Original Posted By pronolog

Disebuah cafe kecil dipinggiran Star city dekat pelabuhan Barat.

Sebuah tanda nama besar diterangi lampu pijar bertuliskan'Victoria cafe'. Dipintu cafe sudah tertera tulisan'close' tetapi masih terlihat cahaya didalamnya.

Cafe itu sangat clasic abad pertengahan eropa. Memakai meja-meja kayu jati berbentuk lingkaran di kelilingi oleh kursi dengan bahan kayu yang sama. Cat yang di poles mengkilap menghiasi ruangan memberikan kesan elegant. Ditambah dinding yang dipenuhi oleh beberapa bingkai foto sejarah awal berdirinya cafe hingga masa ke masa.

"Neo-kun, kalau mau pulang jangan lupa bawa bungkusan yang di atas meja di sana"

"Baik bos Usai"

Seorang pemuda berumur 17 tahun dengan berambut hitam berponi , mata biru bersinar mengenakan pakaian Butler sedang berada di meja kasir cafe membersihkan beberapa piring makan.

Dia baru saja menyelesaikan pekerjaanya di hari pertama menjadi pelayan di cafe Victoria. Wajah yang dia tunjukkan sangat lesu karena kelelahan, maklum karena ini barulah awal.

Setelah bersih-bersih di kasir. Pemuda itu berjalan menuju bagian belakang cafe yang di batasi oleh sebuah pintu bertirai merah yang menggantung.

Dia mengambil sebuah jaket hitam yang menggantung dan sebuah syal biru malam.

Setelah mengenakan jaketnya dia segera kembali ke dalam cafe untuk segera pergi.

"Bos usai aku pergi dulu!"

Dia memegang pengangan pintu cafe utama untuk segera pulang. Tetapi dia di hentikan oleh suara dehaman.

"Ehm.. Neo-kun!"

Pemuda itu lalu berbalik menatap bos Usai yang telah berada di belakanya. Pria yang berumur kisaran 50 tahun berkumis melengking dengan kulit putih pucat sudah cukup keriput,dan berpakaian sama dengannya memegang sebuah bungkisan kecil berwarna hijau ditanganya.

"Eh maaf tadi ketinggalan"

Neo mengambil bingkisan kecil itu dari tangan usai dan kembali membuka pintu perlahan.

"Ano bos Usai. Saya pamit pergi dulu"

"Terima kasih atas kerja kerasnya. Dan satu lagi hati-hati di jalan Neo-kun"

Neo pulang dengan bejalan. Ketika dia keluar cafe dia tidak dapat menemukan matahari disana. Yang tampak hanya beberapa cahaya dari lampu jalan yang menerangi sepanjang pesisir dermaga.

Cuaca hari ini sangat dingin bahkan mencapai 5 derajat celcius, maklum cuaca dingin karena sedang berada di pertengahan Bulan Januari. Tapi untungnya Neo hari ini membawa syal kesayangannya. Di melilitkan syal di leher dan mengeratkanya.

Sambil berjalan dibawah penerangan lampu jalan , Neo terus memusut-musut kedua tanganya secara bersamaan dan mengembunkannya dengan uap panas tubuh melalui mulutnya.

Rumah Neo sebenarnya tidak terlalu jauh dari pelabuhan. Hanya saja jarak itu belum dihitung dengan jalur yang dia tempuh. Tidak ada jalur pintas untuk menggapai rumahnya dengan cepat selain mengambil jalur memutar melalui pintu utama pelabuhan barat Star city. Jarak cafe ke pintu utama sekitar 700 meter atau sekitar 10 menit dengan berjalan kaki.

Cuaca semakin dingin seiring meningginya bulan. Tarikan nafas Neo semakin beras dan mengeluarkan banyak uap dari mulutnya.

Tidak beberapa lama kemudian, Gerbang utama sudah mulai terlihat dari kejauhan.

Terlihat di salah satu lampu jalan yang rusak terus berkedip. Tempat cukup sepi disekitarnya yang memberikan kesan angker.

Neo mulai berjalan melewatinya. Tetapi dia kemudian melirik di bawah naungan lampu itu.

Hal menarik tertangkap matanya. Dibawahnya terlihat seperti orang mengenakan jubah cokelat menutupi seluruh tubuhnya sedang tidur berbaring di bawah lampu jalan beralaskan kardus kosong yang dilipat.

Neo mendekatinya perlahan. Tampak di wajahnya bingung atau sedih melihatnya tetapi dia tidak bisa mengekspresikan yang dia rasakan saat ini.

"Huh...kelihatannya dia kelaparan dan kedinginan."

Tepat berdiri di depan orang itu , Neo lalu meletakkan sebuah bingkisan kecil yang di berikan Usai padanya dan lalu pergi tanpa berkata apapun.

Tiba di gerbang utama pelabuhan barat Star city, dan melewati sebuah pemeriksa identitas.

Pemeriksa identitas mulai diberlakukan di kotanya, tidak! diseluruh dunia semenjak akhir dari perang dunia ketiga.

Perang yang menghantui dunia selama 5 tahun berturut-turut itu menimbulkan banyak korban jiwa. Jadi dengan adanya pemeriksa identitas setidaknya menghambat mata-mata musuh atau orang tidak bertanggung jawab memasuki kota melewati pelabuhan.

Setiba di rumah, Neo langsung masuk dan meletakkan tas di atas meja makan.

Sebenarnya itu bukanlah rumah, tapi lebih mirip ke sebuah kos kecil yang berada di tengah bangunan yang sangat tua.

Di antara gedung-gedung besar tidak berpenghuni disanalah di tinggal. Akan tetapi walau dia tinggal di tempat yang berantakan, kotor dan tidak teratur. Rumah Neo berbeda, disana bersih, nyaman, rapi dan bahkan tak ada serangga sedikitpun disana. Memang itu karena Neo tidak dapat tidur karena sedikit saja kotor.

Neo segera melepaskan jaket , syal dan pakaian lalu menggantungnya. Dia pergi ke kamar mandi dengan tubuh sudah tidak berpakaian sedikitpun lalu dia mandi dengan tenang.

Setelah selesai mandi dia keluar hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggang.

Menuju lemari kayu besar untuk mencari pakaian. Dia memilih sebuah baju kaos abu-abu dan sebuah celana boxer panjang selutut.

Membaringkan tubuh di kasur dan mulai memejamkan mata. Tapi dia sempat melirik ke salah satu di sudut kamar.

"Sial..."

Tampak sebuah jaring laba-laba masih menggantung disana. Kemudian Neo mengambil sebuah sesapu dan membersihkannya.

Dia kembali berbaring dan memejamkan mata kembali. Tetapi lagi-lagi dia sempat melirik di bawah meja belajar sedikit debu di sana.

"Sial....aku sangat benci kotor"

Itulah yang saya bilang dengan 'benci kotor' dengan kata lain Neo pobia 'kotor'.

Setelah satu jam kemudian dia barulah bisa tenang.

Sebelum tidur dia kembali melirik seluruh isi kamarnya benar-benar bersih tanpa noda sedikitpun menempel.

"Akhirnya aku bisa tidur pulas"

Waktu berjalan singkat. Jam menunjukkan pukul 02:00. Neo sekarang sedang tertidur pulas di ranjangnya.

"Ugh..."

Rasa dingin menyengat kulit tubuh Neo dan menghilang dengan sekejap.

"Agh..."

Tubuh Neo terasa berat seperti ada yang menindih. Dia mencoba bergerak tetapi tidak bisa karena ada yang menahanya.

Neo yang tadi berada di alam mimpi berangsur membuka mata dan kembali kedunianya.

Yang terlihat hanya sebuah cahaya bulan melewati jendela tanpa seprai dan-

"Uh...siapa kau?"

Dia melihat sosok bayangan hitam menindih di atas badannya yang sedang berbaring. Tapi sayang tidak nampak sedikitpun wajahnya jadi dia bertanya pelan.

"Si-siapa kamu?"

Karena tidak ada jawaban dia mencoba bangun tapi tidak bisa. Tubuhnya sangat berat dan kaku. Neo terus memaksa untuk berdiri tapi tidak ada gerakan sedikitpun padanya. Malahan membuatnya semakin kelelahan dan terbaring kembali.

Benda itu mulai bergerak. Dari balik bayangan dia mengeluarkan tangan dan menekan dada Neo

"Ta-tangan . Apa yang kau lakukan...aghn.."

Neo berusaha menggapai lampu tidur disampingnya sekuat tenaga. sosok itu semakin menyasar tubuh Neo dengan perlahan seperti seekor kucing yang minta manja pada tuanya.

"Sampailah tanganku!!"

Ketika sudah sangat dengan kepala Neo. Akhirnya tangan Neo berhasil meraih ketikan lampu tidur

Mata Neo terbelalak melihat apa yang ada di depan wajahnya.

"Bukan kah kau, yang berbaring dibawah lampu jalan tadi. Dimana kau tahu rumahku dan lewat mana kau masuk!!"

Neo berteriak keras. Dia mengenali sosok itu, ya itu adalah orang yang tidur dibawah lampu jalan dan diberikanya sebuah bingkisan kecil. Sosok bertudung cokelat menutupi seluruh tubuh itulah dia.

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Tetapi kali ini kedua tangan mulai keatas.

"Ah... tolong jangan lakukan apapun padaku!!"

Neo menggerang ketakutan sambil menutupi wajah dengan kedua tangan. Dia merasa bahwa sosok di depannya akan menyerangnya.

Tapi dia salah. Tangannya bergerak meraih Tudung yang dia kenakan dan lalu perlahan membukanya.

Terlihat sosok itu berubah menjadi sosok yang lain. Dia adalah sorang gadis cantik berambut putih panjang berkilau bermata Merah menyala, bibir tipis manis kemerahan, mengenakan pakaian one piece putih tidak berdalaman membuat dadanya menonjol keluar dengan sebuah bitiran kecil di atasnya.

"Wow..."gumam Neo kecil.

Neo terpesona melihat sosok mirip malaikat yang datang menjemputnya pada tengah malam .

Neo sadar pertanyaannya mulai teralihkan oleh pesona yang dipancarkan gadis cantik misterius di depannya.

"Sekali lagi aku bertanya,bagaim-'"

Tiba-tiba gadis itu mencium Nau dengan erat. Sekarang kedua bibir mereka menyatu. Bibir yang terasa lembut dan manis dimulutnya .

Neo yang terkejut berusaha memberontak tetapi tubuhnya di tahan gadis itu dengan mencengram bahunya dengan erat.

"Ehmm hmmm...."

Kaki Neo bergerak tak karuan.

Gadis itu mulai memasukkan lidahnya kedalam mulut Neo dan mengegerakkan lidahnya didalam.

Neo yang telah pasrah dengan keadaannya sekarang hanya bisa mengikuti apa yang gadis itu inginkan. Lagi pula ini adalah ciuman pertama Neo. jadi Neo hanya menikmati apa yang ada.

Neo mulai juga bersilat lidah didalam mulut dan merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Tiga menit kemudian gadis itu mulai menarik mulutnya menjauh dari mulut Neo. Dan menghela nafasnya.

Rasa manis masih terasa di mulut Neo.

Setelah ciuman Extream itu tubuh Neo mulai merasa panas. Lidahnya bercahaya terang warna keemasan.

"Ah apa yang terjadi?"

Timbul di atas lidah Neo sebuah lingkaran dengan bintang segitiga emas ditegahnya. Tampaknya itu adalah lingkaran sihir.

"Apa yang terjadi pada lidahku?"

"Tenang tuan ku. Itu hanyalah sebuah simbol dari kontrak kita!"

"Hah...kontrak? Kontrak apa, aku tak pernah membuat satupun kontak dengan mu?"

Neo terus menatap bingung pada gadis itu dengan tanda tanya yang besar dikepalanya.

"Aku adalah Rulls seri B-27. Aku memilihmu untuk menjadi tuan dari kontrak ku"

"Ha rulls?"

"Rupanya anda belum tahu apa itu rulls tuan. Biar hamba yang menjelaskan"

Baru pertama kali Neo mendengar yang namanya Rulls. Jadi gadis itu mulai menjelaskan apa itu Rulls.

Ternyata Rulls adalah sebuah [human genetic modification magic] atau sering di sebut Rulls.

Mereka di ciptakan dengan mencampur Gen-gen yang menimbulkan terciptanya sihir. Jadi dengan kata lain mereka memiliki kemampuan abnormal.

"Ehmm begitu. Jadi kamu adalah manusia buatan?"

"Ya.."

"Jadi untuk apa kamu di ciptakan dan kamu menyebutku tuan?"

"Aku di ciptakan untuk bertarung dan Tuan adalah Partnerku bertarung"

"Hah"

Neo sangat terkejut mendengarnya bahkan dia berteriak sangat keras hingga keluar rumah . Tapi untungnya dia tidak memiliki tetangga .

"Ah sial mungkin ini adalah awal yang buruk buat ku"gumam Neo.