Ane mencoba melihat dari sudut pandang lain... ini bukan hanya masalah kesehatan,percaya deh sama ane...asap knalpot lebih berbahaya bagi kesehatan tapi mana kebijakan utk menguranginya...gak ada kan bray..

Btw.. jika masalah kesehatan yg di persoalkan,kita semua tahu bagaimana pemerintah kita sedikit "menyepelekan",,, ttg hal satu ini buktinya BPOM masih sering kebobolan dgn beredarnya makanan atau obat2an yg mengandung bahan berbahaya...padahal kita juga tahu kan...bahwa "pemakan" lebih banyak dari "perokok" ...

Oke.... lanjut bray
Jika pemerintah menaikan harga rokok...otomatis pemerintah akan sedikit kehilangan kemandirian dalam politik...
Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) telah berulang kali mencoba mengintervensi pemerintah kita utk tunduk pada aturan2nya

...Direktur Makanan dan Tembakau Kementerian Perindustrian Enny Ratnaningtyas mengatakan jika alasan ratifikasi FCTC hanya mengenai kesehatan, Indonesia sudah terlebih dahulu memiliki aturan serupa, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No.109/2012

"Aturan dalam FCTC juga dikhawatirkan makin ketat dan rawan paksaan inisiator untuk mengikuti kepentingan asing," kata Enny dalam seminar bertema Dampak Aksesi FCTC bagi Industri Hasil Tembakau, Selasa (24/12).

Perlu kita ketahui bray...selain itu menurut
survei Ernt and Young teranyar yang menyebut harga rokok di Indonesia juga sudah tinggi dengan kontribusi cukai sangat besar. Survei digunakan dengan meracik data dari AC Nielsen, Euromonitor, juga laporan keuangan perusahaan terbuka. Hasilnya. survei mencatat, di Indonesia total pajak rokok terhadap harga jual sudah mencapai 53,4%. Sementara Malaysia mencapai 46%, China 44,4%, dan Vietnam 41,6%. Paling tinggi di Thailand 73,1%.

Jika rokok mahal,pemasukan negara akan berkurang karena banyak orang2 yg akan berhenti merokok... kita mau bayar hutang yg warbiyazahhhh banyaknya pakai apa??
Tambahan...naifnya di sini.negara kita pemasukan terbesar masih dari pajak,ironis bukan....
Utk yg ini mari kita mengheningkan cipta sejenak,,negara kita yg terkenal "gemah ripah loh jinawi" tapi pendapatan masih mengandalkan pajak...negara kita kurang bisa memanfaatn SDA yg melimpah ruah

Tembakau... sejak jaman VOC tembakau kita terkenal sebagai salah satu tembakau terbaik dunia,,,
Jika rokok mahal...banyak pabrik rokok tutup,maka pastilah tembakau kita akan menjadi incaran2 asing...

apa jika rokok mahal tembakau akan mahal,lantas petani akan hidup makmur? Ini mustahil bray...sistem ekonomi kita di serahkan pada mekanisme pasar,pemerintah saat ini apatis akan hal2 beginian bray...mereka gak perduli tentang harga suatu produk baik di sektor hulu maupun hilir...

Sebagai contoh ya bray...ane peternak ayam kampung...sampai detik ini gak pernah ada oknum pemerintah yg baik hati datang ke kandang ane dan memberi patokan..berapa harga jual ane,,, intinya mau ane jual berapa saja..terserah ane

Lucunya nanti di sini,kita akan jual tembakau kita ke orang2 nun jauh di sana,nanti di olah,hasil olahanya akan di jual di sini... jadi rokok ala koboi yg segmen pasarnya menengah ke atas... mau harga 100k gak masalah... gak lucu kan bray?? Dan pastinya rokok mereka akan mendominasi di negara kita tercinta ini... rokok kretek sebagai rokok rakyat pasti sudah punah saat itu

Ahhhh...semakin ngenes kita bray.... bayangkan,apa lagi yg bisa kita banggakan jika semua produk import?