JIKA ada pembantu paling mujur se Surabaya, mungkin hanya Rapingun, 60. Di samping gaji tetap, masih diberi “bonus” menggauli istri majikannya, Ny. Mulyaningsih, 40. Prabowo, 49, memang lelaki “edi tansil” (ejakulasi dini tanpa hasil), dia selalu KO duluan sehingga dijadikanlah Rapingun sebagai “generasi penerus”.

Jika tidak terpaksa, tak maulah orang jadi pembantu. Sebab selain gajinya kecil, sering jadi korban omelan dan penganiayaan majikan yang kecewa. Kamar tidurnya pun di belakang, dekat dapur. Maka kemudian ada istilah: kamar mandi pembantu, tempat tidur pembantu. Tidak banyaklah majikan yang mau memperlakukan pembantunya sebagaimana manusia biasa.

Tapi Rapingun yang menjadi pembantu keluarga Prabowo-Mulyaningsih, nyata benar nasibnya. Gaji dan fasilitas lainnya sih sama saja. Tapi asal tahu saja, seminggu 2-3 kalia dia mendapar bonus istimewa, yakni diperbolehkan menggauli Ny. Murlyaningsih istri sang majikan. Jadi kerja Rapingun memang jadi ganda. Siang kerja banting tulang, malam “banting-bantingan” dengan Nyonya majikan.

Sudah hampir 20 tahun Prabowo menikah dengan Mulyaningsih, tapi tak didapat keturunan juga. Pernah konsultasi ke dokter, dikatakan normal-normal saja. Burungnya masih bisa bernyanyi tri lili lili…… Cuma ya itu tadi, tak bisa tahan lama, sehingga istri tak pernah bisa dipuaskannya. Ibarat mobil baru dipanasi, ketika digas langsung olienya bocor ke mana-mana, dan asap knalpotnya item pula.

Sebetulnya Prabowo kasihan juga pada istrinya itu. Tapi dia juga sayang untuk melepaskannya, karena selain cantik, Mulyaningsih juga sangat menggamit rasa merangsang pandang. Makin tambah sayang lagi, sang istri ini tak pernah mengeluh meski selalu gagal dipuaskannya.

Sekali waktu dia memergoki. Habis menjalankan “sunah rosul” bersamanya, di kamar mandi dia memergoki Mulyaningsih sedang berhubungan intim dengan Rapingun. Langsung lemeslah Prabowo, karena baru sadar bahwa selama ini istrinya punya PIL yang ternyata pembantu sendiri. Tapi bagaimana Prabowo mau menyalahkan, karena sumber masalah ini semuanya berasal dari dirinya juga.

Hari berikutnya Mulyaningsih dipanggil dan diberi restu untuk melanjutkan kebiasannya bersama Rapingun. Tentu saja sang istri kaget dan berjanji takkan mengulangi lagi. Tapi justru Prabowo mendorong agar program mesum itu di: lanjutkan! Bahkan Rapingun juga dipanggil dan diberi pengarahan, agar baik-baik saja melayani majikan wanitanya. “Kamu di sini saya angkat jadi “generasi penerus” ya….”, kata Prabowo mantap.

Meski malu, tapi Rapingun dalam hati juga sangat kegirangan. Karena Mulyaningsih ini hasratnya sangat tinggi, hampir seminggu 3 kali dia harus melayani majikan wanitanya. Cuma ya itu tadi, sesuai dengan namanya, habis Mulyaningsih tak puas berhubungan dengan suami, Rapingun yang meneruskan, sehingga diberi nama “generasi penerus”.

Tapi lama-lama Mulyaningsih tak tahan juga dalam status seperti ini, sehinga dia berniat minta cerai. Habis itu baru dia akan menikah resmi dengan Rapingun. Kini Prabowo-Mulyaningsih sibuk gugat cerai di Pengadilan Agama Surabaya, sekaligus pembagian harta warisan gono-gini.

Ini gara-gara Prabowo kurang mampu begini…..! (JPNN/Gunarso TS)