Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

8rutusAvatar border
TS
8rutus
'Isu SARA di Pilkada Bikin Demokrasi Mundur 70 Tahun'
'Isu SARA di Pilkada Bikin Demokrasi Mundur 70 Tahun'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan, tidak boleh ada isu sara dalam pemilihan gubernur di DKI Jakarta. Sebab, bila masih menggunakan isu SARA, maka menunjukkan adanya kemunduran dalam berdemokrasi.

"Tidak boleh ada isu SARA. Isu sara tidak boleh terjadi. Ini menunjukkan kemunduran kembali ke 70 tahun lalu," kata Zulkifli Hasan usai membuka diskusi kebangsaan di IAIN Raden Intan Lampung di Bandar Lampung, Rabu (21/9).

Pemilihan gubernur DKI Jakarta memasuki masa pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur ke KPU. Koalisi PDI Perjuangan, Nasdem, Hanura, dan Golkar telah resmi mengusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot. Namun, isu SARA kerap kali mengiringi Pilgub DKI Jakarta.

Zulkifli menyebutkan, isu SARA sebagai perilaku yang kuno. Sehingga, kalau ada yang masih menggunakan isu tersebut, artinya rakyat Jakarta ketinggalan zaman. "Kita mundur 70 tahun," ujarnya.

Menurut Zulkifli, dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta yang dikedepankan adalah adu gagasan dan program, serta adu konsep yang terbaik untuk Jakarta. Ia berharap, Pilgub DKI Jakarta bisa berlangsung fair, jujur, dan adil.

"KPUD-nya juga bisa jujur dan adil. Sehingga Pilgub juga berlangsung jurdil. Jangan pakai isu SARA karena tidak akan mempan," kata dia.

sumber:http://www.republika.co.id/berita/mpr-ri/berita-mpr/16/09/21/odu7lq368-isu-sara-di-pilkada-bikin-demokrasi-mundur-70-tahun


Amien Rais dan Yusril Hadir dalam Acara FPI yang Tolak Pemimpin Non Musli

'Isu SARA di Pilkada Bikin Demokrasi Mundur 70 Tahun'

POS KUPANG.COM, JAKARTA- Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra tampak hadir dalam acara yang digelar organisasi kemasyarakatan (ormas) Front Pembela Islam (FPI) dan ormas lainnya di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (18/9/2016).
Yusril menyebut kedatangannya hanya sebagai jemaah yang mendengarkan dakwah tokoh-tokoh dari ormas penyelenggara.
"Saya hadir di sini sebagai jemaah saja dan lebih menempatkan diri pada posisi pasif, mendengar saja," ujar Yusril seusai menghadiri acara tersebut.
Yusril mengaku tidak terlibat dalam perumusan apa pun yang dilakukan ormas-ormas yang menyelenggarakan acara di Istiqlal hari ini.
"Saya katakan saya lebih baik saya tidak ikut dalam perumusan statement ini karena saya terlibat dalam proses pencalonan gubernur DKI ini. Dan kalau tiba-tiba saya disiarkan ke publik saya ada di situ, jadi seolah-olah saya memengaruhi mereka," kata dia.
Yusril menilai, kegiatan di Istiqlal hari ini positif karena dalam rangka mengajak umat islam menentukan sikap pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ia juga menyebut imbauan ormas-ormas Islam untuk memilih pemimpin muslim sebagai hal yang wajar.

Apa pun sifatnya kan adalah imbauan dan ajakan. Tapi siapa memilih siapa kan diserahkan kepada pribadi masing-masing yang punya hak pilih dalam Pilkada DKI 2017 yang akan datang," ucap Yusril.
Pada siang tadi, ratusan anggota ormas Islam berkumpul di Istiqlal. Mereka shalat zuhur berjemaah dan dilanjutkan dengan dakwah dari beberapa tokoh.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, beberapa ormas yang tampak di Istiqlal di antaranya Front Pembela Islam (FPI), Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Forum Betawi Bersatu (FBB), dan Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ).
Mereka menggunakan seragam dominan putih. Beberapa tokoh yang hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Mantan Ketua MPR RI Amien Rais, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza, Ketua Umum FPI Muhammad Rizieq Shihab, dan Juru Bicara Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) Bachtiar Nasir.
Ketua Umum FPI Muhammad Rizieq Shihab mengatakan, berkumpulnya FPI dan ormas-ormas lainnya di Istiqlal hari ini bukan merupakan kampanye yang berkaitan dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dia menyebut Negara Republik Indonesia berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dan Pasal 29 Ayat 1 UUD.
"Tuhan Yang Maha Esa-nya umat Islam adalah Allah SWT. Artinya, dijamin oleh konstitusi kalau umat Islam itu harus tunduk kepada Tuhan Yang Maha Esa," ujar Rizieq seusai acara di Istiqlal.

Rizieq juga menjelaskan bahwa kegiatan yang digelar di Istiqlal hari ini sesuai dengan Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945. Mereka tengah menjalankan ibadah sesuai keyakinan.
"Sudah keyakinan umat Islam tidak boleh memilih pemimpin yang bukan muslim. Jadi, ini bukan kampanye SARA, ini adalah menyebarkan ajaran agama, menyampaikan kepada umat Islam," ucap dia.
Rizieq menyatakan, masih banyak pemimpin muslim yang jujur, seperti Yusril Ihza Mahendra, Sjafrie Sjamsoedin, Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault, Ichsanudin Noorsy, dan lainnya.

Rapat Akbar RT/RW, Amien Rais: Ahok Arogan Mirip Dajal

'Isu SARA di Pilkada Bikin Demokrasi Mundur 70 Tahun'

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, memiliki sikap arogan.

"Ahok ini songongnya menyundul langit. Sombong sekali," kata Amien dalam acara Rapat Akbar Forum RT/RW DKI Jakarta dengan tema memilih pemimpin santun dan pro rakyat di Pasar Lorong Permai, Jakarta Utara, Ahad, 18 September 2016. Rapat ini dihadiri sejumlah organisasi masyarakat, antara lain Aliansi Masyarakat Jakarta Utara, Forum RT/RW, dan Front Pembela Islam.

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat tersebut mengatakan sikap seperti itu tidak layak untuk memimpin Jakarta. Amin menyatakan dukungannya untuk tidak memilih Ahok dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 2017.

Amien bahkan menyamakan Ahok dengan sosok dajal, yakni makhluk akhir zaman yang disebutkan dalam agama Islam. "Dalam sejarah tidak ada orang sombong menang. Jadi kita sama-sama lawan dajal ini. Karena dia pro pemodal asing dan asing." Kata-kata ini mendapat sorakan keras dari massa yang hadir.

Baca Juga: Ikatan RW/RT Sebut Demo Forum RT/RW Sarat Politik

Meski berasal dari Yogyakarta, Amien mengaku tergerak untuk ikut bersuara terkait dengan pilkada DKI Jakarta, karena Jakarta merupakan pusat dari perputaran ekonomi dan politik di Indonesia. Dengan dipilihnya pemimpin yang arogan dan tak berkepentingan pada masyarakat, maka warga yang akan menjadi korbannya. "Dia (Ahok) hanya menyembah konglomerat pemodal, orang kecil itu ditendang dan dihina," kata Amien.

Amien tidak merinci kriteria seperti apa yang seharusnya dipilih oleh masyarakat. Namun, ia mengatakan masyarakat harus bersatu memilih pemimpin baru di pilkada mendatang. "Dewa ingusan bisa dikalahkan insya Allah."

Simak Pula: Ahok Dekat dengan Rizal Ramli Saat Pilkada DKI 2012, Kini Bersaing?

Dalam sosialisasi pilkada DKI Jakarta, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta Sumarno mengatakan sosialisasi ini bertujuan mengimbau, mengajak, dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi. "Kami berharap di pilkada 2017 meningkat ya dibandingkan dengan pilkada yang lalu karena ini memang momentum yang sangat penting bagi warga Jakarta," katanya.

Sumarno mengatakan target pemilih dalam pilkada di DKI Jakarta bisa mencapai 70 persen. Adapun target pilkada secara nasional adalah 77,5 persen.

Adapun maskot yang akan dipakai dalam pilkada DKI nanti adalah sosok abang dan none dalam bentuk Monumen Nasional. Menurut Sumarno, maskot itu menggambarkan dua akulturasi budaya, budaya yang modern. Sedangkan untuk simbol Monas melambangkan ikon Jakarta yang modern.

sumber:https://nasional.tempo.co/read/news/2016/09/18/078805169/rapat-akbar-rt-rw-amien-rais-ahok-arogan
0
2.2K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.