masjokooAvatar border
TS
masjokoo
surat tuntuan perceraian gw setelah hampir 10 tahun pernikahan gw gan.. pls help
Halo gan, setelah lama dipendem akhirnya gw bikin surat tuntutan cerai buat istri gw, mohon masukan dari agan agan sekalian, apakah talak satu perlu dilanjutkan menjadi talak 3… termasuk jika ada konsultan yang super buat rumah tangga yang bisa hubungi gw gan.

Surat itu sbb:

Dengan hormat
Berikut permasalahan yang terdapat dalam keluarga saya yang membuat saya berniat untuk menceraikan istri saya
Berawal dari hampir 10 tahun yang lalu saat itu saya adalah sahabat baik “X” yang sekarang menjadi istri saya, dimana saya selalu mendengarkan segala keluh kesahnya, masalah yang cukup berat saat itu karena “X” yang tidak jadi menikah karena ditinggalkan oleh calon suaminya menikah dengan perempuan lain,

karena dasar kecintaan saya terhadapnya dari awal pertemuan saya kemudian mengajaknya untuk menikah dengan harapan untuk dapat meringankan bebannya.

Permintaan saya untuk menikah diterima dan persiapan dilangsungkan dalam waktu yang relatif cepat, dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang terkesan dipaksakan kita berhasil menyelenggarakan pernikahan tersebut, tentu saja dengan bantuan orangtua istri saya yang saat itu memang cukup berada.

Selama persiapan pernikahan sampai dengan pernikahan saya lalui dengan perasaan yang sangat bahagia, saya sangat sangat mencintai calon istri saya, saya mengabaikan tanda2 peringatan yang seharusnya tidak boleh saya abaikan.
1. Orang tua istri saya berulang kali menanyakan kesiapan saya sebagai suaminya, bukan karena ragu dengan saya tapi karena mereka tahu karakter “X” yang dingin, galak dan susah diatur.
2. Keluarga saya menolak pernikahan saya yang tergesa2 dan dengan calon istri saya karena dinilai saya belum terlalu mengenalnya.
3. Tingkah laku istri saya yang jelas jelas tidak mencintai saya, ada satu kejadian dia mengirimkan email kepada mantan pasangannya (yang tidak jadi menikahinya) di mana didalam email itu dia mengatakan masih mencintai dia dan pernikahan dengan saya hanyalah pelampiasan saja. Saya kebetulan secara tidak sengaja membaca emailnya dia di laptop. Saya sangat marah mengetahui hal tersebut tetapi dia minta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut, dan saya memaafkannya saat itu.
4. Calon istri saya yang tidak pernah bilang “I love you”, “aku sayang kamu”.. tidak pernah mencium atau inisiatif yang menunjukkan rasa sayang yang lainnya.
5. Istri saya yang tidak pernah terlihat bahagia, mulai dari saat saya melamarnya sampai dengan prosesi pernikahan. Raut muka yang tegang bahkan cenderung emosi tanpa ada sebab yang jelas

Saya sangat menghormati perempuan calon istri saya, saya tidak pernah memaksa dia untuk bermesraan atau bercinta, jadi bagi saya tidak mengapa jika dia menolak untuk pacaran dengan ciuman atau pegangan tangan sekalipun saya akan tetap menghormati dia dan tidak memaksanya.

Masalah pertama terjadi saat malam pertama saya dimana harapan saya adalah saya disambut sebagai seorang suami sebagaimana manusia normal, tetapi harapan itu tidak terjadi, istri saya tegang emosional dan marah2 tanpa ada sebab yang jelas. Saya gagal melakukan hubungan intim dengan istri saya saat itu dan mencoba keesokan harinya,tingkah laku istri saya masih sama dan gagal lagi,
untuk menenangkan istri saya, saya sering melakukan pijatan pijatan di seluruh badannya, untuk menenangkan emosinya.. cukup berhasil untuk emosinya, tapi tetap tidak berhasil membangkitkan gairahnya

Saya bersabar saya pikir kalau saya bawa ke pulau bali untuk bulan madu disana dia akan berubah, tapi ternyata tidak, selama seminggu disana kami tidak sekalipun melakuan hubungan badan, setiap malam dicoba emosi kemarahan dia selalu keluar oleh hal2 yang kecil.. sy saat itu menyalah diri saya dan meminta maaf ke dia.

Sampai suatu saat sy memohon ke dia dengan sangat, saya sangat ingin mempunyai anak, jangan halangi anak kita untuk lahir ke dunia ini, saat itu di luluh dia rela untuk melakukan hubungan intim dengan saya, prosesnya sangat cepat karena saya takut dia berubah pikiran sebelum saya klimaks, sebetulnya sangat memalukan tapi itu memang yang terjadi.

Alhamdulilah sekalinya berhubungan badan saat itu istri saya hamil. Selama masa kehamilan istri sama sekali tidak berhubungan badan dengan saya. Saya menghormatinya demi ketenangan ibu hamil dan sang janin. Sampai akhirnya bayi kami pun lahir.
Beberapa waktu setelah kelahiran bayi saya protes keras terhadap istri saya dimana hak hak saya sebagai seorang suami harus dia berikan sebagai kewajiban sebagai seorang istri. Saya sangat mencintai istri saya tapi saya tidak ingin juga dalam pernikahan saya diabaikan hak2 saya sebagai seorang suami yaitu rasa cinta, rasa hormat dan pemenuhan kebutuhan lahiriah dan batiniah.

Istri saya saat itu terlihat menyesal berjanji akan berusaha berubah , belajar dan bahkan berobat ke psikiater untuk mengetahui permasalahnnya. Perjuangan saya lakukan hampir setiap hari mencoba untuk mendekatkan kepada istri saya selalu gagal, beberapa kali pernah berhasil tapi dengan kondisi yang dingin dan memalukan itu juga intensitasnya paling sering sekali antara 1 sampai 2 tahun.
Saya juga mencintai bayi saya satu satunya, dia adalah harta paling berharga yang saya miliki, melihat dia tumbuh besar adalah moment yang tidak tidak ternilai bagi saya, rasa sakit hati yang ditimbulkan istri saya selalu dapat terobati setiap bertemu dengan anak saya.

Hampir 10 tahun berlalu, tapi keadaan tidak berubah sama sekali dari awal pernikahan :
1. saya selalu menunaikan kewajiban2 saya sebagai seorang ayah dan suami yang baik dan memberikan semua hak hak istri saya
2. setiap hari saya mengantar jemput dia ke kantor, saya melindungi dia, saya bahkan tetap memberikan seluruh gaji saya ke dia.
3. saya tetap setia untuk tidak selingkuh ataupun punya istri kedua.
4. istri saya tetap DINGIN, tetap tidak memberikan kewajiban dia sebagai seorang istri
5. istri saya tidak pernah bilang “ ilove you” “sayang” mencium ataupun memberikan tanda tanda yang menandakan dia sayang sama suaminya.
6. Tetap menolak untuk berhubungan badan
7. Tetap kasar dan emosional
8. Dia tetap tidak menghargai seluruh waktu biaya dan usaha yang telah saya lakukan demi dia, supaya dia mencintai saya
9. Tetap berulang kali bilang bahwa dia tidak mencintai saya dan terpaksa melakukan pernikahan dengan saya.

Setelah hampir sepuluh tahun usia pernikahan kami, saya menyerah.. saya kabulkan harapannya, saya talak satu istri saya, saya berharap dia bisa berbahagia kembali setelah lepas dari saya.

Saya hanya mau pernikahan seperti manusia normal, tenang bekerja dan beribadah tanpa terganggu, saya tidak akan hidup selamanya dengan dia, kita hidup di dunia untuk mencari bekal di akhirat dengan beribadah sebaik2nya. Jangan sampai karena istri saya jadi terjerumus ke lembah dosa yang akan menyeret saya ke dalam api neraka.

Terima kasih

Regards
tata604
tata604 memberi reputasi
1
14.3K
68
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & FamilyKASKUS Official
8.8KThread9.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.