Quote:
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono mengatakan upaya menjatuhkan media melalui seruan di media sosial tidak bisa dibenarkan. AJI mengecam apa pun bentuk kampanye dan niat jahat di media sosial untuk mendelegitimasi media tertentu. “Kami mengutuknya,” katanya kepada Tempo, Kamis, 22 September 2016.
Menurut Suwarjono, masyarakat banyak yang tidak paham cara menyikapi pemberitaan media. Masyarakat dinilai masih spontan mempublikasikan lewat media sosial terkait dengan ketidakpuasan atau kemarahan terhadap berita atau media tertentu. Termasuk yang mengarah sampai merisak media tertentu.
Hari ini beredar kabar pada akun Twitter @PartaiSocmed berupa screenshot percakapan grup Twitter direct messages yang diduga menyepakati upaya menjatuhkan kepercayaan publik terhadap media massa. Dalam percakapan itu disebutkan nama Tempo. Upaya delegitimasi ini bahkan dikaitkan dengan pencalonan pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah DKI.
“Krn kalo anies maju tempo bakal promote gila-gilaan. Makanya kt rusak kepercayaan masy dulu thdp mrk,” seperti yang tertulis pada screenshot itu. Percakapan yang dipublikasikan pada akun @PartaiSocmed itu berasal dari pemilik akun @RennyFernandez. Namun akun Twitter itu terkunci.
Ketika dikonfirmasi, Renny—yang merupakan pemilik akun @RennyFernandez—menolak berkomentar. Ia mengaku tak tahu-menahu dengan unggahan @PartaiSocmed. “Maaf, saya enggak paham dengan tuduhan tersebut, jadi silakan konfirmasi langsung ke yang menyebarkan, @PartaiSocmed,” katanya lewat pesan pendek kepada Tempo, siang tadi.
Suwarjono menilai upaya delegitimasi melalui media sosial kini seperti menjadi tren. Padahal produk jurnalistik dari media menampilkan fakta dan patuh pada kode etik. Ia menyarankan agar masyarakat yang tidak puas terhadap media tertentu bisa menggunakan prosedur yang tepat. "Mereka bisa pakai mekanisme hak jawab, bisa mengadukan ke Dewan Pers," ujarnya.
sumur
Fitnah dan kebencian itu sumbernya cuma satu, dari buzer bayaran hoktod