Ilustrasi abdi dalem membidik sasaran saat acara lomba 'jemparingan' atau panahan tradisional gaya Mataram di Dalem Bangsal Kemandungan, Keraton Yogyakarta, Kamis (15/9/2016).
Daerah Istimewa Yogyakarta meneguhkan diri sebagai provinsi dengan penduduk panjang umur dan hidup sehat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Yogyakarta mempertahankan gelar sebagai provinsi dengan angka harapan hidup tertinggi di Indonesia.

Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Angka harapan hidup, tingkat pengetahuan dan standar hidup layak menjadi indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

"IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dikutip Antaranews di Yogyakarta, Sabtu (17/9/2016).

Data Badan Pusat Statistik 2015 menyatakan rata-rata Angka Harapan Hidup secara nasional naik menjadi 70,78 tahun dari sebelumnya 70,59 tahun.

Di tingkat internasional data organisasi kesehatan dunia (WHO), mencatat angka harapan hidup di Indonesia adalah 69,1 tahun, masih jauh di bawah Jepang 83,7 tahun.

"Angka Harapan Hidup yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun," tulis laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan tajuk Indeks Pembangunan Manusia 2015.

Berdasarkan catatan BPS, warga Yogyakarta memiliki rata-rata harapan hidup 74,68 tahun, naik dari tahun 2014 dengan angka harapan hidup 74,50. Angka Harapan Hidup terendah tetap berada di Sulawesi Barat, yaitu 64,04 tahun. Di Jawa, provinsi dengan Angka Harapan Hidup di bawah rata-rata nasional adalah Jawa Timur (70,68 tahun) dan Banten (69,43)

Angka harapan hidup ini menjadikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Yogyakarta tetap berada di barisan tertinggi setelah DKI Jakarta. Yogyakarta memiliki indeks pembangunan manusia 77,59, jauh di atas rata-rata nasional 69,55. Posisi IPM tertinggi di Indonesia ditempati DKI Jakarta yang mencapai angka 78,99, sedangkan terendah Papua 57,25.

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi periode September 2016 mencatat, bahwa IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living).

Dimensi kesehatan diukur melalui Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH). Dimensi pengetahuan atau pendidikan diukur dengan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Sedangkan standar hidup layak digambarkan melalui pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.

IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah. IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Kriteria pencapaian IPM dapat dikategorikan dalam 4 kelompok, yaitu IPM rendah di bawah angka 60, IPM sedang 60 hingga 70, IPM tinggi 70 hingga 80, dan IPM sangat tinggi di atas angka 80.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...an-hidup-sehat

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Bogor, kota dengan lalu lintas terburuk di Indonesia dan dunia

- Ahok bisa kalah kalau Risma maju Pilkada DKI 2017

- Kekerasan seksual pada anak, Gatot terancam dikebiri kimia