JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur DKI Jakarta, menyerahkan dua ekor sapi untuk dikurbankan di Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Namun, sapi tersebut langsung ditolak warga sekitar dengan dalih menjaga harga diri umat Muslim.

Terkait hal tersebut, pakar hukum tata negara, Yusril Izha Mahendra menyebut, langkah yang dilakukan Ahok salah. Ia pun menilai, apa yang dilakukan mantan Bupati Bangka Belitung itu tidak sesuai dengan keyakinan umat beragama. “Ahok salah mengerti, kurban itu bukan menyumbang, tapi keyakinan umat beragama,” katanya di Jakarta, Senin (12/9/2016).

Menurutnya, langkah yang dilakukan Ahok dengan menyumbangkan dua ekor sapi itu untuk apa?. Pasalnya, upaya berkurban itu hanya diwajibkan untuk kaum muslim yang mampu. “Dia (Ahok) pikir itu kurban hanya menyembelih kambing atau sapi. Kurban itu ibadah, dan kalau Pak Ahok memberikan itu mau apa? Itu kan membingungkan,” ungkap Yusril.

Dikatakan mantan menteri hukum dan HAM ini, jadi wajar saja bila warga di kawasan Masjid Luar Batang, Jakarta Utara, menolak hewan kurban pemberian Ahok. Pasalnya, nanti akan membingungkan warga apa maksud darinya untuk berkurban. “Kecuali kalau Pak Ahok kasih sapi ke orang lain, baru bisa diterima. Jadi kalau seperti ini istilahnya Ahok yang berkurban, jadi bingung kita,” ujarnya sambil tersenyum.

Sebelumnya diberitakan, pengurus Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, menolak dua ekor sapi pemberian Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Pihak masjid menolak pemberian tersebut dengan dalih menjaga harga diri umat Muslim.

Ahok dinilai telah banyak melakukan perbuatan dan menyampaikan pernyataan yang menyakiti masyarakat. Salah satu perbuatan itu, termasuk sejumlah kebijakan yang dianggap membatasi pelaksanaan kurban pada Hari Raya Idul Adha.

Kantor Pos



Nanti kalau Ahok kagak nyumbang ngomongnya gini

Dasar gubernur tapir jahanam, sudah zalim bengis memusuhi umat Islam, di seluruh Indonesia kepala daerah yang non Muslim semua menyumbang cuma si Ahok doang yang kagak

Fix Ahok penguasa bandit yang lebih keji dari Kompeni