Presiden Joko Widodo melihat domba yang akan ikut lomba di kawasan Istana Bogor, Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/8/2016).

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa kali melontarkan kritik terhadap pemerintahan di bawah kepemimpinan Joko Widodo. Pada Sabtu (27/8/2016) lalu, Yudhoyono kembali melempar pendapat mengenai kebijakan kemaritiman ketika Jokowi sedang mengikuti kontes kambing di halaman belakang istana Bogor.

Yudhoyono mengulas kebijakan maritim saat memberikan orasi ilmiah pada Wisuda ke-XV Universitas Al Azhar Indonesia, di Jakarta. Yudhoyono mengatakan setuju dengan visi maritim yang menjadi salah satu program utama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Dikutip Tribunnews, Yudhoyono menilai selama dua tahun pemerintahan berjalan, visi maritim itu baru sebatas retorika. Ia menambahkan kondisi maritim Indonesia tidak akan berubah jika hanya menggaungkan retorika.

"Saya sering mendengar kita ini bangsa maritim. Negara kepulauan wajib hukumnya, harga mati, pembangunan kita berwawasan martitim. Tetapi, yang saya dengar, yang saya ikuti, sebatas retorika," katanya.

Yudhoyono mengatakan, pemerintah saat ini masih lebih fokus pada pembangunan infrastruktur di darat, seperti pembangunan kereta api dan jalan raya. Banyak sektor pembangunan di laut yang belum dikembangkan, seperti minyak dan gas lepas pantai, perikanan, pariwisata, hingga pembangunan masyarakat pesisir.

Bagaimana tanggapan Jokowi terhadap kritikan pendahulunya itu? Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, kritik dari Yudhoyono menjadi obat kuat dan membuat sehat bagi Jokowi.

Dinukil Kompas.com, Senin (29/8/2016), Pramono yakin SBY juga setuju atas pernyataannya tersebut karena saat menjadi presiden juga sering mendapatkan kritik tajam dari berbagai pihak. "Yang sekarang kritik kan dulu pernah dikritik dan tahu bahwa kritik itu obat kuat," ujar Pramono.

Bukan sekali ini saja Yudhoyono melontarkan kritik terhadap pemerintahan. Ketua Umum Partai Demokrat ini menyampaikan kritik dan masukan kepada pemerintahan Jokowi-Kalla pada acara buka bersama Partai Demokrat di Cikeas, Juni lalu. Ada 7 poin kritikan SBY yang disampaikan kepada pemerintahan Jokowi-JK dari mulai permasalahan perekonomian, sosial, keamanan dan pertahanan hingga isu politik.

"Partai Demokrat mencatat sejumlah isu penting yang malam ini akan kami soroti secara jernih, terbuka dan obyektif. Untuk kepentingan semua, kami memberanikan diri untuk menyampaikan kritik, koreksi sekaligus solusi yang kami sarankan," ujar Yudhyono melalui Detikcom.

Kritikan Yudhoyono terhadap Jokowi itu seakan menguatkan anggapan adanya persaingan di antara keduanya. Pada Maret lalu, ranah Twitter pernah disinggahi tagar SBY vs Jokowi.

Ketika itu, Yudhoyono melempar pandangannya mengenai infrastruktur. Jokowi memang mengagendakan kunjungan ke sejumlah proyek infrastruktur seperti Waduk Gondang pada Jumat (11/3/2016) dan Waduk Jatigede, Sumedang Kamis (17/3/2016). Pada Sabtu (19/3/2016), Jokowi meresmikan jalan tol Surabaya-Mojokerto seksi IV.

Usai kunjungan dari Waduk Jatigede, Jokowi secara mendadak berkunjung ke Hambalang pada Jumat (18/3/2016). Di akun Facebook-nya, Jokowi juga menayangkan kunjungannya ke Hambalang. Ia mengunggah sejumlah foto diri yang sedang berjalan di kawasan Hambalang yang penuh alang-alang.

Proyek pembangunan Hambalang mangkrak dan telah menyeret mantan Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin dan mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum. Kisruh proyek Hambalang terjadi di era Presiden Yudhyono.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...at-kuat-jokowi

---