Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

vikkymfaAvatar border
TS
vikkymfa
ES KRIM BERBAHAYA BAGI TUBUH?


Anda pencinta Es Krim? Anda wajib mengetahui fakta ini.

Bagi anda yang suka terhadap es krim, fakta yang satu ini wajib untuk di perhatikan. Selain membuat ketagihan bagi para konsumennya, Ternyata es krim mengandung bahan – bahan zat aditif untuk memperbaiki tekstur makanan dan memperpanjang umur makanan. Tambahan zat aditif dalam makanan olahan dinilai dapat mengganggu kinerja bakteri baik pada usus, menyebabkan perubahan yang meningkatkan risiko peradangan usus dan berpotensi mengembangkan beberapa penyakit kronis, ungkap sebuah studi. Dalam studi tersebut, peneliti melihat bahan-bahan aditif yang disebut pengemulsi, yang ditambahkan ke banyak makanan olahan.

Para peneliti menggunakan peralatan lab sebagai simulasi usus manusia, termasuk bakteri yang ada pada usus, dalam bentuk serangkaian pompa dan wadah kaca. Ada dua pengemulsi yang disebut karboksimetilselulosa (CMC) dan polisorbat-80 (P80), untuk simulasi isi usus normal menurut para ilmuan. Saat pengemulsi masuk ke simulasi usus buatan, zat tersebut menyebabkan peningkatan dramatis risiko peradangan usus, kata penulis studi Benoit Chassaing, asisten profesor ilmu biomedis di Georgia State University. Chassaing menyajikan studi ini dalam Digestive Disease Week, pertemuan ilmiah yang berfokus pada penyakit pencernaan.

Studi ini menunjukkan bahwa pengemulsi langsung mempengaruhi bakteri usus, kata Chassaing. Namun, para peneliti masih perlu menguji apakah pengemulsi memiliki efek yang sama cepatnya pada manusia, dan para peneliti sudah merencanakan studi lebih lanjut. Temuan baru ini menambah bukti, bahwa pengemulsi bisa memicu perkembangan penyakit radang usus (IBD). Dalam studi mendatang pada manusia, para peneliti akan meminta responden melakukan diet bebas pengemulsi selama satu bulan, dan kemudian beralih beberapa makanan dengan pengemulsi.



Para peneliti kemudian akan memeriksa apakah kedua kelompok menunjukkan perbedaan signifikan dalam peradangan usus. Pengemulsi umumnya tercantum pada label bahan makanan olahan, tapi zat aditif lainnya kerap ditulis dengan nama yang berbeda, kata Chassaing. Hal ini membuat konsumen sulit untuk menghindarinya hanya dengan membaca label makanan. Cara terbaik untuk menghindari pengemulsi adalah menghindari makanan olahan, katanya.

Sumber: ES KRIM BAHAYA
0
2.8K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Healthy Lifestyle
Healthy LifestyleKASKUS Official
7.6KThread2.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.