JAKARTA (Pos Kota) – Di tengah jeritan histeris warga di RT 09/04 Rawajati yang menolak digusur, markas FBR yang berada di lokasi tersebut tidak tersentuh oleh ratusan aparat gabungan Pemko Jakarta Selatan, Kamis (1/9).

Massa FBR tak mau kalah dengan aparat, mereka berupaya mempersenjatai diri dengan membawa golok. Mereka malah sibuk mengawasi area pembongkaran untuk mengamankan markasnya secara ketat.

Menanggapi hal ini Kepala Kantor Kesbangpol Jaksel, Mohamad Matsani menjamin aparat tidak diskriminatif dalam penertiban pelanggaran Perda No 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum.

“Pengurus FBR minta waktu untuk membongkar sendiri markasnya. Begitu juga dengan satu mushola di lokasi yang sama,” kata Matsani.

Pembongkaran oleh aparat menyisakan luka mendalam bagi 35 anak yatim di Rawajati Barat karena mereka jadi terlantar.

“Kami belum tahu bagaimana selanjutnya nasib anak yatim ini karena belum mendapatkan tempat tinggal pengganti,” kata Uwa, pengasuh di panti asuhan yang berdiri sejak 30 tahun lalu.

Ia sempat dijanjikan Pemkot Jaksel yang sebelumnya akan menyediakan Rusun di Jaksel untuk warga dan pengganti panti.

Sementara itu veteran perang, Ilyas Karim,82, juga menolak tawaran di Rusun Marunda. Ia akan bertahan dan membangun tenda di bekas tanah gusuran itu meski akan kembali diobrak-abrik petugas. (Rachmi)

http://poskotanews.com/2016/09/01/fbr-minta-pembongkaran-markasnya-di-rawajati-ditunda/

Oleh perindo oleh perindo