angangan18Avatar border
TS
angangan18
Mencoba Beradaptasi
Sebelumnya mau mohon maaf kepada agan aganwati..., krena beberapa postinganku bahasanya kurang sesuai dengan bahasa di sini pada umumnya ^^
Tapi semoga agan aganwati masih berkenan mampir ke sini dan memberi segala pendapatnya ^^

Sebelumnya ku berpendapat bahwa ingatan itu permanen, sangat sulit untuk berubah. Karena setidaknya itu yang ku rasakan. Memang bisa saja ingatan itu diabaikam, namun sungguh prosesnya tidak mudah. Ibarat kata 17 tahun biasa sendiri nggk pernah pusing mikirin soal cinta, galau karena dia, dan lain sebagainya. Terus karena 'kebetulan beruntung' bisa ketemu seseorang yang ceritanya jadi cinta pertama. Ketika ada pengalaman menjalin peristiwa bersama dia, tentu ada ingatan yang dan seringkali sulit untuk dihapus di kemudian hari. Singkat cerita, akhirnya harus putus karena lamat laun terasa hambar namun menyakitkan. Dalam kondisi inilah aku semakin yakin bahwa ingatan terhadap peristiwa bermakna tertentu itu permanen. Meski diibaratkan pacarannya itu cuma setaun, setaun kemudian kondisi diri ini tak bisa kembali menjadi diriku 17 tahun sebelum mengenal dia. Tidak kah ini menyakitkan? Sedikit saja perubahan yang ku coba, hanya menambah satu orang pemeran dalam kisah kehidupan ini dan hanya menetap tak lebih lama dari setengah perjalanan hidup yang perbah dijalani, tapi dampak kenangannya yang dirasakan bisa berbekas hingga dua pertiga dari usia sebelum mengenalnya. Tidak kah ini menyalitkan dan menyebalkan?

Mungkin ada yang pernah mendengar, bahwa perubahan itu sulit, bukan mustahil. Aku percaya akan hal ini, tapi perjalnannya memerlukan tingkat kendali diri yang tinggi. Harus bisa untuk mengendalikan setiap hal yang memicu 'kenangan manis bersamanya', karena itu akan membuat kenangan semakin kuat dan memperpanjang masa 'pemulihan'. Tapi, apakah memang bisa semudah itu membiasakan diri untuk disiplin menjalankan lontrol diri ini? Kenangan manis itu telah menjadi obat kejenuhan sebelumnya, boleh jadi secara tak sadar sudah terprogram dalam diri untuk mengunjungi stimulus kenangan manis tersebut (dateng ke tempat yang biasa jalan bareng, makan makanan yang biasa dipesen saat makan bareng,nonton ulang film yang berkesan saat bareng dia, dsb). Ini sungguh tidak mudah, meski bukan kemustahilan.

Boleh jadi, jika ada orang lain yang bisa membantu untuk meningkatkan kendali diri, semuanya bisa berjalan lebih ringan. Tapi entahlah. Sejauh ini yang kucoba adalah berjalan dengan kedua kakiku sendiri.
0
1.9K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.