TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Sosial Ratna Sarumpaet kecewa lantaran kehadirannya sempat ditahan oleh kelompok tentara yang menjaga ketat rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Rawa Bebek, Jakarta Timur. Ratna beserta warga Pasar Ikan hendak menghadiri acara tahlilan pasca kematian Muhamad Ilham Ilmi.

Ilham merupakan bocah penghuni rusunawa Rawa Bebek, yang tewas setelah terjatuh dari lantai empat rusun pekan lalu. Ia dan kedua orangtuanya merupakan warga eks-Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Tepat hari ke tujuh kematian Ilham, warga rusun Rawa Bebek mengadakan pengajian.

"Kalau saya datang kan dianggap sebagai provokator. Saya dilarang, gerbangnya ditutup. Saya enggak boleh masuk," kata Ratna kepada Tempo, Kamis, 8 September 2016.

Karena dilarang, kata Ratna, warga Pasar Ikan yang tinggal di rusunawa dengan warga yang tidak tinggal di rusun tidak bisa bertemu. Padahal, mereka dulu sempat bertetangga. "Yang dari puing (warga Pasar Ikan) datang untuk menengoklah, tapi kami ditahan oleh tentara."

Ratna menuturkan, rusun Rawa Bebek memang kerap dijaga tentara. Namun tepat tujuh hari setelah kematian Ilham, jumlah tentara lebih banyak. "Kayak kerajaan Cina kalau menurut aku," ujar Ratna. Menurut Ratna kehadiran tentara disengaja karena akan ada acara tahlilan.

Ratna datang sekitar pukul 18.30 WIB, menjelang acara tahlilan dimulai. Namun, karena ada negosiasi antara warga yang tinggal di rusun dan tamu, akhirnya mereka diizinkan masuk. Dengan syarat, rombongan Ratna Sarumpaet harus dikawal dan tidak diperkenankan membawa media. Kebetulan, ada sekitar tiga media yang mendampingi dirinya.

"Saya bilang, kalau pers dilarang masuk, lebih baik saya tidak masuk. Akhirnya saya ajak warga yang tahlilan di dalam untuk keluar. Kami tahlilan di luar gerbang, pinggir jalan," ujar Ratna.

Ratna dan warga eks-Pasar Ikan itu menggelar acara tahlilan di luar gerbang rusun. Akibat insiden itu, acara baru dimulai sekitar pukul 20.30 WIB. "Malah jadi dramatis 'kan?" katanya.

Penampakan Valak

Mau mendoakan apa mau cari sensasi, udah bener klo mau berdoa ya ga perlu bawa wartawan, lagian tuh warga udah tenang di rusun mau diprovokasi terus