Suku Baduy tinggal di wilayah kabupaten Lebak, Banten. Berawal dari wacana untuk refreshing dari hiruk pikuk kota Jakarta, Tim Yogrt bersama dengan komunitas jalan-jalan Yogrt berkesempatan untuk mengunjungi suku Baduy, sekaligus merupakan gathering pertama komunitas jalan - jalan Yogrt.

Tidak ingin hanya menjadi wacana, maka dalam waktu 2 minggu sudah ditetapkan untuk pergi mengunjungi suku Baduy pada tanggal 10 - 11 September 2016 menggunakan jasa salah satu Travel. Dan perlu diketahui kalau waktu kunjungan ke suku Baduy tidak dibuka setiap saat, biasanya hanya dibuka pada akhir bulan. Semua rombongan berkumpul di stasiun Tanah Abang pada pukul 6:30 dan berangkat pukul 8:00. Perjalanan menuju Stasiun Rangkasbitung memakan waktu kurang lebih 90 menit dan kemudian dilanjutkan menggunakan Angkot sekitar 2 jam menuju Cijahe.


Sambutan ramah oleh suku Baduy kami dapatkan, dan dilanjutkan dengan perjalanan menuju kediaman suku Baduy Dalam di desa Cikeusik. Kami hanya diperbolehkan untuk mengambil foto sampai wilayah perbatasan, dan jika sudah memasuki wilayah Baduy Dalam maka tidak boleh lagi untuk mengambil foto. Ada cerita menarik, bahwa dulu pernah ada yang diam - diam mengambil foto, tetapi setelah pulang semua foto tersebut hilang. Ajaib bukan



Setelah sampai di desa Cikeusik tempat kami menginap, kami pergi mandi di sungai dan tidak boleh menggunakan sabun dan bahan kimia lainnya. Pada malam harinya ada sesi sharing bersama, dan suku Baduy ternyata sangat asik dan lucu sekali. Ada kang Ralim, Idong, Juli yang menemani kami. Kang Ralim terkadang suka bercanda sedikit mesum lho . Suku Baduy Dalam yang wanita umumnya pemalu dan jarang bicara. Oh iya, kami juga beruntung sekali karena dapat melihat wanita remaja suku Baduy Dalam pada hari itu yang sedang menumbuk padi dan sangat cantik sekali. Di tengah malam, kami juga mendengar ada wanita Baduy yang menangis kurang lebih sejam yang ternyata kemasukan arwah leluhur hihihi. Keesokan paginya, kami bangun pukul 5 pagi dan pergi ke atas bukit untuk berfoto sambil menanti matahari terbit




Ahh akhirnya tiba waktunya untuk berpisah dengan suku Baduy Dalam. Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh suku Baduy Dalam adalah mereka sangat bijak menjalani kehidupan, dan tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan serta selalu melakukan musyawarah jika terdapat suatu masalah. Masyarakat Baduy dalam juga sangat senang jika ada turis yang datang dan menganggap mereka sebagai teman. Suku Baduy juga seringkali melakukan kunjungan ke Jakarta dengan berjalan kaki tanpa alas, lho ! Jika ke Jakarta, mereka biasanya akan menginap di rumah teman (orang yang pernah berkunjung ke Baduy). Oh iya, pak Ralim bahkan pernah ke Grand Indonesia dan nonton di Blitz film James Bond, mantap kan . Sampai bertemu lagi pak Ralim dan suku Baduy lainnya !
Pengalaman baru mengenal teman - teman suku Baduy dan juga teman komunitas jalan - jalan Yogrt. Nantikan perjalanan kami berikutnya