KRIMINALITAS.COM, Jakarta – Aktivis LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) Hartoyo mengaku, sejak berumur 11 tahun dirinya pernah mendatangi seorang bapak-bapak untuk minta dirudapaksa.

“Karena saya pertama kali melakukan hubungan seksual kelas 4 SD, Mas. Karena saya mencari jati diri. Waktu itu saya berumur 11 tahun. Tapi saya bukan dirudapaksa. Justru saya datang ke rumah bapak-bapak yang saya sukai,” kata Hartoyo ketika dihubungi Kriminalitas.com, Senin (5/9) malam.

Dalam kasus 99 anak yang diduga menjadi korban kaum gay, Hartoyo menerangkan, pemerintah harus menelusuri apakah memang benar, mereka menjadi homoseksual atau sedang mencari jati dirinya.

“Tapi kritik saya, kalau tidak salah, Kemensos programnya malah mengheterokan (heteroseksual) anak-anak itu. Pertanyaan saya, apa anak-anak itu betul-betul hetero? Atau memang dia benar-benar homoseksual yang baru mencari jati dirinya, tapi masuk dalam lingkaran prostitusi? Itu yang harus dilacak. Masalahnya, semua pihak termasuk media itu gitu, panik. Panik mengakui bahwa yang ada itu hanya hetero, itu yang salah,” jelasnya.

Menurut Hartoyo, tidak ada yang salah bila kaum gay suka dengan anak-anak.

“Menurut saya orang suka sama berondong, suka sama anak kecil itu kan fenomena yang terjadi pada siapapun. Contohnya aja Syekh Puji yang di Semarang itu atau Acep Fikri (mantan Bupati Garut). Mereka kan juga menikahi anak-anak kan, ya.

“Intinya, fenomena orang tua menyukai anak-anak itu terjadi di mana-mana, ya. Bukan hanya pada kaum gay atau homo. Itu yang perlu dipertegas oleh media,” pungkas Hartoyo.

http://kriminalitas.com/demi-mencari-jati-diri-hartoyo-usia-11-tahun-saya-sempat-minta-dirudapaksa/
ANGGOTA TEMAN AHOK