JK: Target Tax Amnesty Ketinggian, Data Gak Jelas

JUM'AT, 02 SEPTEMBER 2016 | 16:20 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritisi kebijakan tax amnesty yang hingga saat ini belum menunjukkan hasilnya. Menurut dia, target penerimaan dari kebijakan tersebut tergolong berlebihan sehingga pemerintah kesulitan mencapai target.

"Inti program tax amnesty baik, tapi jangan berlebihan lah targetnya," ujar Jusuf Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jumat, 2 September 2016.

Sebagaimana diketahui, kebijakan tax amnesty yang dimulai sejak Juli lalu tersebut memasang target penerimaan sebesar Rp 165 triliun. Namun, hingga saat ini, penerimaan yang diperoleh masih jauh dari harapan, Rp 3,88 triliun. Angka tersebut setara dengan 2,4 persen dari target penerimaan.

Adapun Presiden Joko Widodo selaku inisiator masih merasa target tersebut masih memungkinkan. Dan, ia membela diri dengan mengatakan bahwa data-data para pengusaha besar yang menyimpan dana di luar negeri atau mengemplang pajak sudah ia pegang untuk dijadikan acuan pelaksanaan Tax Amnesty.

Jusuf Kalla melanjutkan bahwa tidak hanya target tax amnesty yang berlebihan, tetapi data-data yang dijadikan acuan itu juga tidak jelas. Oleh karena itu, ia beranggapan bahwa penerapan kebijakan ini keliru. "Yang salah bukan tax amnesty-nya, tetapi penetapan targetnya yang keliru. Ya katakan saja berbeda dari apa yang dihadapi hari ini jika tidak ingin dikatakan keliru," ujar Jusuf Kalla.

Meski begitu, Jusuf Kalla mengatakan bahwa masih ada harapan target penerimaan Rp 165 triliun itu tercapai. Namun, hal itu tergantung pada penerimaan September ini yang diyakini akan siginifikan dibanding bulan-bulan sebelumnya.

"Sebagian besar diprediksi akan masuk pada bulan ini. Kita tunggulah bulan ini," ujar Jusuf Kalla yang juga mengaku bahwa pemerintah sudah meminta Asosian Pengusaha Indonesia membujuk pengusaha besar ikut tax amnesty.

ISTMAN MP.

sumber: https://bisnis.tempo.co/read/news/20...data-gak-jelas
=========================

entahlah data yang dipegang Pak Dhe dari mana sumbernya, bisa 'koppig' begini.
bener kata JK, tunggu saja sampai bulan September, kalo realisasinya cuma mentok di 3% ya mau bagaimana lagi. Koppig tetep aja koppig