Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

matkopAvatar border
TS
matkop
Muhammad Yamin
Gan ini dapet dari temen ane..
numpang share aja,, maaf juga kalo repost.


March 4, 2007 at 2:42 am (Tokoh Bangsa)

Muhammad Yamin

Lahir di Sawahlunto tanggal 23 Agustus 1903 dan meninggal di Jakarta
tanggal 17 Oktober 1962. Sarjana hukum, sastrawan, tokoh politik, dan
penggali sejarah Indonesia.

Berpendidikan terakhir di Rechtshogeschool, Jakarta, tamat 1932. Giat
dalam pergerakan politik sejak muda, antara lain: ketua Jong Sumatranen
Bond (1926-1928), ketua Indonesia Muda (1928), dan ikut mencetuskan
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta.

Dalam kegiatan kepartaian dia seorang tokoh Partindo (1932-1938),
Gerindo dan kemudian Perpindo, juga anggota Volksraad (Bel. = Dewan
Rakyat Hindia Belanda), 1938-1942). Semasa pendudukan Jepang
(1942-1945) dia anggota Dewan Penasehat Departemen Penerangan dan
organisasi Putera. Pada awal zaman kemerdekaan, dia termasuk golongan
Persatuan Perjuangan di bawah pemimpin Tan Malaka yang beroposisi
terhadap kabinet Syahrir. Ikut memimpin percobaan kudeta yang terkenal
sebagai Peristiwa 3 Juli 1946. Mahkamah Tentara Agung menjatuhkan
hukuman 4 tahun padanya tetapi mendapat grasi 17 Agustus 1948.

Diangkat sebagai penasehat delegasi Indonesia ke Konferensi Meja Bundar
(1949), menteri Kehakiman (1951), menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan (1953-1955), wakil menteri pertama bidang khusus, menteri
penerangan, ketua Dewan Perancang Nasional (Depernas) yang menghasilkan
rencana dan pola Pembangunan Semesta Berencana, menjadi anggota DPR-RIS
yang kemudian menjadi DPR-RI (sejak 1950), anggota DPR-RI dan Badan
Konstituante hasil pemilihan umum 1955, kemudian juga anggota DPR-GR
dan MPRS setelah Dekrti Presiden 1959.

Dia juga diangkat sebagai penasehat Lembaga Pembinaan Hukum Nasional,
anggota Dewan Pertahanan Nasional, anggota Staf Pembantu Panglima Besar
Komando Tertinggi Operasi Ekonomi Seluruh Indonesia, anggota Panitia
Pembina Jiwa Revolusi, ketua Dewan Pengawas LKBN Antara (1961-1962).

Karangannya sangat banyak, tidak sedikit yang mengandung unsur sejarah
dan kenegaraan antara lain: Naskah Persiapan Undang-undang Dasar (1960;
3 jilid), Ketatanegaraan Madjapahit (7 jilid), Sang Merah Putih 6000
Tahun, Tanah Air (kumpulan puisi, 1922), Ken Arok dan Ken Dedes (drama,
1934), Tan Malaka (1945), Sapta Dharma (1950), Proklamasi dan
Konstitusi Republik Indonesia (1951), Kebudayaan Asia-Afrika (1955),
Konstitusi Indonesia dalam Gelanggang Demokrasi (1956). Juga
menerjemahkan karya-karya Rabindranath Tagore dan Shakespeare.

Prasaran dalam kongres pancawarsa pertama Jong Sumatranen Bond (1923)
yang berjudul De maleische taal in het verleden, heden en toekomst
(Bel. = Bahasa Melayu masa lalu, kini dan masa datang) meramalkan
perkembangannya menjadi kebangsaan Indonesia di kemudian hari.

Dia mendapat anugerah Bintang Mahaputera Republik Indonesia. Diangkat
sebagai Pahlawan Nasional. Jenazahnya dimakamkan di sisi ayahnya di
Talawi.

Sumber: Ensiklopedi Indonesia (Ichtiar Baru, Jakarta, 1990)

————————————————–

Media Indonesia Online

PENDIDIKANJumat, 22 Agustus 2003

100 Tahun Mohammad Yamin Pujangga Perumus Dasar Negara

POPULARITAS sosok Mr Mohammad Yamin sering tenggelam dibanding Bung
Karno, Bung Hatta, dan bapak-bapak bangsa Indonesia lainnya.
Catatan-catatan tentangnya hanya terselip di lipatan tebal buku sejarah
yang jarang dibuka. Agaknya, hal ini menggambarkan sifat Yamin yang tak
suka menonjolkan diri dan lebih suka berkiprah di balik layar
pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Dilahirkan di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat, tepat seratus tahun
lalu, 23 Agustus 1903. Yamin melewati pendidikan di tempat yang
berbeda-beda dan juga disiplin ilmu yang berlainan satu sama lainnya.
Setelah menamatkan HIS di Padangpanjang, Yamin masuk sekolah dokter
hewan di Bogor, menyeberang ke AMS di Yogyakarta sampai akhirnya
mendapat gelar meester in de rechten atau sarjana hukum di Recht
Hogeschool, Jakarta.

Karena kehausannya pada beragam ilmu itu, Yamin jadi menguasai banyak
bidang. Sedikit yang tahu, selain ahli hukum tata negara, anak mantri
kopi ini juga seorang pujangga. Sajak-sajaknya terkumpul dalam Tanah
Air (1922) dan Indonesia Tumpah Darahku (1928), juga menulis sejumlah
naskah drama dari tahun 1932 sampai 1951. Yamin dikategorikan sebagai
penyair angkatan pujangga baru.

Tak cukup di situ, penyuka antropologi, penggali bahasa Sanskerta,
Jawa, dan Melayu ini juga menguasai sejarah. Penelitian sejarahnya
tentang Gajah Mada, Diponegoro, Tan Malaka sampai kepada Revolusi
Amerika juga diterbitkan dalam bentuk buku.

Yamin memulai karier politiknya ketika menjadi Ketua Jong Sumatranen
Bond. Pada kongres pemuda pertama tahun 1926, Yamin mencetuskan tentang
pentingnya penggunaan bahasa kesatuan, yang ia prediksikan bakal
berkembang dari bahasa Melayu. Benar saja, pada 28 Oktober 1928, Yamin
ditunjuk merumuskan teks Sumpah Pemuda yang salah satunya merumuskan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Pada masa Indonesia merdeka, kegiatan politiknya pernah diliputi
konflik. Pada awal tahun 1946 ia bergabung dengan PP (Persatuan
Perjuangan) pimpinan Tan Malaka, sebuah organisasi yang menentang
politik diplomasi Kabinet Sjahrir dengan pemerintah Belanda. Selain
itu, juga menuntut pengakuan 100% Belanda atas kemerdekaan Indonesia.

Yamin dinyatakan terlibat dalam usaha merebut kekuasaan yang dikenal
dengan nama ‘Peristiwa 3 Juli 1946' dan dijatuhi hukuman penjara empat
tahun. Pada 17 Agustus 1948 Presiden Soekarno memberikan grasi kepada
para tahanan politik yang terlibat dalam peristiwa itu. Hanya selang
setahun kemudian, ia dipercaya menjadi penasihat delegasi Indonesia
dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).

Yamin tak tercerabut dari kepakarannya di bidang hukum. Ia adalah salah
satu perumus dasar negara selain Soekarno dan Soepomo. Bersama Bung
Hatta, Yamin juga konseptor pasal-pasal yang memuat hak asasi manusia
dalam UUD 1945 pada rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).

”Yamin-lah yang memberi nama Pancasila untuk menyebut dasar negara
kita. Dalam pidatonya, Bung Karno menyebutkan ia menamai Pancasila atas
usul seorang temannya yang ahli bahasa. Hanya Yamin yang ketika itu
menguasai bahasa Sanskerta dan sastra,” kata Syafri Syam, dosen tata
negara Universitas Andalas, yang sering mengikuti kuliah umum dengan
Yamin, pada 1960-an, ketika masih jadi mahasiswa.

Yamin memang sempat menjadi dosen terbang di Universitas Andalas,
Padang. ”Ia adalah pencetus pendirian perguruan tinggi negeri di luar
Jawa ketika menjadi Menteri Pengajaran,” kata Kamardi Rais Datuk P.
Simulie, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM). Karena
itu, menurut Datuk, peringatan Yamin sebenarnya bukan saja kewajiban
pemerintah provinsi (pemprov), melainkan juga Jakarta.

Peringatan seabad M Yamin memang jauh dari kesan marak. Komite Nasional
Pemuda Indonesia (KNPI) Sumbar dan pemprov hanya mengisinya dengan
ziarah ke makam Yamin dan peringatan puncak pada 28 Oktober nanti.

Menurut pengakuan Syafri, ketika ia berziarah ke makam Yamin di
kampungnya, Talawi, Sawahlunto, makam tersebut terlihat kurang terawat.
”Seabad Bung Yamin ini, pemerintah mesti meningkatkan perhatian untuk
perawatan makam dan mengisi buku-buku karya Yamin di pustakanya,”
tambah Syafri Syam. Karena, sampai ia tutup usia pada 17 Oktober 1962,
tak bisa dihitung apa yang sudah diberikan pahlawan nasional itu pada
bangsa ini. (Hendra Makmur/B-2)

——————

100 Tahun Muhammad Yamin
*Bermakam Gonjong Empat, Berdinding Kaca

By padangekspresMinggu, 31-Agustus-2003

Selasa, 26 Agustus 2003, pukul 16.30 WIB, Pasar Nagari Talawi sedang
pekan Ñratusan masyarakat bersolek menyahihkan keduniawianÑ begitu juga
komplek Makam Mester in De Rechten (MR) Muhammad Yamin, yang terletak
tak terlalu jauh dari pusat keramaian.

Laporan Ode Barta AnandaÑTalawi

Sebelumnya memang selalu begitu, setiap menjelang hari kelahiran sang
Pahlawan Nasional (Kamis, 23 Agustus 1903) dan kematiannya (Rabu, 17
Oktober 1962), komplek makam selalu lebih dibersihkan. Apalagi, tahun
ini, ketika 100 tahun kematiannya diperingati di segenap nusantara.

CUMA, waktu komplek makam akan dimasuki, petugas penjaga hampir saja
akan pulang. Ketibaan tiga orang tamu, yang datang dari arah Sitangkai
melalui Attar dan Padanggantiang sebelum sampai ke Talawi (jalur
perjalanan Muhammad Yamin ke Padangpanjang untuk
bersekolah dasar Ñsetelah berpindah-pindah dari Talawi di sekolah
Bumiputera, terus ke Sawahlunto serta SolokÑ sekaligus menjenguk
kampung halaman ibunya, Siti Saadah, jika sesampainya di Padanggantiang
kendaraan dibelokkan ke kiri arah ke Batusangkar), membuat si petugas
membalikkan langkah.

Sedangkan bapak Muhammad Yamin adalah Oesman Bagindo Khatib, Mantri
Kopi (koffiepakhuismeerster) di Talawi. Karena jabatan itu cukup
terhormat dan bergaji besar di zaman Belanda, maka Oesman Bagindo
Khatib mempunyai beberapa orang isteri (halaman 8, buku ÒMengenang
Mahaputra Prof. Mr. H. Muhammad Yamin Pahlawan Nasional RIÓ, rangkuman
Wemar, terbitan KRISTAL MULTIMEDIA, Bukittinggi).

Hingga, menurut buku yang sama (halaman tengah), Muhammad Yamin
bersaudara seayah 15 orang dari lima orang istri sang bapak. Sekaligus
bersaudara seayah dengan Djamaloeddin Adinegoro (dari isteri ayahnya
yang ke tiga, Sadariah, yang berasal dari Talawi).
0
2.7K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.