Analogi dan Retorika merupakan anak asuh logika, keduanya gemar menggambar dan bersandiwara. Semua dilakukan tidak lain hanya untuk menyelamatkan induk mereka.


Anarika itu seni mengendalikan ketakstabilan logika. Baik Logika si objek (yang diajak bicara) maupun subjek (pembicara).


Analogi sering kali menyelamatkan kedua pihak(subjek dan objek) dari terungkapnya kelemahan nalar.


Retorika justru membatasi wacana agar tak sampai pada muara konsep.


Kadang objek merasa diselamatkan dengan analogi yang diungkap subjek, padahal itu cara subjek menyelamatkan dirinya.


Objek yang menerima retorika biasanya tak punya pilihan lain, sehingga terpaku pada satu jawaban aksioma. Subjek merasa unggul karena kelemahan argumennya dipahami objek sebagai kelemahan objek dalam mencerna konsep.


Kadang orang menggunakan analogi karena tak menguasai retorika.


Kadang orang menggunakan retorika karena tak punya bahan analogi.


Kadang orang menggunakan anarika (analogi dan retorika) karena tak pede hanya dengan berlogika.


Kadang orang tak menggunakan Anarika karena sudah cukup menguasai logika.


sumber: http://perangdingin.com/