengah merasa kecewa dengan penyerahan hadiah lomba dengan tenggang waktu begitu lama. Tidak seperti biasanya, para peserta yang menang lomba harusnya naik podium menerima hadiah tersebut, namun di even yang berskala internasional ini pemenang hanya menerima sertifikat juara tanpa hadiah.

Selain itu, atlet juga menyayangkan kondisi jalan atau area lari marathon tidak dalam keadaan steril dari kendaraan yang lalu lalang. Bahkan, penyambutan pemenang lomba tidak ditandai dengan garis finish. Melainkan, langsung memasuki area yang disiapkan oleh pelaksana tidak jauh dari panggung utama disekitar pegaraman Talise.

Keterlambatan pelaksana kegiatan dalam penyerahan hadiah, membuat beberapa pememang harus membatalkan penerbangannya untuk kembali ke provinsi masing-masing.

Senada dengan Irma salah satu pemenang Lari Marathon jarak 21 Km asal Balikpapan mengatakan, biasanya di even nasional atau internasional para pemenang langsung menerima hadiah. “ Ya ngga jelas hadianya, ngga ada nominal tertera disertifikat juara, biasanya kan ada , ini ko ngga ada. Terus hadianya belum bisa diterima sekarang melainkan menunggu hingga dua minggu,” katanya.

Menurutnya, kalaupun hadianya diserahkan dengan cara transfer, tidak berlarut sempai seminggu. Ia menilai penyelenggara kegiatan tidak siap melakukan even lari marathon tersebut.


Salah satu pelari asal Kenya saat mengikuti lomba lari marathon di event Festival Pesona Palu Nomoni, Minggu (25/9/2016). FOTO : MUHAMMAD RIFKI/MS
Pelari Asal Bogor, Yayu (50) pemenang lari 10 Km master mengatakan, sangat memalukan even berskala internasional justru membebani para atlet yang juara. Pasalnya beberapa pelari tidak memilki uang lebih jika harus menetap sembari menunggu penyerahan hadiah.

“Yang kasian kan peserta yang sudah pesan tiket pulang pergi, terpaksa harus batal, yang tinggal di hotel sudah pada chek out juga,” imbuhnya.

Ia menambahkan, beberapa bulan sebelum kegiatan panitia harusnya sudah siap untuk melaksanakan even tersebut. Mulai dari sosialisasi hingga pelaksanaan kegiatan. Menurutnya, harusnya ada pemberitahuan sebelumnya, jika para pemenang lomba tidak menerima hadiah secara langsung, melainkan dengan cara tranfer bank.

Informasi yang diperoleh, peserta lari marathon internasional didominasi oleh atlet asal Kenya, Afrika. Khusus pelari wanita Dijarak lari 42 Km diraih oleh Margaret Njuguna. Sedangkan, untuk juara dua dan tiga ditiadakan, karena nomor lari dengan jarak tersebut hanya diikuti oleh Margaret sendiri.

Penyelenggara kegiatan, Stevi saat ditemui mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan pemerintah Kota Palu terkait penyerahan hadiah itu.

“Tetap akan kami berikan hadiahnya, hanya saja menunggu waktu kurang lebih seminggu. Nomor rekeningnya pemenang juga sudah kami catat,” katanya. IKI

sumber; ttp://mercusuarnews.com/pemenang-lari-marathon-kecewa-hadiah-diserahkan-dua-minggu-kedepan/

--------------

cukup satu kata: Kasihan !!