Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

still.joAvatar border
TS
still.jo
Titik Terbawah, Titik Teratas




Titik terbawah dan titik teratas kehidupan. Dimana roda kehidupan berputar memberikan nuansa hidup bagi tiap manusia. Dimana ada suka maupun duka, dimana ada senyum maupun tangis. Entahlah, tapi inilah peliknya sebuah kehdupan.

- - - - -

Judul itu mewakili sepenggal kisah hidup seorang lelaki introvert. Dingin akan bercengkrama lewat kata maupun tindakan. Lelaki berprinsip hidup menyendiri dan mengutuk persetan untuk orang-orang yang beranggapan “Orang kaya raya, hidupnya bahagia”. Namun Tuhan punya rencana lain pada hidupnya, dan disinilah terukir kisah tersebut.

- - - - -



PROLOG

Aku berdiri di jalanan setapak yang tak terlihat ujungnya. Ku tatap heningnya langit malam yang tidak seperti biasanya. Tidak ada gemerlap bintang maupun putihnya bulan yang mengisi hitamnya langit. Kulihat ke sebelah kiriku, tampak sungai yang membisu tenang menambah kesunyian malam itu. Kulihat ke sebelah kananku, Hanya tembok hitam yang tidak mungkin dapat kulihat ada apa dibaliknya.

Kuputuskan untuk memulai langkahku, menyusuri tanah setapak ini dalam diam dan bisu, mengikuti suasana alam malam itu. Tanpa senyum, bahkan tanpa ucapan apa pun. Langkahku mulai berganti lari, semakin lama semakin cepat meninggalkan tempatku berdiri. Entah bagaimana caranya, langkahku tidak lagi menghentakkan tanah. Langkahku terasa ringan dan penglihatanku semakin menembus jarak yang jauh. Langkahku menerjang udara yang tidak menghembuskan anginnya malam itu.

Tak terasa pandanganku mulai terganggu oleh cahaya gemerlap dari balik tembok besar itu. Ku hentakkan lagi langkahku ke udara, makin tinggi badanku melayang mendekati bayang-bayang malam. Terlihat sebuah istana megah dengan cahaya lampu yang memaksa keluar pada tiap-tiap jendelanya. Tak dapat ku perkirakan luasnya istana itu. Semakin tinggi aku melayang, semakin terang pula cahaya dari istana itu memburu penglihatanku. Tak terasa pandanganku mulai dipenuhi cahaya dan sekelilingku mulai hilang satu persatu.

Kamis, 15 April 2008

“KRING KRING”

Gw terbangun dari tidur. Gw matikan alarm di atas meja yang terletak disamping kasur. Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Setelah merapikan tempat tidur, gw mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Berselang beberapa menit, gw keluar dari kamar mandi dan menuju lemari pakaian. Setelah gw memakai seragam putih abu-abu dan menyandang tas, gw turun ke dapur yang berada dilantai bawah.
Gw buka kulkas, dan mengambil satu kotak kopi instan lalu menyenduhnya dengan hangat. Gw duduk di ruang santai dibelakang rumah. Di depanku tampak Pak Salim sedang membersihkan kolam renang. “Pagi bang” sapanya dengan ramah. Gw balas dengan senyum dan menyeruput kopi pagi itu.

Setelah gelas ditangan sudah kosong, gw tinggalkan diatas meja makan dan berlalu ke depan pintu rumah. “Gak sarapan dulu bang? Biar bibi bikinin roti panggang” Ucap Bibi Astri dari arah dapur. Gw menoleh kebelakang dan membalas senyum seraya menggelengkan kepala. Di halaman rumah, dari arah depan garasi Pak Yudi menoleh kearah gw. “Pagi bang! Mau diantar apa naik motor sendiri?” Gw kembali melempar senyum dan menunjuk motor. “Oh motor nya udah saya panasin bang, hati-hati ya di jalan” sahut Pak Yudi seraya mendorong motor keluar gerbang. Setelah memakai sweater hitam dan menggunakan helm fullface hitam, gw pun mengendarai motor itu, meninggalkan rumah, menuju sekolah.

Begitulah keseharian pagi gw dirumah. Rumah yang dihuni mereka bertiga dan gw sendiri. Ayah berada di Kalimantan untuk bisnis perusahaannya, dan Kakak perempuan gw Kartika, juga kuliah di Jerman. Sedangkan Ibu gw, sudah meninggal dua tahun lalu.
Dulu saat ibu masih hidup, sifat gw sangat ceria, penurut, ramah, dan penuh kehangatan keluarga. Namun kini, berbalik arah dan menjadi pribadi yang dingin.

Oh ya, nama gw John, sering dipanggil “Jo” sejak kecil. postur tinggi dibawah 180 cm, kulit kuning langsat, muka sering dibilang ganteng, sama ibu gw dulu hehe. Rambut cukup panjang yang menutupi dahi dan telinga, jarang gw sisir, sering diikat ke belakang. Gw dari kecil udah tinggal di Medan dan sekolah di salah satu SMA negeri di Medan.


- - - - -


Quote:

Diubah oleh still.jo 24-08-2016 17:30
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
4.3K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.