Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

haperuzakAvatar border
TS
haperuzak
Pilgub DKI, Kampanye SARA Tak Lagi Ampuh
Jakarta - Menjelang masa pendaftaran cagub yang akan mengikuti Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, kampanye negatif yang dimaksudkan untuk menjatuhkan dan menolak majunya bakal cagub tertentu mulai mengemuka. Hal ini dianggap wajar dalam kontestasi politik. Namun, disinyalir ada sekelompok masyarakat yang masih berupaya menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) untuk menggalang opini publik, khususnya untuk mengganjal pencalonan bakal cagub petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Akan tetapi, diyakini warga Jakarta sudah sangat rasional dalam menentukan sikap dan pilihan politik dalam pilgub yang akan digelar Februari 2017. Kampanye SARA tidak lagi ampuh digunakan untuk mempengaruhi pilihan masyarakat. Demikian disampaikan kalangan pakar politik dan sosiolog "Kalau soal penolakan, itu normal. Bisa jadi itu konsolidasi kelompok yang selama ini kurang simpatik dengan Ahok," kata Direktur Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas. Menurutnya, fase pertarungan terbuka mendekati dibukanya pendaftaran cagub pada 19 September 2016, baru saja dimulai. "Kalau bulan-bulan lalu kita melihat seperti kontes popularitas, sekarang bukan itu lagi, tapi lebih ke real fight (pertarungan nyata)," ujarnya. Dia menjelaskan, kampanye negatif untuk memengaruhi opini publik mulai mengemuka. "Upaya mendegradasi kualitas personal, upaya deligitimasi kapabilitas calon dengan cara berbeda-beda, itu sesuatu yang wajar terjadi pada fase lebih riil," jelasnya. Namun, dia mengingatkan, isu SARA kemungkinan masih dipercaya dan digunakan segelintir pihak untuk menyerang Ahok. "Orang-orang sudah kumpulkan peluru untuk serang Ahok dari aspek itu (SARA)," tuturnya. Dia menyatakan, melihat kondisi masyarakat Jakarta yang cenderung moderat, isu SARA kurang begitu signifikan. Meski begitu, menurutnya, Ahok dan pendukungnya tidak dapat mengabaikan gencarnya isu SARA. Sebab, jika sentimen SARA terus diangkat, bukan hal mustahil berpengaruh pada masyarakat ekonomi bawah. "Harus ada yang advokasi. Selama ini belum ada, seolah-olah serangan ini ditelan semua oleh Ahok dan pendukungnya,” katanya. Sementara itu, Direktur Pelaksana Manilka Research and Consulting, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, sekitar 70% warga Jakarta tidak peduli latar belakang etnis cagub Jakarta. Namun, hasil berbeda ketika ditanyakan mengenai agama. "Kalau kita tanyakan agama, ada 60% warga yang cenderung memilih cagub beragama Islam. Tapi ini enggak salah, wajar kalau orang muslim berharap pemimpinnya juga muslim" kata Herzaky. Secara khusus, menurutnya, isu SARA tak begitu manjur dijadikan instrumen melawan Ahok. "Kalau Ahok dicecar habis-habisan, dia jadi tertindas. Masyarakat justru jadi antipati terhadap mereka yang menggulirkan isu SARA," ujarnya. Menurutnya, isu kesenjangan sosial dan tudingan ketidakadilan memang menjadi cara lain yang digunakan kelompok anti-Ahok. Isu ini, lanjutnya, lebih efektif memojokkan Ahok dibanding persoalan SARA.

SUMBER


Makin seru aja cuy. Soal siapa pemenang nya cuma Tuhan yang tahu. Rencana Tuhan lebih terbukti di jamin akurat, daripada rencana sekelompok golongan yang jualan SARA. emoticon-Traveller
Diubah oleh haperuzak 04-09-2016 16:20
0
3.9K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.