Film ini bercerita mengenai Chen Zhen (Bruce Lee), murid terbaik dari Huo Yuanjia seorang kung-fu master pendiri organisasi bela diri Jing Wu yang sekarang ini tersebar hampir di seluruh belahan dunia. Kepahlawanan Chen Zhen dalam membela harga diri negara, guru dan perguruannya telah menjadi inspirasi sepanjang masa. Apalagi karena tokoh Chen Zhen dan Huo Yuanjia serta perguruan Jing Wu, didasarkan oleh sejarah nyata, bukan sekedar dongeng belaka.
Pada tahun 1994, Jet Li kembali mengangkat kepopuleran tokoh Chen Zhen melalui film Fist of Legend

Pada tahun 2010, Donnie Yen membuat film yang merupakan sequel langsung dari kedua film diatas, dengan judul: Legend of The Fist: The Return of Chen Zhen

Film ini merupakan tonggak sejarah penting bagi perfilman bela diri asia. Karena untuk pertama kalinya Hollywood yang terpesona dengan kharisma dan keterampilan bela diri Bruce, bersedia mengangkat film Asia ke layar perak Hollywood. Dimana dengan otomatis Bruce Lee, Bapak dari "Mixed Martial Arts" ini menjadi superstar Asia pertama yang dapat disejajarkan dengan aktor-aktor papan atas di Hollywood pada saat itu. Di Film ini Bruce berperan sebagai Lee, seorang jago kung-fu jebolan Kuil Shaolin yang ditugaskan untuk menangkap seorang penghianat Kuil Shaolin bernama Han yang gemar melakukan pertandingan bela diri pada sebuah pulau terpencil. Lee menyamar sebagai salah seorang kontestan untuk menangkap Han. Film ini juga turut mengangkat nama Bolo Yeung yang saat itu bermain menjadi tokoh antagonis melawan Bruce Lee. Film ini turut diramaikan oleh bintang tenar hollywood pada jaman itu, Jim Kelly dan John Saxon yang berperan sebagai teman seperjuangan Bruce Lee.

Berbeda dengan Bruce Lee yang selalu serius dalam mengalahkan musuh-musuhnya. Jackie Chan yang tampil sebagai tokoh Wong Fei-Hung, tampil kocak dan sering terlihat bermain-main dalam menghadapi lawan. Mengisi kekosongan dunia perfilman kungfu saat itu, Jackie hadir dengan membawa kesegaran yang luar biasa melalui penampilannya yang unik dan inovatif, yaitu berkung-fu gaya mabuk! Kontan saja film ini mengangkat Jackie Chan menjadi superstar Kung-fu. Berkat ketekunan dan konsistensinya, Jackie kini menjadi salah satu superstar Asia yang bisa exist di Hollywood.
Pada Tahun 1994, sequel dari Drunken Master dirilis dengan judul The Legend of Drunken Master, yang dibintangi oleh Jackie Chan sendiri.

Meskipun film ini tidak bisa terbilang film bela diri keras ataupun dipenuhi dengan action yang super seru. Namun film yang condong ke arah romantis ini mengandung banyak filosofi bela diri berharga yang patut untuk ditiru. Khususnya hubungan yang sangat erat dan akrab antara sang "Karate Kid" Daniel Larusso (Ralph Macchio) dengan sang guru Mr. Kesuke Miyagi (Pat Morita). Kontan saja Ralph yang imut dan ganteng menjadi idola para gadis remaja pada saat itu.
Sequel dari film ini berlanjut dengan judul: The Karate Kid IIdan The Karate Kid III yang keduanya tetap dibintangi oleh Ralph dan Pat Morita.

Film ini terinspirasi kisah nyata Frank Dux (Van Damme), seorang ahli bela diri yang memang pernah memenangkan tournament mematikan. Menampilkan perpaduan antara tubuh kekar berotot dengan tendangan tinggi mematikan, pukulan Dim-mak serta split yang terbilang sangat luwes untuk ukuran seorang pria dengan tubuh sebesar itu, Van Damme memukau penonton dan mengukuhkannya menjadi salah seorang bintang film bela diri international. Diramaikan pula oleh Bolo Yeung yang menjadi populer dengan nama Chong Li.
Selanjutnya, dirilis sequel dengan judul Bloodsport 2 (1996) ,Bloodsport 3 (1996), Blood Sport: The Dark Kumite (1999) yang semua tokoh utamanya diperankan dengan baik oleh Daniel Bernhardt sebagai Alex Cardo.