jkw4pbbAvatar border
TS
jkw4pbb
Dede Oetomo: Ada Peluang Indonesia Akui LGBT, Meski Kecil

Suara.com - Akun Facebook Dede Oetomo pekan lalu tampak 'berpesta' merayakan pelegalan pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat. Profil fotonya bersama seekor kucing tampak berwarna pelangi.

DR Dede Oetomo PhD merupakan aktivis LGBT senior, usianya sudah menginjak 61 tahun. Dede termasuk aktivis gay yang berpendidikan. Dia lulus S2 dari Cornell University bidang linguistik dan kajian Asia Tenggara di Ithaca, New York, Amerika Serikat. Begitu juga gelar PhD-nya.

Sejak tahun 70-an dia menjadi aktivis LGBT, sehingga dia fasih bicara soal hak-hak kaum minoritas yang belum diterima Indonesia itu. Kata dia, jumlah populasi gay Indonesia sebanyak 760 ribu orang. Sementara waria atau transgender 28 ribu orang.

Lelaki berkacamata itu yakin suatu saat Indonesia mengakui keberadaan kaum gay, biseksual, lesbian dan transgender. Sebab ada peluang, meski pun kecil.

"Secara teoretik perlindungan dari diskriminasi ada di Undang-Undang Dasar 1954 pasal 28i ayat 2. Tapi peluangnya saat ini sangat kecil," kata Dede.

Apa peluang Indonesia bisa menerima keberadaan LGBT? Sejauhmana kebijakan politik Indonesia memperjuangkan hak LGBT?

Berikut wawancara suara.com dengan Dede Oetomo di Surabaya, Jawa Timur pekan lalu:

Mahkamah Agung Amerika Serikat melegalkan pernikahan LGBT, semua berpesta. Termasuk beberapa selebritis di Indonesia. Anda ikut berpesta?

Iya, kalau itu mau tidak mau harus dilakukan. Sebagai aktivis gay yang sudah lama, saya mulai menjadi aktivis di AS. Saya merasa ini adalah satu prestasi yang lumayan, keputusan Mahkamah Agung dari Negara Adi Kuasa. Terlepas dari kita kritis kepada Amerika.

Ini sudah resmi dari Mahmakah Agung dan tidak bisa diubah lagi. Ini bagus. Saya kira teman-teman aktivis pejuang HAM juga senang. Apalagi hak LGBT menjadi hak terakhir yang terus ditentang dan jadi arena kontestasi.

Bagaimana cara Anda merayakannya? Dengan pasangan Anda?

Kami makan coklat berdua, dengan pose seakan-akan melamar dengan tertawa. Tapi yang menarik, ada yang kasih selamat dari keluarga saya. Dekan kampus juga bertanya, kapan menikah? Kami merayakannya dengan makin kuat. Meskipun saya makin kritis dengan institusi perkimpoian.

Makin kuat kemungkinan, mungkin suatu saat, mungkin tidak terlalu lama lagi, tidak tahu saya. Saya akan menjadi orang yang menikah. Tidak tahu di Selandia Baru, Kanada atau Amerika Serikat. Kayaknya baru 3 negara itu yang mengijinkan non warga negara bisa menikah.

Anda LGBT, bagaimana kehidupan Anda selama 61 tahun ini menjadi gay? Anda senang?

Saya senang sekali, kebetulan saya punya pasangan yang berusia 31 tahun. Cuma sebagai orang yang mulai tua, dan pasangan saya punya pekerjaan internasional. Maka kami harus menikah. Karena kalau dia kerja di PBB, saya harus menjadi suaminya dia karena ada tunjangan bagi suami. Saya juga melihat apa yang terjadi pada orang-orang seusia saya. Jika saya muda pada jaman ini, kemungkinan saya akan coming out pada usia 18 tahun.

Anda mendirikan GAYa Nusantara tahun 1987. Sejauh mana lembaga ini berhasil mengkampanyekan kesetaraan LGBT?

Yang paling urgent saat ini adalah keseteraan dan perlindungan dari diskriminasi. Itu yang menjadi fokus kami. Yang paling urgent adalah perlindungan diskriminasi untuk mereka yang waria, karena paling tampak. Gay masih bisa sembunyi, begitu juga lesbi.

Persoalan lain adalah lahan pekerjaan bagi kalangan LGBT. Tidak menutup kemungkinan kami akan berjuang dalam kerangka pekerjaan, misalnya meminta Menteri Tenaga Kerja untuk menyiapkan peraturan soal lahan pekerjaan bagi LGBT.

GAYa Nusantara yang pertama, tapi sekarang jauh lebih luas. Yang saya tahu pada Januari 2014 ada 122 organisasi LGBT yang tersebar dari Banda Aceh sampai Jayapura. Baik itu kecil besar, kuat lemah. Yang diverifikasi akhir bulan Februari lalu ada 78 organisasi LGBT (khusus Gay dan Waria). GAYa Nusantara menjadi salah satu bagian dari mereka.

Yang kami lakukan adalah menyadarkan masyarakat dan menyadarkan LGBT sendiri. Bahwa ini tidak salah, ini bukan penyakit. Buktinya sudah ada. Dan dari dua agama besar, Kristen dan Islam. Kami berani bilang, berdasarkan interprestasi progresif ini bukan dosa.

Di Islam sendiri, anutan kami ya kayak Bu Musdah Mulia (Siti Musdah Mulia, aktivis kesetaraan gender dan pengajar di IAIN Syarif Hidayatullah. Masalahnya dari teman-teman, saya meminjam istilahnya Bu Musdah, orang-orang hanya mendengar dari guru agamanya baik Islam maupun Kristen. Tanpa membaca buku dan sumber-sumbernya secara sendiri. Kalaupun membaca, biasanya tidak kritis.

Anda pernah semangat mencalonkan diri sebagai anggota Komnas HAM dan lantang dalam menyuarakan kesetaraan LGBT. Semangat itu masih ada?

Masih, bahan saya sangat bersyukur bisa mengikuti proses sampai ke DPR, karena saya bisa belajar banyak. Terutama tentang HAM itu sendiri. Saya mendapatkan dukungan dari mereka yang progresif.

Ada berbagai program untuk LGBT, baik dari dalam maupun internasional. Kalau dari dalam, program Kementrian Sosial ada program rehabilitasi. Program ini diharapkan mampu menjadi santunan sosial bagi LGBT yang miskin. Misalnya waria yang sudah tua.

Teman-teman di Jakarta sedang bekerja dengan Kemensos. Begitu juga KPA dengan program HIV/AIDS untuk kesetaraan di berbagai daerah untuk gay dan waria. Dari internasional seperti UNDP dengan menggandeng USAID dan Pemerintah Swedia punya program bernama 'Being LGBT in Asia'. Banyak program yang jalan dan akan dijalankan.

Anda gay dan aktivis LGBT, apakah Anda pernah menerima intimidasi atau ancaman?

Yang paling real cuma satu kali. Tahun 1999 saat di Solo. Saya akan dibakar hidup-hidup oleh FPIS (Front Pembela Islam Surakarta). Saya disembunyikan oleh aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD). Kalau maki-maki di Facebook dan dikirimkan ayat sudah sering. Bagi saya, semakin diserang, saya semakin keras.

Amerika sebagai negara berpengaruh, mungkinkah keputusan pelegalan pernikahan sesama jenis ini bisa diikuti oleh negara lain?

Bagi individu yang memiliki kemungkinan LGBT ini, sangat mendorong. Begitu juga dengan organisasi LBGT dan negara-negara yang kemungkinan akan mengesahkan perkimpoian sesama jenis. Seperti Australia dan Taiwan. Jadi kalau saya anggota parlemen, tentu saya akan bilang kalau Amerika Serikat sudah memutuskan perkimpoian sejenis.

Tapi, Amerika Serikat termasuk lambat dalam pelegalan perkimpoian sesama jenis. Karena lebih dulu Argentina, begitu juga dengan Afrika Selatan. Di negara-negara kawasan asia sudah ada beberapa negara yang sudah siap, seperti Taiwan, Nepal, Thailand dan Vietnam. Ini adalah momentum sejarah. Ini akan merambat, meskipun penentangan sangat keras. Seperti statemen di Iran, Ugabay.

Apa perbedaan pergerakan aktivis LGBT di Indonesia saat ini di banding sebelum tahun 90-an?

Perbedaannya sekarang makin banyak kemungkinan. Semuanya sekarang sudah terbuka. Kita tinggal memanfaatkannya. Tapi perjalanannya akan panjang. Meskipun dugaan saya, tidak akan sepanjang yang kita kira.

Contohnya di tahun 2001, orang bisa menikah di Belanda. Itu aktivis yang paling radikal tahun 1970 akhirnya bisa menikah. Jaman saya, cukup dengan penyadaran, nulis, debat dengan masyarakat, konseling dengan teman-teman gay yang masih ragu-ragu.

Dulu belum ada media sosial, kita pakai majalah kecil untuk saling menghubungkan. Pergerakan sekarang bisa memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter. Saya kagum dengan orang muda sekarang, mereka berani banget. Saya dulu terbuka baru pada umur 26. Sekarang umur 18 sudah ikut berbagai program.

Yang harus diketahui juga, sekarang cucu-cucunya Kyai coming out, pengasuh pesantren comming out. Mereka tidak terpublish di media massa. Yang saya tahu, satu kyai umurnya 40 tahunan, mau tidak mau harus menerima panggilan dirinya. Hanya saja mereka tidak mau terbuka.

Tapi saya pikir, dengan adanya keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat ini, mereka menjadi sangat berani dan terbuka dengan pers. Ada juga eksekusif muda komunitas gay di Jakarta yang masih malu-malu. Untuk jaman sekarang, banyak sekarang terhadap LGBT. Dulu tidak ada di jaman saya.

Apakah Anda tahu persis berapa populasi kaum gay dan lesbian di Indonesia?

Kita ini tidak pernah bisa tahu karena tidak pernah dihitung. Sensus juga tidak pernah mendukung. Paling ada estimasi. Estimasi yang terakhir itu, Kementrian Kesehatan tidak mau merilis, jadi saya tidak tahu juga.

Tapi dari data yang dirilis Kementrian Kesehatan pada tahun 2006 ada 760 ribu gay dan 28 ribu waria. Angka ini ketika dicari di internet juga tidak ada. Kalau lesbi tidak ada data. Soal jumlah pasti tidak ada yang tahu. Ada yang bilang 3 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Kalau melihat trendnya makin banyak dan saya tidak begitu khawatir dari hantaman yang memusuhi.

Sejak kapan komunitas gay dan lesbian berkembang di Indonesia? Bisa diceritakan sejarahnya?

Tidak ada yang nulis sejarahnya. Tapi saya perkirakan, kemunculan komunitas gay dan lesbian di Indonesia di tahun 1920, seiring dengan kemunculan kota-kota kolonial. Seperti Bandung, Surabaya dan Batavia. Bahwa ada lelaki dengan lelaki, dan perempuan dengan perempuan berhubungan seks sudah ada sebelumnya.

Menurut Anda, apa yang menjadi penyebab Indonesia tidak bisa menerima LGBT?

Fenomena gay dan lesbian, itu adalah fenomena baru bagi masyarakat Indonesia. Tapi secara identitas mereka sudah lama ada. Sedangkan kami tidak mau disuruh berpura-pura lagi. Sehingga benturan dengan budaya yang sudah lama ada. Ada satu fenomena sosiologis yang baru, norma kelabakan.

Selama 30 tahun ini, agama di Indonesia, khususnya Islam dan Kristen semakin konservatif. Di ranah simbolik itu terjadi, begitu juga di ranah ideologi. Tidak hanya satu dua orang di kalangan NU yang merasa kecolongan dengan hal-hal itu. Saya membandingkannya dengan Thailand. Di Indonesia tidak ada yang membicarakan tentang LGBT, kecuali Komnas HAM dan KPA.

Di tingkat internasional, urusan LGBT, Indonesia tidak bisa berkutik. Jadi orang Indonesia mainstream itu kayaknya kok ketakutan sama dua kelompok itu. Saya tidak yakin mereka takut sama Tuhan. Karena kalau takut sama Tuhan mestinya mereka tidak korupsi.

Sejauhmana kebijakan politik Indonesia berpeluang mengakui keberadaan LGBT?

Belum ada undang-undang yang eksplisit menyebut orientasi seksual dan identitas gender. Secara teoretik perlindungan dari diskriminasi ada di Undang-Undang Dasar 1954 pasal 28i ayat 2. Tapi peluangnya saat ini sangat kecil. Dasar UUD 45 pasal 28i ayat 2 bisa jadi celah, tapi yang merasa didiskriminasi perlu memerkarakan pihak yang mendiskriminasi ke pengadilan.

Tapi akhirnya pasti bisa. Saya membandingkannya dengan ide negara merdeka di tahun 1900. Di mana hal itu dianggap sebagai hal yang tak mungkin. Bahkan dianggap waktu itu, kalau mau merdeka ditangkap. Sebenarnya kalau dipikirkan oleh orang-orang umum, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Sekarang mau nggak mau ada berita soal LGBT, baik yang positif dan negatif. Mereka yang teriak musuhin saja, itu bisa selalu disisihkan oleh mereka yang kritis. Itu yang tidak disadari oleh mereka.

Soal kebijakan pemerintah Indonesia bagaimana menurut Anda?

Pura-pura tidak tahu. Saya sudah punya pengalaman ini. Kecuali komisi yang independen itu, seperti Komnas HAM, Komnas Perempuan dan Komisi Penanggulangan AIDS. Saya mau membandingkan saja dengan Thailand. Mereka sudah mempertimbangkan keberadaan LGBT, begitu juga dengan Vietnam.

Singapura adalah negara terakhir yang pemerintahnya mengajak LGBT untuk bertemu. Sebetulnya begini, kaum progresif Indonesia belum menang. Bayangkan saja kalau orang-orang seperti saya mengisi kabinet. Saya pernah mendapat ucapan seperti itu dari salah satu tokoh di Afrika Selatan.

Salah satu alasan LGBT harus ditolak adalah pengancam populasi dunia. Mereka tidak bisa menghasilkan keturunan. Pendapat Anda?

Mereka tidak tau saja. Dan saya cenderung melihat mereka mempunyai bahan bacaan yang tidak cukup dan mempunyai guru agama yang kurang begitu paham. Sekali lagi saya mengutip perkataan Ibu Musdah, guru agama mereka adalah guru setengah matang, bacaannya tidak beres, belum lagi urusan sains. Sains di Indonesia lemah sekali. Saya tidak heran dengan hal ini.

Kritik saya terhadap pemerintah adalah pemerintah takut, malu atau bagaimana dengan tidak memberikan pendidikan seksual yang komprehensif. Pendidikan seksual itu khan hanya mengatakan saja, apalagi anak belajar dari lingkungan sekitar. Pendidikan seksual ini penting daripada anak mengenalnya dari permainan atau film yang mengandung unsur gay dan lesbian. Ini proses terus dan akan menuju ke sana.

Aktivis dunia, termasuk Anda ngotot, perlindungan LGBT harus diperluangkan. Apa yang membuat itu mendesak?

Persoalannya begini, tinggal kita memilih yang mana. Kalau saya lebih memilih keadilan. Apalagi homoseksual sendiri tidak boleh dibicarakan, apalagi diakui. Dari segi keadilan, LGBT tidak mendapatkannya seperti apa yang didapatkan kaum heterogen.

Begitu juga soal pekerjaan dan di bully. Apalagi yang mem-bully adalah dosen yang seharusnya menjadi contoh bagi mahasiswanya. Kejadian ini ada di Jombang dan saya punya rekaman kronologinya. Paling tidak saya berharap keberadaan LGBT jangan diganggu dan jangan dipertanyakan sehingga bisa hidup berdampingan.

Profil Dede Oetomo

Dede Oetomo lahir di Pasuruan, Jawa Timur tahun 1953. Dia adalah aktivis senior LGBT di Indonesia. Dede juga sosiolog dan pakar masalah jender di Jawa Timur. Dede merupakan pendiri organiasai pertama yang memperjuangkan hak-hak LGBT di Indonesia bernama GAYa Nusantara. Dede menyelesaikan kulia strata pertama di IKIP Surabaya dan IKIP Malang jurusan pendidikan Bahasa Inggris. S2 dan S3, dia selesaikan di Cornell University, Amerika Serikat dengan mendalami bidang linguistik dan kajian Asia Tenggara. Di tesis untuk mendapatkan gelar PhD dia mengkaji tentang bahasa dan identitas golongan etnis Tionghoa di Jawa Timur.

(Yovie Wicaksono)

http://www.suara.com/wawancara/2015/...bt-meski-kecil

emoticon-Betty (S) emoticon-Betty (S) emoticon-Betty (S) emoticon-Betty (S)


menunggu saatnya nastak dan nasbung saling peluk dalam cinta emoticon-Betty (S) emoticon-Betty (S) emoticon-Betty (S)
0
14.7K
132
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.