ada kabar mnarik buat agan-agan lagi niiii... kyaknya Pertamina dan Pemerintah bakal memberikan sesuatu yang segar.

Begini gan: HARGA PREMIUM BAKAL TETAP ATAU TURUN/ TAPI HARGA SOLAR BAKAL NAIK
itulah beberapa hal yang harus disimak gan... ayo kita sikapi dengan bijak.... ini adalah rejeki kita meski akan sedikit menggangu kantung sopir angkutan kayak truk itu....


Tapi ini ane kira keputusan yang sudah ideal gan...



http://seputarenergi.com/?p=5125
Pemerintah Berencana Harga Premium Turun, Solar Naik


Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.4/2015, pemerintah akan mengevaluasi harga BBM jenis Solar dan Premium setiap tiga bulan. Setelah dilakukan evaluasi pada awal April 2016, pemerintah memang tidak melakukan perubahan apa pun pada harga BBM Juli 2016. Hal ini dimaklumi karena pada saat itu sebagian besar masyarakat di Indonesia tengah menyambut hari raya Idul Fitri. Tentu masyarakat tidak ingin menemui gejolak pada saat itu.

Kini, setelah pertengah tahun tidak mengalami perubahan maka akhir September hingga awal Oktober 2016, akan menjadi hari-hari yang genting bagi Kementerian ESDM. Pertamina sudah mengisyaratkan untuk meminta kenaikan pada harga sejumlah BBM tertentu, karena subsidi yang diberikan sudah terlalu besar.

Penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) periode Oktober hingga Desember masih menanti rangkuman harga acuan yakni harga minyak mentah jenis Brent, West Texas Intermediate (WTI) dan Mean of Platts (MOPS) hingga 25 September 2016. Setelah tanggal tersebut keputusan besar akan diambil oleh Kementrian ESDM.

‎Memang harus tunggu tanggal 25‎ bulan ini dihitung totalnya jadi berapa,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, usai Rapat Kerja di Dewan Perwakilan Rakyat pada Kamis (22/9).

Menurutnya, penaikan atau penurunan harga tergantung kebijakan yang dibuat pelaksana tugas menteri ESDM, Luhut Panjaitan. Saat ini, tren harga Premium cenderung turun sedangkan harga Solar naik. Adapun, dia menyebut fluktuasi secara rata-rata saat ini berkisar Rp300 hingga Rp500 per liter. “Dari harga minyak dunia, kami hitung semuanya. Premium, turun. solar, naik,” ucap Puja.

IGNPuja

Namun kepastian itu harus menunggu pemerintah. Pertamina sebagai pelaksana, kini tugasnya akan memberikan saran dan evaluasi harga. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan menetapkan harga menjadi tugas Pemerintah. Dari pendapat Pertamina, secara umum, dia menilai kenaikan harga belum perlu dilakukan.

Diperkirakan, kenaikan harga Solar diprediksi sekitar Rp 300 sampai Rp 500 per liter. Akan tetapi, dirinya masih belum mau mengungkap besaran harga Premium yang akan turun. “Kan harus tunggu tanggal 25 bulan ini dihitung totalnya jadi berapa,” ucap Puja.

Saat ini, harga solar Rp5.150 per liter dan premium sebesar Rp6.450 per liter. Berdasarkan data Pertamina, penyaluran Solar pada Juni mengalami kerugian sebesar Rp550 per liter dan Agustus sebesar Rp200 per liter.

Kerugian terdalam yaitu pada Juni disebabkan karena harga Brent dan WTI sebesar US$48 per barel. Hingga akhir tahun, dia menyebut masih belum dapat dipastikan apakah harga bertahan tanpa menanggung kerugian karena saat ini WTI US$44,52 per barel dan Brent US$47,1 per barel.

Bagi sejumlah kalangan, konsep yang diajukan oleh pemerintah disambut positif. Apalagi jika harga premium diturunkan dan solar disesuaikan untuk naik. “Saya rasa ini keputusan yang baik. Apalagi kalu benar-benar premium bisa turun, itu malah jadi kabar gembira buat masyarakat,” kata Ramses Sugiharto, karyawan sebuah prabrik di Cilegon, Banten.