Quote:
TRIBUN-MEDAN.com - Menurut Khairul Ghazali alias Abu Ahmad Yasin mantan mentor jihadis yang pernah berhubungan dengan aktivitas terorisme menyebut masih banyak anak muda dan pelajar jadi sasaran empuk radikalisasi di Sumut.
"Medan dan Sumut masih dalam kantong jihadis, kita masih ingat peristiwa hamparan perak dan CIMB Niaga," ujar Khairul saat dihubungi Tribun-Medan.com via seluler, Minggu (28/8/2016).
Menurutnya sasaran rekrutmen radikalisasi para jihadis kebanyakan dari mereka berusia masih belasan tahun seperti halnya Ivan Armadi Hasugihan (18) yang diduga melakukan aksi terorisme di Gereja Stasi Katolik Santo Yosef Medan.
Dia termasuk jadi sasaran empuk para pelaku terorisme. Lihat videonya di sini:
Katanya, Ivan bisa saja masuk jaringan Abdi alias Sabar yang saat ini masih masuk daftar pencarian orang (DPO) pihak kepolisian dan saat ini masih melakukan rekrutmen.
Dia masuk dalam jaringan terorisme yang masih aktif dan melakukan rekrutmen anak-anak muda, pelajar, sampai mahasiswa di Sumatera Utara.
Mantan terorisme yang kini mengaku sudah tobat dan kesehariannya mengelola pesantren Darusy Syifa, Dusun IV Seimencirin, Kutalimbaru mengatakan dapat dengan mudah menemukan anak-anak muda yang saat ini masuk dalam rekrutmen para jihadis dan sedang dalam proses pencucian otak atau radikalisasi.
Lokasinya tidak jauh dari kota Medan, bahkan ada juga di jantung kota Medan, "lokasinya bahkan ada di jantung kota Medan, tapi saya tidak bisa sebutkan karena mereka hanya melakukan pencucian otak," katanya.
Dia menyebut kalau kegiatan pencucian otak dan menanamkan radikalisme ini bukan merupakan tindakan kriminal murni sehingga sulit untuk ditindak dan diproses hukum.
Katanya tugas pemerintah lah yang dapat membatasi ruang gerak dengan melakukan deradikalisasi supaya mereka tidak menjadi radikal.
"Ideologi radikalisasi ini bisa datang dari mana saja, bisa dari dunia maya, masjid, mushola. Oleh karena itu lah tugas pemerintah yang bisa memutus gerakan radikalisasi ini dengan melakukan bimbingan dan dialog untuk 'dicuci' otak mereka kembali," ujarnya.
Menurutnya untuk memberantas radikalisasi dan ideologi terorisme hanya dengan melakukan dialog supaya tidak radikal. Ini artinya harus benar-benar melakukan perang ideologi.
"Ideologi harus diperangi dengan ideologi. Perang ideologi tidak bisa masuk dengan kekerasan. Kita harus masuk melalui persamaan bukan dari perbedaan," ujarnya.
Katanya, jihad bukan dengan harus turun ke medan perang dan melakukan aksi teror. Jihad membela tanah air membantu dengan prestasi, menjadi olahragawan mengharumkan nama bangsa dan membantu orang tua juga bisa dikatakan berjihad.
liht
"Itu yang harus diajarkan, apa yang dilakukan Ivan itu bukan jihad. Tapi mempermalukan agama Islam yang mempergunakan simbol-simbol agama," ujarnya.
Kemaren malam gw coba cari nama kakak si teroris islam ini di FB " Ivo Andika Hasugian" pas lihat fans pages yang di sukainya, isinya kebanyakan grup simpatisan islam radikal kayak
arrahma.com, felix siaw, Khilafah, Anis Mata, Abu bakar baasyir, Prabowo Subianto
khas panasbung ekstrimis radikal garis keras
Anehnya pas gw cari barusan fbnya udah menghilang yang ada fb istrinya doang, curiganya mungkin si pelaku teradikalisasi oleh si kakanya ini soalnya berita kemaren katanya dia sering ribut sama abangya karena di nasehatin masalah akidah.